Breaking News

Luar Negeri

Usai Kapal Selam Amerika Serikat Tiba di Korea Selatan, Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Balistik

Militer AS pun tampaknya juga mengetahui peluncuran rudal tersebut dan sedang berkonsultasi secara dekat dengan sekutu dan mitranya.

Editor: Faisal Zamzami
Anthony WALLACE / AFP
Ilustrasi. Korea Utara dikabarkan telah menembakkan dua rudal balistik ke arah timur pada Rabu (19/7/2023) pagi, hanya beberapa jam setelah kapal selam Amerika Serikat (AS) tiba di pelabuhan Korea Selatan. 

Peluncuran rudal balistik ini terjadi ketika KTT NATO sedang berlangsung.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida akan bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di sela-sela KTT NATO.

Militer Korea Selatan mengatakan bahwa itu adalah rudal jarak jauh.

Rudal itu terbang selama 74 menit ke ketinggian 6.000 km dan jangkauan 1.000 km, lapor TV Asahi, mengutip seorang pejabat pertahanan Jepang.

 
Peluncuran itu adalah yang pertama dilakukan Korea Utara sejak 15 Juni, ketika mengirim dua rudal balistik ke ZEE Jepang di perairan Prefektur Ishikawa.

Dikutip dari Japan Times, peluncuran ini semakin meningkatkan ketegangan setelah peluncuran satelit yang gagal pada akhir Mei.

Korut telah berjanji untuk melakukan peluncuran satelit kedua secepat mungkin.

Juru bicara pemerintah Jepang mengutuk peluncuran tersebut, menambahkan bahwa langkah Kementerian Pertahanan untuk menembak jatuh setiap rudal atau puing-puing yang mengancam wilayah Jepang belum diaktifkan.

Langkah itu diberlakukan setelah percobaan peluncuran satelit.

"Korea Utara telah secara konsisten menunjukkan bahwa mereka bekerja untuk memperkuat kemampuan nuklir dan misilnya, dan kami percaya bahwa mereka dapat terus meluncurkan berbagai jenis misil, melakukan uji coba nuklir, dan terlibat dalam provokasi lain di masa mendatang," kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno.

Baca juga: Korea Utara Luncurkan Rudal Antar Benua Berbahan Bakar Padat, Hwasong-18 Lebih Cepat Serang Musuh

Bentuk Protes Korut

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyetujui persiapan akhir peluncuran satelit pengintai militer. (The New Daily)
Peluncuran pada hari Rabu ini, datang beberapa hari setelah retorika panas dari Pyongyang yang memperingatkan AS untuk menghentikan patroli udaranya dan proposal kapal selam nuklir untuk mengunjungi perairan Korea.

Pada hari Senin, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo-jong, menuduh pesawat pengintai AS melanggar wilayah udara Korea Utara.

Dia mengatakan jika penerbangan seperti itu dilanjutkan, akan ada konsekuensi yang "mengejutkan".

Dikutip dari BBC, pakar Korea Utara di Universitas Ewha Seoul, Prof Leif-Eric Easley mengatakan, retorika semacam ini masuk ke dalam pola Pyongyang.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved