Persaingan Bisnis CPO di Aceh

Dukungan Kelompok Tani PT Ensem Abadi Diduga Double, PT Samira Makmur Sejahtera Ajukan Keberatan

Adanya persetujuan baru dari Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya terhadap pihak lain yang sudah ditandatangani, malah mengganggu rantai pasok TBS.

Penulis: Taufik Zass | Editor: Taufik Hidayat
Dok Humas
Mantan Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SH didampingi Direktur Utama PT Samira Makmur Sejahtera, Syahrial serta unsur Forkopimkab dan pihak terkait lainnya saat peresmian PKS tersebut, Rabu (10/8/2022) 

Syahrial juga menjelaskan bahwa dukungan untuk PT SMS sudah duluan disetujui, yakni pada tanggal 21 Desember 2020. Sedangkan, dokumen surat perjanjian pasokan bahan baku TBS untuk PT Ensem Abdi disetujui tanggal 30 Agustus 2021. "Artinya duluan kita (PT.SMS), tapi kenapa kemudian dengan nama - nama kelompok tani yang sama juga dikeluarkan dukungan untuk PT Ensem Abadi," tanya Syahrial. 

Atas persoalan tumpang tindihnya dukungan tersebut lah, kata Syahrial, pada tanggal 21 Desember 2022, pihaknya telah mengajukan keberatan kepada Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Barat Daya, drh Nasruddin, namun keberatan tersebut hingga kini belum ditanggapi oleh Kepala Dinas terkait. 

"Dukungan lahan untuk ketersediaan bahan baku untuk PT SMS seluar 12.000 hektar. Saya sengaja mengambil luasnya lahan sebanyak itu karena rencananya PT SMS akan melakukan peningkatan kapasitas dari 30 ton / jam menjadi 45 ton/jam. Jadi kalau lahan ini dicaplok untuk dukungan Perusahaan lain maka kebutuhan pasokan TBS untuk PT SMS tidak mencukupi lagi. Ini yang membuat saya keberatan, bukan monopoli," pungkasnya.

Penjelasan Pak Kadis 

Terkait dengan komplain Direktur Utama PT Samira Makmur Sejahtera tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), drh Nasruddin yang dikonfirmasi Serambinew.com secara terpisah, Senin (28/08/2023) mengaku pihaknya tidak perlu menanggapi surat tersebut karena menurutnya dukungan untuk PT SMS sudah memenuhi syarat yang ditentukan.

"Luas lahan perkebunan kelapa sawit kita di Abdya lebih kurang hampir 20.000 Ha, sedangkan syarat untuk satu PKS seluas 6.000 Ha. Jadi ketika ada sebagian memberi dukungan kepada PT Ensem Abadi, saya pikir tidak mengurangi syarat dukungan untuk PT SMS," terang drh Nasruddin.

Apalagi, lanjutnya, dengan semakin banyaknya PKS di Abdya akan semakin menguntungkan masyarakat dan daerah, dimana penyerapan tenaga kerja akan bertambah, nilai jual TBS kelapa sawit juga akan lebih bersaing, dan PAD juga akan lebih meningkat dengan hadirnya perusahaan lain. "Artinya, masyarakat petani diuntungkan, penyerapan tenaga kerja juga akan bertambah, PAD juga akan lebih meningkat," jelasnya. 

Diterangkannya, dengan luas lahan hampir mencapai 20.000 Ha dengan jumlah produksi rata - rata 1.500 ton/ hari, sangat memungkinkan ditambahnya PKS di Abdya. Apalagi, tambahnya, secara izin PT Ensem Abadi sudah lengkap. "Pemkab memberi dukungan itu karena dengan hadirnya beberapa PKS di Abdya, akan dapat menampung tenaga kerja dan bersaingnya harga pembelian TBS kelapa sawit serta bisa meningkatkan PAD," terangnya. 

Sebab, lanjut Nasruddin, dengan hanya dua PKS yang ada di Abdya saja masih banyak TBS kelapa sawit Abdya yang dijual ke luar daerah, kondisi ini tentu sangat merugikan petani dan daerah. "Dengan harga persaingan yang ketat tentu hasil TBS kelapa sawit kita tidak perlu lagi dibawa keluar daerah dan PAD dari perusahaan juga tentu untuk daerah," pungkasnya.(*)

Baca juga: Krueng Trang Diduga Tercemar Limbah Pabrik Sawit, Tim DLH Nagan Raya Ambil Sampel Air

Baca juga: Masih Layakkah Rawa Tripa sebagai Habitat Orangutan?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved