Breaking News

15 Juta Data Nasabah BSI Dicuri LockBit, Pakar Siber Minta Perbankan Lainnya Lakukan Mitigasi

Teguh Aprianto meminta kepada perbankan untuk melakukan mintigasi dan pengendalian kerusakan (demage control) terhadap sistem mereka.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
KOLASE SERAMBINEWS.COM/IST
Pakar sekaligus Konsultan Keamanan Siber Indonesia, Teguh Aprianto angkat bicara terkait serangan Geng ransomware LockBit pada sistem Bank Syariah Indonesia (BSI) 

Geng ransomware LockBit mengaku kelompoknya yang bertanggung jawab atas gangguan layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) sejak Senin (8/5/2023).

Pengakuan itu disampaikan Geng ransomware LockBit dalam pernyataan mereka yang diupload pada Jumat (12/5/2023) pukul 21:09 UTC.

Pernyataan Geng ransomware LockBit itu kemudian diberitahukan oleh akun Twitter Fusion Intelligence Center (@DarkTracer) pada Sabtu (13/5/2023) pagi.

Baca juga: Ransomware LockBit Sebut BSI Tidak Transparan: Mereka Berani Berbohong dengan Alasan Maintenance

“Geng ransomware LockBit mengaku bertanggung jawab atas gangguan semua layanan di Bank Syariah Indonesia, menyatakan bahwa itu adalah akibat dari serangan mereka,” tulisnya.

Akibat dari serangan itu, geng ransomware LockBit berhasil mencuri 15 juta data nasabah hingga informasi karyawan.

“Mereka juga mengumumkan telah mencuri 15 juta catatan pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 terabyte data internal,”katanya.

Geng ransomware LockBit menegaskan, saat ini negosiasi dengan pihak bank sedang berlangsung dan jika gagal mereka akan merilis semua data di dark web atau situs gelap.

Mereka memberi waktu selama 72 jam untuk melakukan negosiasi.

“Mereka selanjutnya mengancam akan merilis semua data di web gelap jika negosiasi gagal,” pungkasnya.

Akun Twitter Fusion Intelligence Center juga mengunggah sebuah foto tangkap layar yang membuat pernyataan lengkap Geng ransomware LockBit dalam Bahasa Inggirs.

Serambinews.com kemudian menerjemahkan Bahasa tersebut ke dalam Bahasa Indonesia, yang artinya sebagai berikut:

Pada 8 Mei (2023), kami menyerang Bank Syariah Indonesia, menghentikan sepenuhnya semua layanannya.

Manajemen bank tidak dapat memikirkan hal yang lebih baik selain dengan berani berbohong kepada pelanggan dan mitra mereka, melaporkan semacam "pekerjaan teknis" yang sedang dilakukan di bank.

Kami juga ingin memberi tahu Anda bahwa selain kelumpuhan bank, kami mencuri sekitar 1,5 terabyte data pribadi.

Data yang dicuri meliputi:

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved