Rumoh Geudong
Jeritan dan Lepotan Darah di Rumoh Geudong, Tempat Bersejarah yang Diratakan Sebelum Jokowi Datang
Jeritan dan lepotan darah di Rumoh Geudong, tempat bersejarah yang diratakan sebelum Jokowi datang pada Selasa (27/6/2023) nanti.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Jeritan dan lepotan darah di Rumoh Geudong, tempat bersejarah yang diratakan sebelum Jokowi datang pada Selasa (27/6/2023) nanti, akan diulas kembali sebagai berikut.
Sabtu, 22 Agustus 1998 silam. Ribuan warga meluapkan amarah tepat 30 menit setelah Tim Komnas HAM yang diketuai Prof Baharuddin Lopa SH meninggalkan Rumoh Geudong.
Kala itu Tim Komnas HAM sempat menemukan serpihan tulang jari kaki, tangan, rambut, dan rantai dalam agenda mencari bukti pelanggaran HAM berat di sana.
Namun, tak ditemukan satu pun kerangka manusia.
Diketahui kamp penyiksaan itu merupakan tempat para Kopassus melakukan penyekapan, pemerkosaan hingga pembunuhan.
Baca juga: Mengenang Peristiwa Rumoh Geudong yang Mengiris Hati, Kini Diratakan Jelang Kedatangan Jokowi
Baca juga: Ini Fakta Menarik dan Bersejarah Tentang Rumoh Geudong yang Akan Dikunjungi Jokowi
Tepatnya pada pukul 15.30 WIB, massa kala itu berbondong-bondong datang membakar Rumoh Geudong yang terletak di Kawasan Gampong Bilie Aron, Kecamatan Glumpang Tiga, Pidie, Aceh.
Hal ini sebagai puncak luapan amarah warga karena sejak 1990, tempat itu dijadikan markas militer, sekaligus tempat sejumlah orang Aceh diduga dianiaya dan dibunuh.
Sebagian pria dewasa berupaya menggali beberapa tempat dalam pekarangan tersebut yang mereka curigai sebagai tempat penimbunan mayat.
"Kami menduga ada mayat yang ditanam di sini. Ataupun setelah ditanam, buru-buru mereka angkat karena tim pencari fakta akan datang memeriksa," ujar Said Abubakar (37) yang bersama warga setempat dikutip dari arsip Serambi Indonesia terbitan Sabtu (22/8/1998).
"Terbukti, ada bekas lubang yang kelihatan tanahnya baru diuruk," tambahnya.
Warga setempat berharap tim pencari fakta bentukan Pemda Aceh kala itu segera menggali total pekarangan tersebut karena diduga masih ada kerangka atau tulang belulang manusia yang tersisa di sana.
Sebagian warga malah menemukan banyak bercak darah di sebuah pohon kelapa, juga bekas lepotan darah di kertas koran yang didapat di bagian belakang Rumoh Geudong.
Melihat dari bercaknya yang masih sangat jelas dan tercium amisnya, warga menduga penyiksaan di tempat itu belum lama ini masih terjadi.
Baca juga: Jokowi, Kesaksian dan Harapan Penyintas Kamp Penyiksaan Rumoh Geudong, Digantung hingga Disetrum
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.