Prof Humam Hamid Minta Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah Cabut Kecaman Soal Kasus Jumat Agung UTU

Prof Humam meminta agar Ahmad Basarah segera mencabut dan meminta maaf kepada publik Aceh atas sikapnya yang mengkritik dan seolah memojokkan Aceh.

|
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Diberitakan sebelumnya, tersebar sebuah informasi bahwa rektor UTU memecat dan menganggap murtad empat mahasiswa dari kepengurursan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UTU.

SERAMBINEWS.COM - Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Dr Ir Ahmad Humam Hamid Msc meminta agar wakil ketua MPR, Ahmad Basarah segera mencabut pernyataan kecamannya terhadap rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh Barat, Ishak Hasan soal kasus Jumat Agung UTU.

Diberitakan sebelumnya, tersebar sebuah informasi bahwa rektor UTU memecat dan menganggap murtad empat mahasiswa dari kepengurursan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UTU.

Keempat mahasiswa itu dimakzulkan dari jabatannya dari kepengurusan DPM UNTU lantaran mengunggah flyer ucapan selamat memperingati Jumat Agung di akun resmi Instagram DPM UTU

Dikutip dari salah satu media online nasional, berita kecaman Ahmad Basarah soal rektor UTU itu dipublikasikan pada Senin 17 April.

Ahmad Basarah turut mengecam pimpinan UTU Meulaboh karena menganggap keempat mahasiswa itu telah murtad hanya karena memposting flyer ucapan selamat hari keagamaan tertentu di Instagram.

Padahal yang sebenarnya adalah, pimpinan dan rektor UTU membantah telah memecat dan syahadatkan ulang mahasiswa UTU karena posting Jumat Agung.

Baca juga: Kementerian Luar Negeri RI Gelar Kuliah Umum di UTU Meulaboh

Menurut Prof Humam, pernyataan Ahmad Basarah tentang kasus Jumaat Agung oleh mahaiswa UTU tak patut dan seharusnya tak boleh keluar dari mulut seorang tokoh yang menduduki pimpinan salah satu dari “the hihgest office in the land”.

Prof Humam meminta agar Ahmad Basarah jangan hanya menggunakan atau bermodal sumber berita media sosial saja lalu ia berani mengecam dan memberikan tuduhan kepada Rektor UTU yang sama sekali tidak dilakukan.

"Pentolah PDIP itu dengan hanya menggunakan sumber berita media sosial yang tak jelas telah mengecam Rektor UTU, Dr. Ishak Hasan terhadap tuduhan tindakan yang sama sekali tidak dilakukan, dan tidak terjadi." kata Prof Humam saat dihubungi Serambinews.com, Rabu (19/4/2023).

Padahal menurutnya, sangat mungkin para mahasiswa secara tidak sengaja atau bahkan sama sekali tak tahu arti dan esensi tentang Jumat Agung, yang di dalam kepercayan kristiani dipercaya sebagai hari kematian Isa Al-Masih.

"Publik tahu ada hari libur paskah, namun di Aceh mereka tak tahu apa esensi paskah, apalagi kaitannya dengan Jumat Agung. Oleh karena itu, publik, terutama publik Aceh Barat sangat “shock” ketika ada istilah Jum’at agung," sambungnya.

Prof Humam meminta seharusnya Ahmad Basarah menghargai rektor UTU karena telah berhasil meredam kemarahan publik, terutama Aceh Barat terhadap tindakan keempat mahasiswa tersebut.

Baca juga: Tahun Ini UTU Akan Tampung 2.400 Mahasiswa Baru

Prof Humam bahkan menyebut tindakan keempat mahasiswa tersebut sebagai "anomali" .

"Kenapa disebut anomali? Karena memang dalam sejarah perjalanan kampus diseluruh Aceh jangankan ucapan Jumat Agung kristiani, ucapan selamat Natal dan tahun Baru bila resmi keluar secara formal dari lembaga apapun, konon lagi UTU akan jadi masalah," sambungnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved