Info Singkil
Batu Lanting, Kisah Kapal Pecah di Batas Samudera Hindia dari Kepulauan Banyak Aceh Singkil
Umpamnya Batu Lanting, sebuah batu karang kokoh di dekat Ujung Silinger Kampung Haloban Lama yang telah ditinggal penduduk di Kecamatan Pulau Banyak B
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
Umpamanya Batu Lanting, sebuah batu karang kokoh di dekat Ujung Silinger Kampung Haloban Lama yang telah ditinggal penduduk di Kecamatan Pulau Banyak Barat (PBB), Acxeh Singkil ini.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Gugusan pulau-pulu di Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, tak hanya eksotik memanjakan mata.
Di balik itu ada kisah menarik yang diceritakan secara turun temurun.
Umpamanya Batu Lanting, sebuah batu karang kokoh di dekat Ujung Silinger Kampung Haloban Lama yang telah ditinggal penduduk di Kecamatan Pulau Banyak Barat (PBB), Acxeh Singkil ini.
Sesuai namanya, Batu Lanting, merupakan bahasa lokal yang artinya batu terlempar.
Alkisah dahulu kala ada kapal besar sedang berlayar melewati perairan di sekitar Ujung Batu, yang kini masuk dalam wilayah Kecamatan Pulau Banyak.
Tiba-tiba ombak besar menerjang. Daerah itu memang terkenal berombak besar lantaran menghadap langsung ke laut lepas.
Walau berombak, namun terkenal banyak ikannya, sebab terdapat karang-karang besar di dasar laut dengan kedalaman 30 sampai 120 meter.
Baca juga: VIDEO - Pencarian Remaja Tenggelam Saat Mandi Laut di Pantai Desa Mutiara Simeulue
Akibat terjangan ombak kapal pecah.
Dahsyatnya terjangan ombak potongan bagian depan kapal terlempar ke arah Kecamatan Pulau Banyak Barat, yang bertetanggan dengan Kecamatan Pulau Banyak.
Potongan bagian depan kapal itu, menjadi batu karang yang disebut Batu Lanting.
Batu Lanting sudah ditumbuhi pohon-pohon. Letaknya sekilas terpisah dari pulau lain di batas Samudera Hindia.
Namun, setelah ditelisik lebih dekat masih menyatu dengan Ujung Silinger.
Sebagian batu masuk ke laut. Sebagian lain menyembul di atas permukaan laut dengan lebar sekira lapangan bola voli.
Ketika air laut surut, Batu Lanting terlihat lebih tinggi.
Baca juga: Niat Jumpa Ulama Yaman di Malaysia, 3 Da’i Cilik Aceh Ditahan di KLIA, Datuk Mansyur Turun Tangan
Keberadaan Batu Lanting jarang terlihat sebab bukan di daerah lintasan Singkil - Pulau Banyak Barat.
Batu Lanting baru terlihat jika berlayar menuju Ujung Silinger.
Sedangkan pecahan bagian belakang kapal tetap berada di sekitar Ujung Batu, Desa Teluk Nibung.
Potongan bagian ekor kapal ini disebut-sebut Batu Mandulang atau badulang karena bentuknya seperti dulang ada kamar-kamarnya.
Legenda tersebut menjadi kuat, sebab bentuk kamar-kamar batu karang bentuknya mirip kamar kapal.
Batu Badulang di kawasan Ujung Batu, sempat menjadi destinasi wisata favorit di Kepulauan Banyak.
Baca juga: VIDEO Pasutri di Madiun Diduga Selundupkan Sabu ke Lapas, Sabu Diselipkan ke Dalam Alquran
Destinasi wisata itu menjadi tempat swafoto favorit para pelancong. Dengan dinding batu karang serta air laut biru tosca sebagai latar belakang.
Dari Desa Teluk Nibung, bisa dijangkau dengan jalan kaki melewati pinggir pantai serta jalan setapak hutan muda.
Di perjalanan dinding batu karang beraneka bentuk serta akar pohon pandan berusia puluhan tahun menjadi pemandangan memikat.
Sampai di tujuan cucur keringat segera sirna tertiup angin laut plus hawa sejuk dari asrinya pepohonan. (*)
Hingga November, Pemkab Aceh Singkil Terbitkan Ribuan Izin Usaha, Naik 48,6 Persen dari Tahun Lalu |
![]() |
---|
Sejarah Bahasa Singkil & Sebaran Penuturnya |
![]() |
---|
Catat! Ini Jadwal Pendaftaran PPPK Non-Database di Aceh Singkil |
![]() |
---|
Puluhan Sekolah di Aceh Singkil Gelar Pameran Seni Kreatif |
![]() |
---|
Bripda Jilal Terima Pin Emas Kapolri, Kapolres Aceh Singkil: Prestasi Ini Jadi Motivasi Anggota Lain |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.