Berita Aceh Besar
Angka Stunting di Aceh Besar Turun Signifikan Menjadi 13,4 Persen
Hasilnya, berdasarkan data dari E-PPGBM pada akhir Bulan Juni tahun 2023 angka stunting di Kabupaten Aceh Besar terjadi penurunan yang signifikan...
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Nurul Hayati
Hasilnya, berdasarkan data dari E-PPGBM pada akhir Bulan Juni tahun 2023 angka stunting di Kabupaten Aceh Besar terjadi penurunan yang signifikan menjadi 13,4 persen.
Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPP dan PA) Kabupaten Aceh Besar, Drs Fadhlan mengatakan, prevalensi stunting di Aceh Besar menurun signifikan.
Pihaknya telah menetapkan Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) di seluruh gampong di Aceh Besar, sebagai garda terdepan penurunan angka stunting.
"TPK terdiri dari tiga orang masing-masing mewakili unsur Kader KB, Kader PKK dan Bidan Desa. Tim ini melakukan pendampingan kelompok sasaran yang berisiko stunting yang terdiri dari pasangan calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca salin dan balita supaya memiliki pemahaman terhadap stunting dan melakukan pencegahan,” katanya, Jumat (21/7/2023).
Ia juga mengatakan, jika OPD KB juga melaksanakan pendampingan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di 34 gampong di Aceh Besar.
Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui kerja sama dengan berbagai pihak seperti TP PKK, Persatuan Ahli Gizi (Persagi), rumah gizi gampong (RGG) dan pihak swasta lainnya.
Ia juga mengapresiasi semua pihak yang bekerja sama untuk mewujudkan percepatan penurunan stunting melalui kegiatan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) yang telah menyerahkan telur kepada keluarga yang memiliki anak stunting untuk dikonsumsi setiap hari satu telur selama tiga bulan.
Baca juga: Jarak Kelahiran Anak Terlalu Dekat Bisa Bikin Angka Stunting Tinggi, Ini Penjelasan Kepala BKKBN
“Mudah-mudahan dengan dukungan dari berbagai pihak, akan mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Aceh Besar pada masa yang akan datang," terang Fadhlan.
Berdasarkan data dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) pada akhir Bulan Juni 2023, angka stunting di Kabupaten Aceh Besar mengalami penurunan yang di signifikan.
Hal tu sesuai dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menyebutkan, angka stunting di Aceh Besar pada tahun 2022 masih pada angka 27,0 persen.
Seperti diketahui, memasuki tahun 2023 Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dengan arahan Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto SSTP MM terus melakukan berbagai upaya dan melakukan penguatan kolaborasi dan sinergi dengan stakeholders.
Hal itu dalam melakukan percepatan pencegahan stunting.
Hasilnya, berdasarkan data dari E-PPGBM pada akhir Bulan Juni tahun 2023 angka stunting di Kabupaten Aceh Besar terjadi penurunan yang signifikan menjadi 13,4 persen.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Aceh Besar, Juni Asma SKM SST mengatakan, pihak Dinkes Aceh Besar terus melakukan berbagai upaya dalam hal penurunan stunting dengan mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Baca juga: Angka stunting di Aceh Utara di Atas Rata-rata Nasional, Pj Bupati Mahyuzar Ajak ASN Fokus 4 Poin
Ia menyebutkan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam waktu lama, serta terjadinya infeksi berulang.
"Faktor penyebab hal itu diantaranya dipengaruhi oleh pola asupan makanan yang tidak memadai, terutama dalam 1.000 HPK. Anak yang tergolong stunting adalah apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional yang berlaku," tuturnya
Pasalnya, stunting juga mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal.
Hal ini beresiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa nanti.
Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit.
Anak stunting beresiko lebih tinggi menderita penyakit kronis saat masa dewasa.
Baca juga: Agar Mudah Diterima, Dinkes Aceh Sosialisasi Pencegahan Stunting Melalui Kegiatan Seni Tradisional
"Oleh karena itu, penurunan stunting memerlukan intervensi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung," ujarnya.
Lebih lanjut Juni mengungkapkan, Dinas Kesehatan juga melakukan Intervensi spesifik yang merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting terhadap balita.
"Karena, kegiatan tersebut dapat diketahui jumlah sasarannya, apalagi saat ini jumlah sasaran 33423 balita, yang terindikasi stunting berjumlah 4.486 balita (13,4 persen)," paparnya.
Karena, yang menjadi subjek dalam penguatan perilaku untuk penanganan stunting adalah remaja putri, remaja pria, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu melahirkan.
"Bicara stunting bukan soal pandangan kita pada balita saja. Subjek kita juga remaja putri dan putra, calon pengantin, ibu hamil, ibu melahirkan. Kita harus menyeret fokus program pada kelompok-kelompok yang ada ini," terangnya.
Ia menambahkan, untuk pencegahan stunting sejak dini, pihak Dinas Kesehatan Aceh Besar juga telah melakukan Intervensi pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk remaja dan ibu hamil.
Mengingat manfaatnya sangat penting bagi tubuh, utamanya untuk mencegah anemia.
"Supaya remaja putri sebelum hamil jangan anemia. Apabila seorang remaja putri menderita anemia dan kemudian hamil, maka akan berpotensi melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah,” pungkasnya.(*)
Baca juga: Dinkes Aceh Sosialisasi Pencegahan Stunting Melalui Kegiatan Seni Tradisional
Kakankemenag Minta ASN Aceh Besar Tulus Layani Masyarakat, Jujur dan Tanggungjawab |
![]() |
---|
Perkuat Sistem Informasi Gampong, 111 Mahasiswa FISIP UIN KPM Tematik |
![]() |
---|
Urus SKCK, Calon PPPK Paruh Waktu Padati Polres Aceh Besar, Segini Tarifnya |
![]() |
---|
Daris Rhadhibillah, Siswa SMA Mosa Aceh Wakili Indonesia ke Belgia, Program Bina Antarbudaya |
![]() |
---|
Yayasan Wakaf Haroen Aly Gelar Daurah Penguatan Bahasa Arab Guru DQA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.