Kasus Bayi Tertukar, Siti Mauliah Mengaku Pasrah Usai Jalani Test DNA, Siap Menerima Apapun Hasilnya
Siti Mauliah mengaku belum bertemu secara langsung dengan Nyonya D saat melakukan tes DNA.
Siti mengatakan ia dan Dian sudah sama-sama merawat bayi tertukar dengan penuh kasih sayang.
"Paska waktu bayi kita kalau misal ini benar anak kita ketukar kita kan sudah saling urus bayi masing-masing, mudah-mudahan kita ke depannya biar dibikin kekeluarganaan, jadi saling kunjung mengunjung aja," kata Siti Mauliah.
Sementara kuasa hukum Dian, Binsar Aritonang mengimbau untuk merawat bayi tertukar tersebut dengan baik.
Dian pun sudah merawat bayi itu dengan sangat baik.
"Intinya kami mengimbau juga ya ibu S dan juga klien kami sampai kita mempunyai fakta yang faktual hasil tes DNA. Kita sama-sama merawat bayi ini seperti bayinya sendiri, karena bayi yang ada di klien kami pun dirawat diberikan kasih sayang, dan masih dianggap anak kandungnya sampai saat ini," katanya.
Binsar Aritonang berkukuh bahwa kliennya merasa tak ada kejanggalan saat kliennya melahirkan di RS Sentosa Bogor dan kukuh bahwa sang bayi mengenakan Gelang atas nama D.
"Itu tadi kalau untuk SOP sampai gelang bisa sama mungkin yang lebih bisa untuk menjelaskan pihak rumah sakit ya. Kalau dari kami dari awal sampai bayi dibawa pulang gak ada hal-hal yang aneh menurut klien kami," katanya.
Sebagai informasi, Siti Mauliah adalah seorang ibu asal Desa Cibeteung Udik, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor yang bayinya tertukar dengan orang lain.
Ia merasa bayinya tertukar setelah hari kedua melahirkan di RS Sentosa karena terdapat beberapa perbedaan fisik dan juga ada yang mengganjal di hatinya.
Kemudian hampir setahun merawat bayi tersebut ia pun melakukan tes DNA dan benar saja bahwa bayi yang dirawatnya itu bukanlah anak biologisnya.
Baca juga: Kasus Bayi Laki-laki Tertukar, Siti Mauliah Menangis Lihat Bayi Kandungnya, Senang Dian Mau Tes DNA
5 Perawat dan Bidan Dinonaktifkan karena Pasang Gelang Dobel
Rumah Sakit Sentosa, Bogor, Jawa Barat, menonaktifkan lima bidan dan perawat di rumah sakit tersebut karena lalai memasang gelang identitas hingga bayi Siti Maulia (37) tertukar.
Keputusan tersebut diambil menyusul tujuh orang telah diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Unit Reskrim Polres Bogor.
"Awalnya 15 orang yang mau disanksi, tapi kan kita harus melihat dong berapa orang yang kemudian terlibat," ujar Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako saat dihubungi Kompas.com, Minggu (20/8/2023).
"Kita mendalami dan mencari mana yang paling berperan dan mengetahui betul peristiwanya. Jadinya yang 10 orang kita SP1 aja. Sedangkan yang lima perawat dan bidan dinonaktifkan atau dibebastugaskan," ungkapnya.
Mahasiswa Kelompok 4 Sukses Jalani Program Apotek Hidup Saat KKN |
![]() |
---|
Mahasiswa Unimal KKN Beri Edukasi Keselamatan Kepada Pelajar SD |
![]() |
---|
Atasi Stunting, Mahasiswa Antropologi Unimal Bantu Tim Kesehatan Posyandu |
![]() |
---|
Masjid Agung Baitul Ghafur, Destinasi Wisata Religi Warga Abdya di Akhir Pekan |
![]() |
---|
Peringati HAN 2025, RSIA Cempaka Az-Zahra Ingin Jadi Pusat Edukasi Keluarga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.