Breaking News

Luar Negeri

Sosok Mohamed Bazoum Presiden Niger yang Hadapi Pemberontakan Militer, Digulingkan dari Jabatannya

Mohamed Bazoum, orang nomor satu di negara yang terletak di benua Afrika tersebut dikudeta oleh Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres.

Editor: Faisal Zamzami
Issouf SANOGO / AFP
(FILES) Presiden Niger Mohamed Bazoum menghadiri pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres (tidak terlihat) di istana kepresidenan di Niamey pada 2 Mei 2022. Akses ke kediaman dan kantor Presiden Niger Mohamed Bazoum diblokir pada 26 Juli 2023 oleh anggota elit Pengawal Presiden, kata sumber yang dekat dengan Bazoum, meski alasannya tidak jelas. 

SERAMBINEWS.COM - Sosok Mohamed Bazoum Presiden Niger yang harus menghadapi kenyataan pahit ketika berkuasa.

Mohamed Bazoum, orang nomor satu di negara yang terletak di benua Afrika tersebut dikudeta oleh Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres.

Mohamed Bazoum harus mendapatkan kudeta dari Paspampres yang seharusnya menjadi penjaga bagi dirinya.

Mohamed Bazoum dilantik menjadi Presiden Niger pada 2 April 2021.

Bazoum lahir pada 1 Januari 1960 di Bilabrine, Cercle N'guigme di Niger.

Keluarganya adalah anggota minoritas Arab Diffa.

Semasa sekolah, ia mengenyam pendidikan di sekolah lokal.

Bazoum kemudian mendalam ilmu filsafat di Universitas Cheikh Diop di Dakar, Senegal.

Setelah mendapatkan gelarnya, ia kembali ke Niger dan mengajar di sekolah, lapor Blackpast.

Baca juga: Mohamed Bazoum PM Niger Dikudeta Militer, Yakin Diplomasi Bisa Pulihkan Kekuasaannya

Karir politik Mohamed Bazoum

Bazoum terlibat dalam gerakan serikat buruh dan politik di Niger.

Ia dan Mahamadou Issoufou mendirikan Partai Nigeria untuk Demokrasi dan Sosialisme pada 1990-an.

Pada tahun 1993 Bazoum terpilih menjadi anggota Majelis Nasional.

Di Majelis Nasional Niger, ia menduduki kursi seorang Menteri Luar Negeri pada tahun 1995.

Lalu, pada tahun 2011, Bazoum sukses menggiring Issoufou merebut kursi kepresidenan.

Antara 2011-2015 ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Kerjasama, Integrasi Afrika, dan Nigeriens Abroad.

Bazoum menjabat sebagai Menteri Negara Dalam Negeri, Keamanan Publik, Desentralisasi, dan Urusan Adat dan Agama dari 2016 hingga 2020, selama masa jabatan kedua Issoufou.

Pada tahun 2020 Bazoum mengundurkan diri dari pemerintah untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Ia dipandang sebagai kandidat lanjutan setelah dua periode pemerintahan Mahamadou Issoufou.

Saat pemilihan diadakan pada 20 Desember 2020, Bazoum mengumpulkan 39 persen suara.

Pemilihan putaran kedua diadakan pada 21 Februari 2021, antara dua kandidat teratas.

Kali ini Bazoum memenangkan 55 persen suara.

Baca juga: KSRelief Arab Saudi Bantu Baju Musim Dingin di Jordania dan Atasi Kebutaan di Sudan dan Niger

Upaya Kudeta Pertama

Pada tanggal 31 Maret, beberapa hari sebelum Bazoum resmi dilantik, sebuah percobaan kudeta dilancarkan.t

Tetapi dengan cepat dipadamkan oleh pasukan yang setia pada pemerintah.


Sesuai rencana, Bazoum pun dilantik pada 2 April 2021.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Niger terjadi transisi damai dari satu pemimpin yang dipilih secara demokratis ke pemimpin lainnya.

Hadapi Sejumlah Tantangan Besar

Semasa menjabat sebagai presiden, Bazoum juga menghadapi sejumlah tantangan besar.

Pemerintahannya berjuang mengatasi kemiskinan ekstrem, pengangguran tinggi, dan aktivitas pemberontak jihadis.

Bazoum berkampanye untuk membatasi ukuran keluarga, meningkatkan melek huruf di negara ini, dan mengatasi korupsi.

Baca juga: Pengawal Tahan Presiden Niger Mohamed Bazoum, Umumkan Kudeta Lewat Video

Ia mendukung pendidikan perempuan dengan alasan bahwa kesetaraan gender dapat dicapai melalui pendidikan.

Presiden Bazoum juga berencana untuk memperkuat keamanan di negara itu dan bekerja sama dengan negara-negara tetangga serta Prancis dan Amerika Serikat dalam memerangi pemberontakan ISIS yang telah berkecamuk di beberapa bagian Sahel.

Baca juga: Presiden Niger Akui Sulit Perangi Terorisme di Sahel, Kebencian Terus Disebar Setiap Hari

Kudeta Militer Niger

Pada 26 Juli 2023, Tentara Pengawal Presiden (Paspampres) memblokade Istana Presiden untuk menggulingkan Bazoum.

Bazoum kemudian digulingkan pada penghujung hari.

Percobaan kudeta ini telah dikecam oleh Uni Afrika dan Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS).

ECOWAS mendesak tentara pemberontak untuk segera membebaskan Bazoum.

Dikutip Guardian, Kolonel-Mayor Amadou Abdramane muncul di televisi negara untuk mengklaim bahwa Presiden telah dilengserkan dari kekuasaan.

Jabatan presiden kemudian digantikan oleh militer junta menamakan dirinya Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air.

Bazoum adalah Diffa Arab pertama yang terpilih sebagai presiden di Niger.

Ia menikah dengan Hadiza Ben Mabrouk.

 

Yakin Diplomasi Bisa Pulihkan Kekuasaannya

 Perdana Menteri Niger yang digulingkan pada hari Sabtu (5/8/2023) berpegang teguh pada harapan bahwa kudeta militer pekan lalu dapat dibatalkan melalui diplomasi.

Ini disampaikan kepada Reuters pada malam menjelang tenggat waktu yang ditetapkan oleh kekuatan regional untuk memulihkan pemerintahan terpilih.

Pengambilalihan kekuasaan oleh militer Niger, yang ketujuh di Afrika Barat dan Tengah dalam tiga tahun terakhir, telah mengguncang wilayah Sahel barat, salah satu wilayah termiskin di dunia, yang memiliki arti strategis bagi kekuatan-kekuatan global.

Dilansir dari Reuters, para kepala pertahanan dari Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) telah menyusun rencana aksi militer jika para pemimpin kudeta tidak mengembalikan Presiden terpilih Mohamed Bazoum, yang saat ini ditahan oleh militer di kediamannya di Niamey, paling lambat hari Minggu (6/8/2023).

Janji mereka telah meningkatkan momok konflik lebih lanjut. Apalagi wilayah itu telah memerangi pemberontakan Islamis mematikan yang telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan orang mengungsi.

Namun, saat tenggat waktu semakin dekat, Perdana Menteri Bazoum, Ouhoumoudou Mahamadou, percaya bahwa intervensi di menit-menit terakhir masih mungkin dilakukan, katanya dalam sebuah wawancara di Paris.

"Kami masih berharap," kata Mahamadou, yang sedang berada di Roma ketika kudeta terjadi.

"Kami berharap Presiden Bazoum dibebaskan, dipekerjakan kembali, dan semua institusi yang diduga dibubarkan dipulihkan secara keseluruhan," tambahnya.

Perancis mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka akan mendukung upaya untuk membatalkan kudeta, tanpa menjelaskan apakah dukungannya akan memerlukan bantuan militer untuk intervensi ECOWAS.

Namun pemimpin kudeta yang berusia 59 tahun, Jenderal Abdourahamane Tiani, yang menerima beberapa pelatihan militernya di Perancis, mengatakan bahwa junta tidak akan mundur.

 
Sementara itu, opsi-opsi ECOWAS, yang berkisar dari invasi darat hingga membantu kudeta tandingan dalam negeri, semuanya berisiko memicu ketidakamanan.

Mahamadou mengatakan bahwa ia telah melakukan kontak dengan Bazoum, namun mempertanyakan bagaimana presiden yang digulingkan, yang dua minggu lalu tinggal tanpa hambatan di istana, diperlakukan.

"Dia baik-baik saja sebagai tahanan politik, diasingkan, tanpa air, tanpa listrik, bisa melakukannya," katanya, menambahkan bahwa intervensi ECOWAS bisa menjadi satu-satunya cara untuk mengubahnya.

"Keamanan presiden adalah masalah yang ada di tangan ECOWAS," katanya.

ECOWAS telah mengambil sikap keras terhadap pengambilalihan ini. Mengingat kekayaan uranium dan minyaknya serta peran penting dalam perang melawan militan, Niger memiliki arti penting bagi AS, China, Eropa, dan Rusia.

Di bawah rencana intervensi, keputusan kapan dan di mana untuk menyerang akan dibuat oleh para kepala negara, kata Abdel-Fatau Musah, komisaris ECOWAS untuk urusan politik, perdamaian dan keamanan.

Baca juga: Rasmus Hojlund Resmi Jadi Pemain Man United, Lebih Mahal dari Erling Haaland, Ten Hag Beri Tantangan

Baca juga: Puluhan Prajurit TNI Geruduk Mapolrestabes Medan, Tersangka Pemalsuan Surat Tanah Dibebaskan

Baca juga: Peta Sejarah Pembaruan Islam Indonesia

 

 

Sudah tayang di Tribunnews.com: Profil Presiden Niger Mohamed Bazoum, Hadapi Pemberontakan Militer dan Dilengserkan dari Jabatannya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved