Selamat dari Tragedi Titanic, Masabumi Hosono Malah Dihujat oleh Publik Jepang, Ini Sosoknya
Masabumi Hosono, adalah seorang abdi negara Jepang yang menjadi penumpang Jepang satu-satunya yang naik kapal Titanic pada tahun 1912.
"Dalam pikiran sedih yang dalam bahwa saya tidak akan bisa melihat lagi istri dan anak-anak saya yang saya cintai, karena tidak ada pilihan bagi saya selain berbagi nasib yang sama dengan Titanic", tulisnya.
Ketika jumlah perahu penyelamat yang tersisa berkurang dengan cepat, "Saya mencoba untuk mempersiapkan diri untuk saat terakhir tanpa gelisah, membuat pikiran saya tidak meninggalkan sesuatu yang memalukan sebagai warga Jepang. Tetapi saya masih bisa mencari dan menunggu kesempatan untuk bertahan hidup," tulisnya.
Ketika kapal itu mulai tenggelam lebih cepat, Hosono melihat dua perahu penyelamat terakhir (perahu nomor 13 dan 15) sedang diturunkan dari dek.
Ia melompat ke dek bawah dan berhasil masuk ke perahu nomor 10 dengan cara mendorong seorang wanita Amerika ke dalam perahu tersebut terlebih dahulu.
Kemudian berbaring di dasar perahu untuk menghindari pandangan orang lain.
Setelah kapal itu tenggelam, ia mendengar jeritan dan tangisan orang-orang yang tenggelam di air.
Ia menulis: "Setelah kapal itu tenggelam, jeritan dan tangisan orang-orang yang tenggelam di air kembali lagi dengan mengerikan. Suara-suara itu menghilang secara bertahap, dan akhirnya terdengar hanya suara ombak yang menakutkan."
Hosono selamat dari tragedi itu dan tiba di New York pada tanggal 18 April 1912. Ia kemudian kembali ke Jepang dengan menaiki kapal lain.
Namun, ia tidak disambut dengan baik di tanah airnya. Ia malah mendapat kritik dan celaan dari media, masyarakat, dan pemerintah karena dianggap telah bertindak tidak terhormat dan tidak patriotis dengan menyelamatkan dirinya sendiri sementara banyak orang lain meninggal.
Ia bahkan diberhentikan dari pekerjaannya di Kementerian Perhubungan karena alasan tersebut.
Hosono merasa sangat tertekan dan tertindas oleh perlakuan yang ia terima.
Ia menulis: "Saya sangat malu atas perlakuan yang saya terima sebagai seorang penumpang yang selamat. Saya merasa seolah-olah saya telah melakukan kejahatan yang tak termaafkan."
Hosonojuga mengatakan bahwa ia lebih memilih mati daripada hidup dalam keadaan seperti itu.
Namun, ia akhirnya mendapatkan pekerjaannya kembali setelah beberapa waktu dan melanjutkan karirnya sebagai abdi negara.
Ia juga menjadi diplomat dan bekerja di beberapa negara, termasuk China, Prancis, dan Inggris.
CEO Tribun Network Dahlan Dahi Raih MAW Talk Awards 2025 Kategori Tokoh Media Berpengaruh |
![]() |
---|
Kemenhut RI Verifikasi Tiga Usulan HKm Kelompok Tani Hutan Abdya |
![]() |
---|
Ramai Penolakan, Kehadiran PT Abdya Mineral Prima Dinilai akan Rusak Destinasi Wisata Ceuraceu |
![]() |
---|
Kasus ASN di Pidie Diduga Predator Anak di Bawah Umur, Polisi Periksa Lima Saksi |
![]() |
---|
Gaji Anggota DPR RI 30 Kali Lipat Dibanding Buruh, Said Iqbal Saat Demo: Sakit Rasanya Hati Rakyat! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.