Kesehatan
Awalnya Sering Makan Nasi Panas dan Minuman Kemasan, Sarah Divonis Diabetes Gula 700 Mg/dl
Sarah bercerita semuanya diawali dengan kebiasaan buruknya, yang gemar memakan nasi yang masih panas, sejak kecil.
Sarah bercerita semuanya diawali dengan kebiasaan buruknya, yang gemar memakan nasi yang masih panas, sejak kecil.
SERAMBINEWS.COM - Cerita disajikan ini menjadi pengetahuan bagi siapa saja untuk menjaga kesehatan.
Hal ini berawal karena kebiasaan rutin yang memperburuk kondisi di akhir.
Kisah pilu dialami oleh seorang wanita asal Bandung, Jawa Barat bernama Sarah (22), usai dirinya divonis dokter, mengidap diabetes saat menginjak usia 19 tahun.
Bukan tanpa sebab, Sarah bercerita semuanya diawali dengan kebiasaan buruknya, yang gemar memakan nasi yang masih panas, sejak kecil.
Kebiasaan itu pun terbawa hingga dia dewasa.
Bahkan bukan hanya nasi putih panas, dia mengaku kerap kali mengkonsumsi minuman kemasan dengan kadar gula yang tinggi.
Tak hanya sekali, minuman kemasan itu dikonsumsi Sarah, hingga tiga sampai empat kali dalam sehari.
"Kebiasan dari kecil itu seneng makan nasi putih panas, itu pas SD, seneng makan nasi panas pakai garam, selain makanan, ada juga kebiasaan minuman, setiap hari minum air kemasan, kaya kopikap, teh pucuk, atau semacamnya, tiga sampai empat botol perharinya," ucap dia kepada wartakotalive.com, Kamis (20/7/2023).
Setelahnya, Sarah mengatakan merasa ada yang tidak beres dalam tubuhnya.
Selama di sekolah, dia mengaku sering merasa lemas, hingga tak kuat menahan kantuk.
Puncaknya kata Sarah, dirinya sempat mengalami pingsan, ketika sedang beraktivitas.
Sarah, yang waktu itu belum menyadari jika gula darahnya tinggi, masih tetap mengkonsumsi minuman kemasan.
Terlebih lagi, dirinya yang saat itu duduk di bangku SMK, jarang berolahraga, dan hanya menghadap komputer setiap harinya.
"Gejalanya yang dirasakan itu awal-awal masuk SMK, yang dialami saat itu, kalau jalan jauh itu badan ga keringetan sama sekali, kedua nya gampang haus," ujar Sarah.
Tak tahan dengan semua gejala yang dialaminya, Sarah pun mulai memberanikan diri memeriksa keadaannya ke rumah sakit.
Dengan kantuk dan lemas yang terus menghantui, dia tetap berupaya menjawab semua pertanyaan dari dokter.
"Sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit, dan mulai diambil darahnya, sambil nunggu hasil lab darah, itu posisinya mata enggak bisa dibuka, karena bener-bener ngantuk dan lemas," ucapnya.
Setelah menunggu hasil lab, selama kurang lebih 15 menit, pihak dokter kemudian memberi informasi terkait sakit yang tengah dialami Sarah.
Dokter pun membeberkan jika Sarah mengalami lonjakan gula darah hingga 700 miligram/desiliter.
Yang mana, kadar gula darah normal berada di kisaran angka 70 sampai 130 miligram/desiliter.
Mendengar hal itu, Sarah dan ibunya diam seketika, merasa jika semua yang telah dialaminya hanyalah mimpi belaka.
Namun apa daya, nasi telah menjadi bubur, Sarah pun hanya bisa tegar dengan penyakit diabetes nya.
"Saya juga yang denger waktu itu bener-bener enggak nyangka aja, apalagi dokter bilang kalau kadar gula darah sampai 700 mg/dl ini dialami orang tua, mungkin sudah meninggal," kata dia.
Usai divonis dokter, mengidap diabetes, Sarah mengaku hanya bisa terus berjuang melawan penyakitnya.
Semua makanan dan minuman pun diatur selama kurang lebih delapan bulan lamanya.
Bahkan, dia juga mengaku tak pernah jauh dari alat medis yang bernama insulin. Baik setelah makan, maupun beraktivitas, mau tak mau di harus menyuntikan insulin ke tubuhnya.
Perasaan malu hingga minder juga kerap Sarah rasakan, terlebih ketika dia tengah makan di tempat umum, maka dia harus menjauh dari banyak orang, hanya untuk menyuntikan insulin ke tubuhnya.
"Sekarang masih, tapi tergantung makanan yang dikonsumsi, sekarang paling sekali sampai dua kali suntik insulin, itu juga tergantung aktivitas yang dilakuin sehari-hari, dan tergantung makanan apa yang dikonsumsi," ujarnya.
Namun terlepas dengan itu semua, Sarah mengaku masih bersyukur, karena semua biaya pengobatanya ditanggung BPJS Kesehatan.
Meskipun begitu, Sarah tetap harus mengeluarkan biaya untuk membeli jarum suntik, alkohol, hingga kapas.
"Pakai BPJS, soalnya harga satu insulin itu lumayan ya, Rp 600 ribuan, alhamdulillah enggak sampai jual barang-barang, dan lain-lain ya, cuma tetep ngeluarin biaya buat jarum insulin nya, beli alhokol, dan kapas aja," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Kebanyakan Makan Nasi Panas dan Minuman Kemasan, Sarah Divonis Diabetes Gula 700 Mg/dl,
| 4 Pola Hidup Sehat Wajib Dijaga Pria agar Tak Cepat Andropause, dr Boyke: Indikatornya Perut Buncit |
|
|---|
| Fakta Buah Jeruk Bagus Dikonsumsi Setiap Hari, Dapat Melindungi dari Penyakit Jantung |
|
|---|
| Daftar Camilan Kaya Nutrisi untuk Jantung Sehat, Jaga Jantung Anda dari Sekarang |
|
|---|
| Cara Atur Pola Makan untuk Penderita Diabetes untuk Cegah Komplikasi, Penting Memperhatikan Hal Ini |
|
|---|
| Selama Ini Dibuang, Ternuata Biji Semangka Bermanfaat untuk Kesehatan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.