Dampak PPDB 2023, Kepala Sekolah SD di Ponorogo Menangis, Tak Ada Murid yang Daftar di Sekolahnya

Evif menangis sambil terus ditenangkan oleh pengawas sekolah untuk kembali berbesar hati.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/Muhlis Al Alawi
Meski sendirian masuk kelas 1 SDN 1 Setono, Kecamatan Jenengan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur tak membuat Ira (7) ciut nyali. Mengenakan baju terusan warna atas merah bawah biru muda, diantar kakeknya, Ira percaya diri masuk ke dalam kelas,Senin (17/7/2023) pagi. 

SERAMBINEWS.COM - Evif Darmawati, Kepala Sekolah Dasar Negeri 3 Babadan, Ponorogo, Jawa Timur, menangis sedih karena tidak ada murid yang mendaftar disekolah yang dipimpinnya.

Evif menangis sambil terus ditenangkan oleh pengawas sekolah untuk kembali berbesar hati.

Pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2023 ini, SD Negeri Babadan, Ponorogo tidak ada yang mendaftar, meskipun sekolah tersebut tergolong sekolah yang berprestasi. 

Namun hal tersebut tidak membuat keadaan lebih baik.

"Peminat kita sedikit, terus area kita juga terbatas. Satu jalan ini saja ada dua sekolah, kemudian penduduknya juga sedikit," ujar Evif dikutip dari KompasTV, Kamis (19/7/2023).

Dia juga mengungkap, sebenarnya sudah memprediksi akan terjadinya kondisi seperti ini.

"Kita sudah menghitung jumlah TK-nya hanya satu, dan hanya dibagi ke dua lembaga," ujarnya.

Akibatnya, kini ruang kelas 1 harus dikosongkan dan dijadikan perpusatakaan. Sementara proses belajar mengajar kelas 2 hingga 6 masih berjalan normal.

"Kita juga tidak kurang-kurang dalam berusaha, sekuat tenaga sesuai dengan kemampuan kita," tuturnya.

Baca juga: PPDB 2023 Ditutup, Ada SD Negeri di Solo hanya Dapat 1 Murid Baru, Kepsek Bingung Atur Dana BOS

5 SDN di Ponorogo tak dapat murid baru

Sebanyak lima Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur tidak mendapatkan murid pada masa PPDB ajaran 2023.

 
Persoalan itu terjadi lantaran adanya kompetisi ketat antarlembaga pendidikan di Ponorogo.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo Nurhadi Hanuri menyatakan, lima SDN yang tidak mendapatkan satu pun siswa baru yakni SDN Jalen (Balong), SDN 2 Munggu (Bungkal), SDN 3 Babadan (Banadan).

Kemudian SDN 1 Duri (Slahung) dan SDN 2 Tegalombo (Kauman). Kendati demikian, ia tidak mempersoalkan lantaran ketatnya persaingan lembaga pendidikan di Kabupaten Ponorogo.

"Tidak dapat siswa itu tidak apa-apa karena memang ada kompetisi di setiap lembaga itu. Sehingga masing-masing lembaga berkompetisi agar tingkat kepercayaan masyarakat itu ada,” kata Nurhadi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved