Bima Kritik Lampung

Bima: Untuk Nunik dan Arinal Minal Aidin Wal Faizin, Proses KPK Tetap Berjalan

Bima asal Lampung sentil Gubernur Arinal Djunaidi dan wakilnya Chusnunia Chalim atau yang biasa disapa Nunik soal proses di KPK.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Ansari Hasyim
Instagram @awbimax
Bima asal Lampung sentil Gubernur Arinal Djunaidi dan wakilnya Chusnunia Chalim atau yang biasa disapa Nunik soal proses di KPK. 

Diketahui usai mengkritik Lampung beberapa waktu, Bima mengaku mendapat tekanan, mulai dari didatangi polisi, diancam Bupati Lampung Timur hingga dilaporkan ke Polda Lampung.

"Bokap gue diancam loh, masa kayak begini banget sih? Gue cuma mau ngritik doang, loh. Cuma mau ngasih kritikan," tutur Bima Yudho dalam videonya dikutip dari Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).

Merasa dirinya dalam bahaya dan terancam, Bima berencana mengajukan protection visa agar mendapatkan perlindungan dari Australia.

Diketahui Bima sedang menjalankan pendidikan di Australia.

Ia kuliah di Perguruan Tinggi Intelijen Bisnis Australia, jurusan program Diploma Pemasaran Digital, Komunikasi Digital dan Media/Multimedia.

Alasan Kenapa Bima Pakai Kata Dajjal

Cukup cerdas, ternyata ini alasan Bima pakai kata Dajjal saat kritik lambatnya pembangunan di Lampung.

Diketahui TikToker bernama Bima Yudho Saputro asal Lampung yang kini menjalani studi di Australia, viral usai mengkritik provinsinya.

Dalam video bertajuk Alasan Kenapa Lampung Gak Maju-maju itu, Bima sempat menyebut kata Dajjal.

"Gue Bima, gue berasal dari provinsi yang satu ini, Dajjal," ucapnya dalam video yang diunggah di TikTok @awbimaxreborn beberapa waktu lalu.

Saat ditanya kenapa menggunakan kata Dajjal dalam video itu, Bima mengungkapkan sengaja agar pesan yang disampaikan bisa sampai ke para pejabat di Lampung.

"Gue sendiri memang sengaja menggunakan kata Dajjal itu khusus konotasiin untuk provinsi daerah gua di Lampung. Pemerintahannya ya, bukan sukunya," kata Bima dikutip dari kanal YouTube Kumparan, Selasa (18/4/2023).

Menurutnya, bila menggunakan bahasa yang halus, kemungkinan pesan tersebut sampai ke pejabat sangat sulit.

"Kalau misal kata-kata itu tidak digunakan, gua pakai bahasa yang halus, gak akan sampai ke kuping gubernur sama wakil gubernur itu," ungkap Bima.

"Komentar (Instagram) aja dinonaktifkan, apalagi komentar halus, gak bakalan sampai, gak bakalan seviral ini," tambahnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved