Berita Pidie

Bendungan Patah di Titeu tak Ditangani, Kadis PUPR Pidie: Balai Telah Meninjau

"Warga melaporkan kepada petugas Balai saat turun ke lapangan, bahwa bendungan itu dikerjakan LSM, sehingga Balai tidak bisa melanjutkan menanganinya.

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ MUHAMMAD NAZAR
Warga melihat bensungan irigasi di Gampong Mesjid Teumpedeng, Kecamatan Titeu, Pidie, Kamis (11/5/2023), rusak. 

"Warga melaporkan kepada petugas Balai saat turun ke lapangan, bahwa bendungan itu dikerjakan LSM, sehingga Balai tidak bisa melanjutkan menanganinya. Jika tidak dikerjakan LSM, maka Balai akan bisa melanjutkan perbaikan bendungan patah itu," kata dia.

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Petani di Kecamatan Titeu dan Sakti, Pidie Tidak bisa menggarap sawah sekitar 800 hektare lebih, lantaran bendungan irigasi patah akibat banjir.

Bendungan patah itu terletak di Gampong Mesjid Tempeudeng, Kecamatan Titeu.

Petani di dua kecamatan telah dua tahun tidak bisa menggarap sawah.

"Saya bersama anggota DPR-RI, Ruslan M Daud dan petugas Balai telah melihat langsung kondisi bendungan yang patah itu," kata Kepala Dinas PUPR Pidie, Buchari, kepada Serambinews com,  Jumat (12/5/2023).

Menurutnya, hasil peninjauan petugas Balai, ternyata tidak bisa melanjutkan penanganan sarana pertanian rusak tersebut.

"Warga melaporkan kepada petugas Balai saat turun ke lapangan, bahwa bendungan itu dikerjakan LSM, sehingga Balai tidak bisa melanjutkan menanganinya.

Jika tidak dikerjakan LSM, maka Balai akan bisa melanjutkan perbaikan bendungan patah itu," kata dia.

Kata Buchari, dirinya membujuk anggota DPR-RI supaya membawa petugas Balai untuk melihat sarana pertanian yang rusak.

Baca juga: Sudah 2 Tahun Bendungan Irigasi Patah di Titeu Pidie belum Diperbaiki, 800 Ha Sawah tak Bisa Digarap

Sebab, awalnya anggota DPR-RI tidak mau melihat langsung sarana pertanian rusak itu. 

Menurutnya, dari kunjungan anggota DPR-RI, Ruslan bersama Balai, dua titik aliran sungai yang ambruk dampak banjir, kini telah selesai ditanganinya. 

Masing-masing adalah di Kecamatan Kembang Tanjong dan Kecamatan Pidie.

Ia menambahkan, jika memplotkan dalam APBK untuk penanganan bendungan itu tidak cukup anggaran. 

Sebenarnya saranan itu ditangani Balai, karena wewenang Balai. 

"Kalau kawat bronjong, Balai bersedia membantu, tapi untuk batu dan biaya pekerjaan kan tidak ada dana.

Pak Pj Bupati juga minta segera ditangani, tapi terkendala anggaran," ujarnya.

Ia menambahkan, penanganan bendungan irigasi di Titeu, agenda awal direncanakan menggunakan dana BTT di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie, tapi BPBD tidak bersedia menanganinya.

Baca juga: Pembangunan Bendungan Irigasi Aneuk Gajah Rheut Peudada Kebutuhan Mendesak

Sebelumnya Keuchik Pulo Lhoi, Kecamatan Titeu, Samsul Kamal, didampingi warga kepada Serambinews.com, Kamis (11/5/2023), mengatakan, bendungan irigasi  di Gampong Mesjid Teumpedeng patah akibat diterjang banjir dua tahun lalu.

Ia menyebutkan, luas areal persawahan yang tidak bisa disuplai air sekitar 800 hektare lebih, yang menyebar di dua di Kecamatan  yaitu,Titeu dan Sakti. 

Menurutnya, Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto dan Kepala Dinas PUPR Pidie, Buchari, telah meninjau bendungan patah di Gampong Mesjid Teumpedeng.

Selain itu, sebut Samsul, anggota DPR-RI, Ruslan M Daud, bersama petugas Balai telah terjun langsung ke bendungan patah tersebut. 

Tapi sampai kini belum ada tanda-tanda bendungan patah tersebut dibangun baru. (*)

Baca juga: TNI/Polri Siap Kawal Penyelesaian Pembangunan Bendungan Keureto

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved