Sosok
Tgk Ikhram, Kepala KUA Ingin Jaya Raih Gelar Doktor Pertama di Aceh
Selanjutnya bertindak sebagai promotor yaitu Prof Dr T Zulfikar MEd dan Dr H A Mufakhir Muhammad MA, Dewan Penguji Prof Dr Fauzi Shaleh Lc MA, Dr Muha
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tgk H Ikhram M Amin, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "Taghyir dalam Pembinaan Karakter Santri Dayah Terpadu di Aceh Besar" pada sidang terbuka yang berlangsung di kampus Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Sabtu (12/8/2023).
Keberhasilan itu sekaligus menasbihkan dirinya sebagai Kepala KUA pertama di Aceh yang menyandang gelar Doktor atau S-3.
Sebelumnya, alumni Pesantren Modern Arrisalah Ponorogo Jawa Timur itu mengambil Strata 1 (S1) Jurusan Sastra dan Budaya Arab dari Fakultas Adab dan Humaniora di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan selesai pada tahun 2004.
Kemudian melanjutkan S-2 pada Program Pascasarjana Konsentrasi Studi Magister Administrasi Pendidikan di Universitas Syiah Kuala (USK) dan selesai tahun 2008.
Sidang terbuka promosi Doktor Pimpinan Pesantren Modern Al-Manar Aceh Besar itu dipimpin langsung oleh Rektor UIN Ar Raniry, Prof Dr Mujiburrahman MAg dan Sekretaris Prof Eka Srimulyani MA PhD.
Selanjutnya bertindak sebagai promotor yaitu Prof Dr T Zulfikar MEd dan Dr H A Mufakhir Muhammad MA, Dewan Penguji Prof Dr Fauzi Shaleh Lc MA, Dr Muhajir Alfairusy MHum, Dr Silahuddin MAg, dan Dr Sehat Ihsan Shadikin MAg.
Baca juga: Hotman Paris Soroti Kasus Pria Jadi Tersangka Kalungkan Merah Putih ke Anjing: di Mana Unsur Pidana?
“Terima kasih atas jasa dan bimbingan guru kami semua, dan rasa terima kasih kami juga pada para asatizah Dayah Terpadu Al Manar, Dayah Terpadu Tengku Chiek Oemardiyan, Dayah Terpadu Al Falah Abu Lam U, yang menjadi lokus penelitian kami, semoga karya ini menjadi amal ibadah kita semuanya,” ucapnya.
Pria kelahiran 5 Oktober 1981 di Gampong Miruk, Aceh Besar ini mengungkapkan studi dalam disertasinya berangkat dari pertanyaan filosofis, mengapa taghyir dibutuhkan sebagai upaya pembinaan karakter santri di dayah terpadu Aceh Besar.
Ia menjelaskan bahwa sebagai salah satu konsep dalam Al-Qur’an dan hadis, taghyir berperan sebagai metode pembentukan karakter.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka lahirlah sebuah studi disertasi dengan judul “Taghyir Dalam Pembinaan Karakter Santri Dayah Terpadu di Aceh Besar”.
Adapun kesimpulan dari penelitiannya antara lain, Pesantren Terpadu di Aceh Besar sudah melaksanakan pembentukan karakter dan perubahan karakter santri dalam bentuk taghyir.
"Taghyir pada ketiga pesantren terpadu di Aceh Besar telah menerapkan nilai nilai Islami pada penanaman kesadaran santri," ujarnya.
Perubahan watak berbasis nilai islami telah membantu para santri untuk dapat memahami diri mereka sendiri sebagai manusia yang berkewajiban pula meneruskan nilai islami tersebut dalam setiap aspek kehidupan.
Peluang menggunakan nilai-nilai Islami sebagai identitas dari taghyir dimungkinkan akan lebih efektif karena dilandasi oleh nilai-nilai pesantren terpadu yang telah teruji, dan diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman.
Selanjutnya Ikhram juga menyampaikan sejumlah saran dari hasil penelitiannya antara lain, dalam perencanaan pembentukan karakter santri pada setiap pesantren hendaklah guru dan asatidzah menyusun perencanaan pembentukan karakter yang lebih humanis, dan dapat mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama sesuai semangat kebangsaan.
"Taghyir sebagai pola perubahan yang dilaksanakan di pesantren terpadu dapat diadopsi oleh Dinas Pendidikan Aceh dan Dinas Pendidikan Dayah dalam rangka pembentukan karakter peserta didik," sarannya.
Penempaan karakter melalui taghyir yang berupaya menerapkan nilai islami juga perlu menerapkan prinsip moderasi beragama bagi santri, melalui metode yang kreatif dan sistematis sebagai bentuk pengenalan nilai moderasi beragama yang lebih kompeten.
Terakhir, Ikhram menyampaikan bahwa taghyir perlu dilakukan sosialisasi bagi lembaga pendidikan, upaya mengubah karakter dan watak santri ke arah akhlak mulia sebagai pilar utama pembangunan sumber daya manusia bagi bangsa Indonesia.(*)
Baca juga: Daftar Formasi CPNS 2023 Kejaksaan RI: Persyaratan Berubah, Simak Rinciannya
Baca juga: 40 Mahasiswa STKIP Al Washliyah Banda Aceh Ikuti Kuliah Kerja Lapangan di Sabang
Perjalanan Karier Tina Talisa, dari Mojang Jabar ke Komisaris Pertamina! Ini Profil dan Kekayaannya |
![]() |
---|
Keren! Septi Khairullah Asal Bener Meriah Tembus SNU Korea! Jadi Peserta COC Season 2, ini Profilnya |
![]() |
---|
Ronald Hilman Randy, Putra Aceh Pertama yang Lulus dari Ilmu Qiraat di Universitas Al-Azhar Mesir |
![]() |
---|
Sosok Sri Dewi Utami, CO BTPN Syariah Fokus Berdayakan Masyarakat Inklusi di Aceh |
![]() |
---|
Ironi, Bikin Film Bertema Antikorupsi, Eks Pejabat MA Zarof Ricar Justru Terjerat Kasus Suap Kasasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.