Pengangguran Usia 20-an di Korea Melonjak, Pilih Rebahan daripada Cari Kerja

Pengangguran kaum muda usia 20-an di Korea Selatan dilaporkan melonjak, mereka lebih memilih "rebahan" atau istirahat daripada mencari pekerjaan.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Taufik Hidayat
Pixabay/Yimnao
ILUSTRASI - Pengangguran kaum muda usia 20-an di Korea Selatan dilaporkan melonjak, mereka lebih memilih "rebahan" atau istirahat daripada mencari pekerjaan. 

SERAMBINEWS.COM - Pengangguran kaum muda usia 20-an di Korea Selatan dilaporkan melonjak, mereka lebih memilih "rebahan" atau istirahat daripada mencari pekerjaan.

Dilansir Serambinews.com dari Korea Herald, Senin (19/6/2023), menurut Data Statistik Korea hingga Minggu kemarin, jumlah orang yang bekerja di usia 20-an pada Mei mencapai 3,83 juta.

Angka tersebut menurun 63.000 secara tahun ke tahun (YoY) dan terjadi penurunan selama tujuh bulan berturut-turut sejak November lalu.

Jumlah orang yang menganggur juga menurun sebanyak 67.000 dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 241.000.

Ketika ditanya tentang partisipasi mereka dalam kegiatan ekonomi bulan lalu, 357.000 pengangguran muda berusia 20-an memilih beristirahat tanpa aktif mencari pekerjaan atau mempersiapkan diri untuk bekerja.

Baca juga: Wanita Korea Selatan Sering Jadi Korban Penipuan Asmara, Begini Fakta dan Datanya

Baca juga: Sedih! Mama Muda Meninggal Sambil Peluk Bayinya, Dibunuh Suami karena Motif Ini

Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan sebanyak 36.000 orang dengan pola pikir yang sama dibandingkan tahun sebelumnya.

Alasan yang paling sering dikemukakan selama menunggu pencarian pekerjaan adalah tidak tersedianya lowongan yang menawarkan upah dan kondisi kerja yang diinginkan.

Kelompok usia 20-an adalah satu-satunya kelompok usia yang terjadi peningkatan secara signifikan sebagai individu yang memilih menganggur dan tidak mau mencari pekerjaan.

 

 

Sebanyak 997.000 orang yang berusia 20-an memilih menganggur karena alasan diterima di lembaga pendidikan formal atau universitas.

Sementara sebanyak 357.000 memilih menganggur hanya untuk "rebahan" atau beristirahat tanpa mengerjakan kegiatan ekonomi apapun.

Selanjutnya sebanyak 331.000 anak muda mengatakan kalau mereka sedang mencari pekerjaan.

Dan sebanyak 113.000 mengatakan sedang mengambil kursus untuk peningkatan soft skill dalam rangka mencari pekerjaan.

Baca juga: Kisah Pilu Tukang Bubur Ditipu Eks Kapolsek Rp 310 Juta: Masa Depan Anak Saya Gimana?

Analisis Layanan Informasi Statistik Korea menunjukkan jumlah orang berusia 20-an mencapai 6,155 juta jiwa pada bulan lalu.

Hal itu menunjukkan, jumlah anak muda usia 20-an turun 196.000 dari 6,351 juta pada bulan yang sama tahun sebelumnya.

Populasi berusia 20-an telah turun dari tahun ke tahun setiap bulan sejak Juli 2021 lalu.

Berita Lainnya: Wanita Korea Selatan Sering Jadi Korban Penipuan Asmara

Sebuah studi menyebutkan kalau ternyata wanita di Korea Selatan sering jadi korban penipuan asmara, begini fakta dan datanya.

Baca juga: Baca Ini Amalan 10 Hari Pertama Dzulhijjah, Ustazah Halimah Alaydrus : Waktu Dimuliakan Allah

Dilansir Serambinews.com dari Korea Herald, Selasa (30/5/2023) bahwa sebagian besar dari mereka yang menjadi korban penipuan berkedok asmara berusia milenial ke bawah.

Hal itu terungkap berdasarkan studi yang dilakukan Korea University, sebuah kampus berbasis di Seoul.

Analisis laporan kejahatan yang diajukan peneliti ke Badan Kepolisian Nasional terhitung antara Januari dan Juni 2022 lalu.

Hasilnya menunjukkan 71,4 persen korban dari total 280 kejahatan yang dikategorikan sebagai penipuan berkedok asmara dan dialami perempuan.

Hal itu menurut studi “Current status of romance scams and countermeasures” oleh peneliti dari The University’s School of Cybersecurity.

Berdasarkan usia sebanyak 52,1 persen korban berusia 20-an dan 35,4 persen berusia 30-an.

"Mereka yang berusia 30-an atau lebih muda, generasi yang terbiasa dengan kehidupan online, relatif lebih terbiasa bersosialisasi secara online, dan lebih rentan menjadi target penipuan asmara," tulis para peneliti.

Baca juga: Termasuk 1 Dzulhijjah, Ini Hari-Hari yang Paling Afdhal Berpuasa di Bulan Dzulhijjah Menurut UAS

Sebanyak 55,4 persen atau lebih dari setengah kasus penipuan itu berupa pertukaran mata uang asing.

Kemudian diikuti oleh pembayaran melalui penyelidikan proxy dan mata uang kripto, masing-masing sebesar 37,1 persen dan 7,5 persen.

Selanjutnya para scammer paling sering menghubungi korbannya melalui Instagram, 27,7 persen, diikuti oleh aplikasi kencan Wippy dan Tinder masing-masing 14 persen dan 7 persen.

Jumlah akumulasi kerugian dari penipuan asmara pada paruh pertama tahun 2022 sebesar 3,77 miliar won atau setara Rp 42,8 miliar.

Angka tersebut lebih besar dibanding jumlah sepanjang tahun 2021 sebesar 2,07 miliar won atau setara Rp 23,5 miliar berdasarkan data dari Badan Intelijen Nasional.

Peneliti mencatat, hukum Korea Selatan belum memiliki klausul yang dapat membantu mencegah kejahatan tersebut.

Kebanyakan modus penipuan asmara ini dengan menjaring korban dan menyuruh melakukan pembayaran melalui kredit di situs web palsu yang dibuat oleh penjahat.

Hal itu membuat pihak berwenang kesulitan melakukan penangguhan pembayaran yang sudah dilakukan para korban sebagaimana UU Khusus tentang Pencegahan Kerugian.

Sebab penipuan finansial dilakukan berbasis telekomunikasi dan Refund for Loss.

"Untuk meminimalkan kerusakan dari penipuan asmara, metode kejahatan baru dan petunjuk terkait harus diteruskan ke otoritas investigasi untuk menyiapkan tindakan yang tepat," kata para peneliti menekankan perlunya studi lebih lanjut terkait penipuan asmara.

"Berbagi dan memproses informasi yang dikumpulkan dari para korban adalah kunci untuk mengurangi kejahatan semacam itu," sambungnya.

Penipuan asmara seringkali melibatkan identitas penipuan yang dibuat dengan gambar curian, hal ini telah meningkat di seluruh dunia.

Laporan Komisi Perdagangan Federal AS pada Oktober menunjukkan, kerusakan akibat penipuan asmara di AS mencapai rekor $547 juta, enam kali lebih besar dibanding 2017 lalu.

Sementara Kedutaan Besar Korea Selatan di Meksiko pada pekan lalu mengeluarkan peringatan tentang kejahatan yang baru-baru ini menyebar yang mengorbankan wanita Korea.

Para penjahat menggunakan identitas pria Korea dan seolah-olah punya pekerjaan bergaji tinggi untuk menipu atau melakukan kejahatan keuangan.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved