Berita Aceh Barat Daya
Harga TBS Sawit di Aceh Singkil Turun, Apkasindo Aceh Prihatin
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh merasa prihatin dan aneh dengan turunnya harga pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit
Penulis: Taufik Zass | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Taufik Zass | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh merasa prihatin dan aneh dengan turunnya harga pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Aceh Singkil.
Pasalnya di tengah harga tender CPO yang beranjak naik malah harga TBS di Aceh Singkil turun hingga Rp 100/Kg.
"Padahal tender CPO diawal Minggu ini trendy naik. Ini jelas ada dugaan permainan dari PMKS khususnya PT PLB 1.
Sebab, tender CPO KPBN, Tgl 25-08-2023 Excld PPN Franco Belawan dan Dumai Rp 11.255,- /Kg dan tender CPO KPBN, Tgl 29-08-2023 Excld PPN Franco Belawan dan Dumai Rp 11.260 /Kg," kata Sekretaris DPW Apkasindo Aceh, Fadhli Ali, SE.,M.Si, Rabu (30/08/2023).
Dijelaskan Fadhli Ali, Tender CPO pada akhir Minggu lalu atau tender Jumat 25 Agustus 2023 di bandrol pada harga Rp 11. 255/Kg.
Baca juga: Jaga Keberlanjutan Kelapa Sawit, Pemkab Aceh Singkil Godok Dokumen Rencana Aksi Daerah
Sementara Tender CPO KPBN Dumai dan Belawan Rp 11.260/Kg pada tanggal 29 Agustus 2023. "Ada kenaikan harga Rp 5/kg.
Harusnya harga tetap, tapi mengapa harga di PT PlB 1 sebagaimana di beritakan malah turun Rp 100/Kg.
Logika atau hitungan sederhana, jika terjadi penurunan harga TBS Rp 100/Kg equivalent dengan terjadi penurunan Tender CPO Rp 500," jelasnya.
Pada kesempatan itu, DPW Apkasindo Aceh mengapresiasi surat yang dilayangkan oleh Kepala Dinas Perkebunan Aceh Singkil tanggal 21 Agustus 2023.
Dalam surat tersebut meminta PMKS di wilayah kerjanya untuk patuh pada berita acara hasil rapat penetapan dan pemantauan harga TBS Wilayah Barat (Aceh) untuk periode Minggu ke 2 bulan Agustus 2023 yang dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2023 lalu.
Baca juga: Panglima TNI Diminta Bertemu Keluarga Imam Masykur, Jawaban Puspen TNI:Sampaikan Melalui Surat Resmi
"Sebagaimana bunyi surat kepala Disbun Aceh Singkil harusnya harga disesuaikan dengan harga hasil ketetapan dimaksud.
Aneh dan memprihatinkan PMKS malah menurunkan harga seperti yang di beritakan.
Kami meminta Apkasindo di Aceh Singkil untuk mencari tahu mengapa harga TBS di Aceh Singkil malah nyungsep ditengah trend kenaikan harga CPO.
Apakah yang mempermainkan harga benar-benar PMKS atau malah pada tingkat pengepul atau RAM yang ada di sana," harap Fadhli Ali.
Pada kesempatan itu, Fadhli Ali juga mengungkapkan bahwa, harga TBS pada PKS untuk PT PLB 1 selama ini seringkali lebih rendah dari PMKS lain yang ada di Aceh Singkil.
Jika tidak mendapat peringatan dan teguran keras, dikhawatirkan PMKS ini akan terus membandrol murah harga TBS petani di sana.
"Harapan kami, Dinas setempat sebaiknya mencari tahu apa pasal PMKS itu membeli murah TBS petani setempat," harapnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Ratusan Masyarakat Kluet Raya Demo Tolak PT BMU di Depan Kantor Bupati Aceh Selatan
Sebab, lanjut Fadhli, Jika dicermati perbedaan harga di PMKS yang ada di Aceh Singkil, dimana PT. Delima Makmur pada tanggal 26 Agus misalnya membeli TBS petani Rp 2.060/Kg sementara PT PLB 1 membeli dengan harga Rp 1.760/Kg.
Kedua PMKS itu sama-sama berada di Aceh Singkil, sehingga menjadi pertanyaan mengapa harga beli terpaut sampai Rp 300/Kg.
"Mencermati adanya harga beli pada tingkat PMKS yang demikian timpang, aneh dan memprihatinkan, kami minta tim penetapan dan pemantauan harga TBS di Provinsi Aceh untuk turun ke daerah, terutama ke PMKS di Aceh Singkil.
Jangan selalu berdalih tidak punya anggaran sehingga pengawasan terhadap harga yang sudah ditetapkan berjalan sangat lemah," tegasnya.
Selain itu, Fadhli Ali juga meminta Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh harus berani meminta atau mengusulkan anggaran untuk kegiatan pengawasan harga TBS petani di Aceh kepada Gubernur.
Baca juga: Hotman Paris dapat Aduan Lagi, Ternyata Korban Praka RM Tak Cuma Satu : Semua Ini Lebih dari Narkoba
"Kami pun berharap DPR Aceh mendukung usulan Dinas yang berhubungan dengan upaya untuk melakukan pemantauan atau pengawasan harga TBS," paparnya.
Sebab, lanjut Fadhli Ali, selama ini yang ia tahu teman-teman dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit kadang datang dari jauh seperti dari Subulussalam dan daerah lain untuk mengikuti rapat penetapan harga TBS di Banda Aceh, mereka hanya mendapatkan 1 kotak nasi setiap kali rapat penetapan harga TBS.
"Dari itu kami merasakan, keberpihakan atau dukungan anggaran untuk kepentingan penetapan dan pemantauan harga TBS di Aceh teramat rendah," bebernya.
Padahal, tambahnya, jika tidak ada pengawasan maka efektivitas dan tingkat Kepatuhan PMKS terhadap harga yang sudah ditetapkan sangat lemah.
Karena itu petani sawit di Aceh tidak memiliki perlindungan yang memadai dari Pemerintah untuk mendapatkan harga yang adil dan proporsional.(*)
Baca juga: BREAKING NEWS - Gadis 16 Tahun Digilir 16 Pelaku, Polres Aceh Timur Sudah Amankan 3 Orang
Atasi Aksi "Ninja Sawit" Polres Abdya Tingkatkan Patroli |
![]() |
---|
Petani Abdya Menjerit, Harga Gabah Diduga Dimonopoli Tengkulak |
![]() |
---|
Plt Sekda Abdya Minta ASN Tidak Menunda Tugas, Beri Pelayanan Terbaik Kepada Masyarakat |
![]() |
---|
Nelayan Abdya Praktekkan Cara Gunakan Alat Fishfinder di Laut Lepas |
![]() |
---|
Menuju Desa Digital, Keuchik Gampong Geulumpang Payong, Abdya Lepas Tim Pemutakhiran Data |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.