Berita Banda Aceh

Pekan Kebudayaan Aceh VIII Diundur, Ini Alasan dan Jadwalnya

Penundaan itu diputuskan dalam rapat gabungan Panitia PKA VIII dengan pihak seketaris daerah dari 23 kabupaten/kota se-Aceh di Gedung Serbaguna Kantor

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
Ist
Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal, S.STP, M.Si 

Pertimbangan lainnya, kata Almuniza, PKA kali ini harus juga disesuaikan dengan jadwal/kesempatan kedatangan Presiden RI ke Aceh pada November 2023, mengingat PKA ini rencananya akan dibuka oleh Presiden Jokowi.

"Jadi, kita ambil saja hikmahnya. Dengan penundaan pelaksanaan PKA 8 dari yang dijadwalkan semula 19-27 Agustus 2023 bergeser ke 4-11 November 2023, semoga pelaksanaan PKA 8 akan lebih matang persiapannya, lebih profesional, dan tercover semua event dan kegiatan sebagaimana yang menjadi harapan semua rakyat Aceh," kata Almuniza.

Penundaan jadwal PKA itu diharapkan Almuniza hendaknya bisa pula dimanfaatkan oleh seluruh pemkab dan pemko se-Aceh untuk menata masing-masing anjungannya di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh supaya lebih bagus lagi.

"Ayo semua kita bekerja lebih serius lagi untuk menyukseskan agenda empat tahunan ini agar lebih bermakna dan berdaya guna bagi masa depan kebudayaan Aceh," kata Almuniza.

PKA kali ini diperkirakan akan dikunjungi oleh lebih dari 2 juta orang dan dilaksanakan terpencar di sejumlah tempat. Meliputi Taman Ratu Safiatuddin dan Lapangan Tugu Darussalam, Lapangan Blangpadang, dan Taman Meuraxa, Banda Aceh.

Tema PKA tahun ini terkait seputar Jalur Rempah Aceh, yakni Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia.

Baca juga: Lewati Duel Sengit Hingga Adu Penalti, Kuta Blang Hentikan Lamreueng dan Lolos ke Final

Puluhan cabang akan diperlombakan selama PKA VIII ini, di antaranya lomba pawai budaya, lomba anjungan (stan), lomba peuayon aneuk (mengayun anak), lomba boh gaca (memakaikan inai), lomba cipta dan baca puisi, serta sandiwara rakyat.

Juga ikut diperlombakan cabang kayoh jalo (dayung sampan), geulayang tunang (lomba layang-layang), gaseng (gasing), geunteut (engklek), dan patok lele.

Untuk semua cabang yang dilombakan, kata Almuniza, panitia menyediakan hadiah berupa piagam, plakat, dan uang tunai. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved