Kajian Islam

Hukum Driver Ojek Online Membonceng Perempuan Bukan Mahram, Bolehkah?

Bagaimana hukum driver ojek online membonceng perempuan yang bukan mahram?

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
Tribun Jateng
Ilustrasi Ojek Online - Hukum Driver Ojek Online Membonceng Perempuan Bukan Mahram, Bolehkah? 

Hukum Driver Ojek Online Membonceng Perempuan Bukan Mahram, Bolehkah?

SERAMBINEWS.COM - Bagaimana hukum driver ojek online membonceng perempuan yang bukan mahram?

Membonceng perempuan naik sepeda motor tentu saja hukumnya diperbolehkan apabila dilakukan oleh suami-istri atau oleh mahramnya.

Namun biasanya hal ini juga kerap dilakukan oleh lelaki dan perempuan yang bukan mahram, terlebih jika yang membawa motor berprofesi sebagai tukang ojek atau ojek online.

Lantas, bagaimanakah hukum ojek online membonceng perempuan bukan mahram?

Apalagi saat ini ojek online sudah menjadi profesi sebagian masyarakat Indonesia. Lebih jauh lagi, banyak tukang ojek yang yang membonceng penumpang yang bukan mahram dirinya.

Dilansir dari laman Bima Islam Kemenag, pada dasarnya, dalam Islam seorang muslim dituntut untuk menjaga diri dari perbuatan yang mendekatkan diri pada zina.

Baca juga: Penjelasan Buya Yahya Hukum Patungan Kurban Idul Adha, Sah dan Tidak Sah?

Pun, dilarang berkhalwat berduaan yang berpotensi timbulnya syahwat dengan lawan jenis yang bukan mahram.

Akan tetapi ada berbagai kondisi dimana memandang perempuan yang bukan mahram hukumnya diperbolehkan. Dan salah satunya adalah ketika bermuamalah.

Saat bermuamalah (melakukan jual-beli, bekerja dan bergaul] maka diperkenankan memandang atau berbencongan perempuan non-mahram yang menjadi lawan muamalahnya, termasuk dalam hal ini seorang driver gojek membonceng penumpangnya. Hal ini sebagaimana keterangan dalam Kitab al-Taqrib [31] karya Abu Syuja’ berikut ini:

والسادس النظر للشهادة أو للمعاملة فيجوز إلى الوجه خاصة

“Yang ke enam adalah memandang perempuan non-mahram dalam rangka kesaksian dan muamalah. Maka pada kondisi itu, diperbolehkan (bagi laki-laki) memandang wajah perempuan non-mahram.”

Selanjutnya, sejatinya interaksi antara perempuan dan lelaki yang bukan mahram dalam Islam diperbolehkan apabila interaksi tersebut bukan khalwat atau tidak berpotensi timbulnya fitnah.

Baca juga: Hukum Patungan Kurban Idul Adha, Perhatikan! Ada yang Sah dan Tidak Sah, Simak Penjelasan Buya Yahya

Simak penjelasan itu dalam kitab Al-Majmu’ Syarah al Muhadzab, jilid IV, halaman 350:

اخْتِلَاطَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ إذَا لَمْ يَكُنْ خَلْوَةً لَيْسَ بِحَرَامٍ

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved