Kesehatan

Haid Mendadak Hilang Sejak Usia 42 Tahun, Dr Boyke Ungkap Penyebab yang Jarang Disadari Wanita

“Mens yang sakit sekali seperti itu seringkali karena endometriosis. Itu bisa menyerang wanita usia subur,” jelasnya.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nur Nihayati
YouTube Kacamata dr Boyke
Dr Boyke memberi penjelasan mengenai penyebab haid hilang sejak usia 42 yang dialami seorang wanita di Tanjung Priok. 

SERAMBINEWS.COM - Seorang perempuan berusia 46 tahun asal Tanjung Priok mengungkapkan keluhan yang membuatnya bingung. Ia sudah empat tahun tidak mengalami menstruasi sejak berhenti haid mendadak di usia 42.

Padahal sebelumnya, siklus menstruasinya memang tidak teratur, tetapi masih muncul walau jarang.

Dalam sebuah sesi konsultasi, ia menceritakan bahwa sejak remaja menstruasinya selalu disertai nyeri hebat hingga ke ubun-ubun, sering kali membuatnya harus mengonsumsi obat pereda nyeri dua tablet sekaligus pada hari pertama dan kedua.

Ia juga memiliki riwayat dua kali keguguran, meski lima persalinan lainnya berjalan normal.

Keluhan ini membuatnya bertanya-tanya, apakah normal haid berhenti lebih cepat dari usia rata-rata menopause?

Diduga Mengalami Menopause Dini

Menanggapi hal tersebut, Dr Boyke menjelaskan bahwa kondisi perempuan tersebut mengarah pada menopause dini, mengingat rata-rata wanita Indonesia baru mengalami menopause pada usia sekitar 50 tahun.

Baca juga: Fenomena Ani-Ani dan Sugar Daddy: dr Boyke Ungkap 5 Alasan Kenapa Pria Paruh Baya Justru Makin Ganas

“Kalau sudah berhenti haid dari usia 42, itu sudah termasuk menopause dini,” jelasnya dikutip dari YouTube Sonora FM, Selasa (18/11/2025).

Ia menambahkan, sebenarnya menopause bisa ditunda bila gejalanya mulai muncul terlalu cepat.

“Sebenarnya bisa kita bantu dengan terapi hormon, supaya tidak terjadi menopause terlalu awal,” katanya.

Namun, terapi ini idealnya diberikan sebelum menstruasi benar-benar berhenti total dalam waktu yang lama.

Nyeri Haid Parah Bisa Mengarah ke Endometriosis

Dr Boyke juga menyoroti riwayat nyeri menstruasi hebat sejak usia muda.

Menurutnya, gejala tersebut sering kali berkaitan dengan endometriosis, yaitu kondisi ketika jaringan mirip endometrium tumbuh di luar rahim sehingga memicu nyeri ekstrem dan gangguan siklus haid.

Baca juga: 7 Kebiasaan yang Bikin Testosteron Anjlok Lebih Cepat, dr Boyke: Nomor 3 Sering Dianggap Sepele Pria

“Mens yang sakit sekali seperti itu seringkali karena endometriosis. Itu bisa menyerang wanita usia subur,” jelasnya.

Perlu Pemeriksaan Lanjutan: Pap Smear dan USG

Ia menyarankan agar perempuan tersebut tetap menjalani pemeriksaan penunjang seperti pap smear untuk memastikan kesehatan serviks serta melakukan USG bila diperlukan untuk memeriksa kondisi rahim dan indung telur.

Untuk membantu keluhan yang muncul pada masa menopause, Dr Boyke menyebutkan beberapa langkah:

  • Terapi hormon (bila diperlukan)
    Diberikan untuk membantu mengurangi gejala pascamenopause seperti hot flashes, insomnia, dan perubahan mood.
  • Suplemen fitoestrogen
    Termasuk herbal seperti Pueraria mirifica dan Centella asiatica yang membantu menstabilkan hormon. Suplemen seperti menohop juga mengandung fitoestrogen.
  • Pola makan sehat seperti Mengonsumsi nasi merah dan banyak makan produk kedelai: tahu, tempe, kecap, susu kedelai
  • Olahraga teratur
    Cukup 20–30 menit per hari untuk menjaga berat badan dan kesehatan hormon.

Menopause Dini Perlu Diwaspadai

Dr Boyke menegaskan, menopause yang datang terlalu cepat tidak boleh dianggap remeh karena dapat meningkatkan risiko beberapa kondisi seperti osteoporosis, perubahan mood, hingga gangguan metabolik.

“Yang terpenting adalah menjaga pola hidup dan melakukan pemeriksaan rutin agar gejala menopause tidak mengganggu aktivitas sehari-hari,” ujarnya.

(Serambinews.com/firdha)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved