Kisah Inspiratif

Kisah Inspiratif Si Komo, Anak Nelayan Kuala Idi, Putus Sekolah, Kini Jadi Pengusaha Rempeyek

Jimmy alias Komo berbagi cerita tentang bagaimana ia terpaksa putus sekolah hingga kini menjadi pengusaha UMKM

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Kolase Serambinews.com
Jimmy alias Komo pengusaha rempeyek Alsyarsa berbagi cerita dan trik sukses dalam menjalani kehidupan. 

SERAMBINEWS.COM – Jimmy, begitulah namanya.

Tapi orang-orang sering memanggilnya Si Komo.

Katanya itu nama sandi, yang sudah sangat melekat dengan dirinya sejak dulu.

“Itu nama sandi,” kata Jimmy sambil tertawa lebar.

“Nama itu (Komo) tidak dapat dielak lagi. Ke mana pun saya pergi, ke seluruh Aceh di wilayah pesisir, saya dipanggil dengan nama sandi itu. Di Lampulo sampai sekarang panggilannya tetap si Komo,” lanjut Jimmy kembali tertawa lebar.

Kami bertemu di kantin R Kopi di dalam komplek Kantor Harian Serambi Indonesia, di Meunasah Manyang Pagar Air, Aceh Besar, Selasa (27/6/2023) malam.

Jimmy alias Komo sedang mengambil hasil penjualan rempeyek miliknya yang dititip di kantin itu.

Malam itu, Jimmy tampak sangat bahagia.

Dari 100 rempeyek kacang yang dia titip untuk dijual di kantin itu, hanya tersisa dua.

Dia pun memberikan kedua rempeyek yang tersisa ini kepada saya.

“Makan saja, ini gratis. Sudah tutup buku,” kata Komo, kembali tertawa lebar.

Dia merasa girang ketika saya mengajaknya untuk ngevlog alias membuat sebuah video ala blogger.

“Nanti saya bagikan di Tiktok atau di Youtube Serambinews.com ya,” kata saya.

Si Komo pun tampak semakin bersemangat dan bersiap mengambil tempat duduk, tepat di samping saya.

Sepanjang percakapan, Komo kerap tertawa lebar, termasuk saat bercerita tentang bagaimana ketika ia terpaksa putus sekolah hingga kini menjadi pengusaha UMKM.

Baca juga: Kisah Inspiratif, Buya Yahya Sebut Ada Tukang Becak Berkurban Kambing Tiap Tahun: Rahasianya di Sini

Baca juga: Kisah Inspiratif, Rhislin Anak Pedalaman Aceh Timur Lulus Program PDVL ke Inggris

Anak Nelayan Miskin di Kuala Idi

Jimmy alias Komo lahir di Idi Rayeuk, Aceh Timur, tanggal 8 Oktober 1983.

Ia merupakan anak nelayan di Kuala Idi.

Sekolahnya hanya sampai kelas 2 SD alias sekolah dasar.

“Saya sekolah tidak tinggi. Pendidikan terakhir hanya sampai kelas 2 SD. Karena faktor ekonomi dan konflik (harus putus sekolah),” kata Komo, tetap dengan wajah ceria.

“Apa kuncinya sehingga bisa sukses sampai jadi pengusaha?” saya bertanya penasaran.

Pertama, kata Komo, karena sudah kehendak Allah Sang Maha Pencipta dan Pemberi Rezeki.

Kedua, kunci kehidupan adalah kejujuran, keyakinan dalam berusaha atau berikhtiar.

“Saya tetap yakin dan memegang teguh prinsip itu. Masak orang lain bisa, saya tidak bisa. Jika orang lain bisa (sukses) saya pun pasti bisa,” ujarnya.

Baca juga: Kisah Inspiratif! Mahasiswi Anak Petani Ini Sukses Bangun Kerajaan Bisnis di Tengah Pandemi

Bergabung dengan LABNA dan YARA

Berbekal prinsip yang kuat itu, Jimmy memperluas pergaulannya.

Pada usia remaja dia mulai merantau ke Banda Aceh.

Awalnya, dia menjadi nelayan di kawasan Lampulo, Banda Aceh.

Karena hanya itu keahlian yang dia miliki.

Namun, di ibukota Provinsi Aceh ini, Jimmy mulai memperluas pergaulannya.

Pada usia 24 tahun atau pada tahun 2007, Jimmy mulai aktif terlibat di LABNA (Lembaga Advokasi Buruh dan Nelayan Aceh), sebuah organisasi yang didirikan oleh Safaruddin SH dan kawan-kawan, untuk tujuan mengadvokasi kehidupan para buruh dan nelayan di Aceh.

Di lembaga ini, Jimmy menjadi relawan untuk membantu mengadvokasi kepentingan para buruh dan nelayan, terutama yang mengalami kendala dalam pelayanan kesehatan.

Kegigihannya dalam bekerja sebagai relawan dan juga statusnya sebagai nelayan aktif, menjadi modal besar bagi Jimmy untuk mencapai pergaulan yang lebih luas.

Jimmy kembali diajak bergabung ketika Safaruddin SH mendirikan lembaga baru bernama Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA).

“Di LABNA dan YARA itu berisi orang-orang bergelar S-1 dan S-2 serta para pakar-pakar politik. Saya titelnya es kosong, tapi tetap tidak kalah dengan mereka,” ujar Jimmy kembali tertawa lebar.

Baca juga: Kisah Inspiratif Tgk Ridwan di Tamiang, Tiap Hari Keliling Kampung Kutip Tabungan Warga untuk Kurban

Bertemu Jodoh di Rumah Sakit

Bulan 11 tahun 2011, menjadi awal dari perubahan hidup Jimmy.

Pada bulan dan tahun inilah Jimmy menikahi Nurjannah, gadis asal Gampong Reuleh, Kemukiman Pagar Air, Aceh Besar.

Mereka berkenalan di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh.

Saat itu, Nurjannah bersama keluarga sedang menjaga adiknya yang dirawat di sana, sementara Jimmy sedang menjalankan tugas bersama-sama relawan YARA untuk mengadvokasi salah satu pasien yang dirawat di RS itu.

Pertemuan tak sengaja itu berjalan baik hingga mengantarkan mereka ke kursi pelaminan.

“Setelah menikah, saya dan istri sepakat untuk bekerja sama untuk fokus mengelola rempeyek Alsyarsa ini,” kata Jimmy.

Saat ini mereka telah dikaruniai 3 buah hati, yakni Syakira Almakkia, Muhammad Sulthan Al-Makki, dan Muhammad Rais Al-Makki.

“Yang sulung saat ini sudah kelas 5 MIN 27 Aceh Besar. Alhamdulillah, semua anak-anak saya harus berpendidikan tinggi, jangan seperti ayahnya yang hanya es kosong,” ujar Jimmy, kembali dengan tertawa lebar.

Selain usaha rempeyek Alsyarsa, Jimmy juga masih menjadi pemasok ikan segar untuk beberapa lembaga dan yayasan pendidikan yang berada di Kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar.

“Tapi hari ini, saya lebih fokus kepada usaha rempeyek Alsyarsa ini. Karena Alhamdulilah rezeki di sini lumayan baik dan nyaris tanpa beban di kepala,” ungkap Jimmy.

Ia pun menggunakan kesempatan vlog kami untuk sedikit berpromosi, bahwa rempeyek Alsyarsa ini bisa diperoleh di berbagai swalayan di Banda Aceh, warung bakso, cafe-cafe, dan warung-warung kopi.

“Bagi yang ingin memesan langsung bisa menghubungi nomor Hp 085277966773 atau melalui instagram @rempeyek_alsyarsa.

Tak terasa sudah hampir 10 menit kami mengobrol.

Terdengar suara anak-anak Jimmy yang menunggu di dalam mobil mengajak ayahnya pulang.

Di seberang jalan, terlihat istri dan anak-anak Jimmy menunggu di dalam mobil Daihatsu Xenia tahun 2023.

“Itu mobil operasional untuk mendukung bisnis dan antar-antar barang rempeyek Alsyarsa,” kata Jimmy sembari berpamit melanjutkan perjalanannya.(*)

Tonton video kisah Si Komo di SINI

Update berita Aceh di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved