Atlet Aceh Meninggal

Dinilai Ada Kejanggalan, Penyebab Kematian Feberlina Nduru Atlet Muaythai Aceh Mulai Dipertanyakan

Nobuala Halawa yang juga Sekretaris HIMNI Kota Subulussalam dan Tim Hukum HIMNI Aceh menyoal lantaran adanya pemberitaan

|
Penulis: Khalidin | Editor: Eddy Fitriadi
For Serambinews.com
Feberlina Nduru, atlet Muaythai Provinsi Aceh asal Desa Penuntungan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam. Dinilai Ada Kejanggalan, Penyebab Kematian Feberlina Nduru Atlet Muaythai Aceh Mulai Dipertanyakan. 

Sejak saat itu ia konsisten memanggil dirinya dengan sapaan “Siti”, nama depan dari nama hijrahnya “Siti Rahmah”.

“Di dokumen resmi nama Siti masih Febirlina Nduru. Di KTP, akte, ijazah semua masih belum ganti. Makanya Siti masih harus pakai  nama Febirlina Nduru. Tapi boleh panggil Siti aja,” katanya.

Pengabdiannya terhadap dunia olahraga di Kota Subulussalam hingga Provinsi Aceh begitu luar biasa.

Dara kelahiran Nias tahun 2000 adalah atlet andalan Kota Subulussalam dan kini menjadi binaan Koni Provinsi Aceh.

Dia bahkan menjadi atlet yang dipersiapkan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) mendatang.

Selama ini, Feberlina banyak menyabet prestasi hinga ke tingkat nasional untuk dipersembahkan kepada Provinsi Aceh.

Kecintaan Feberlina yang akrab disapa Siti terhadap olah raga bela diri muncul secara alami sejak kelas 3 SD.

Ia mengaku memiliki dorongan untuk berkelahi sehingga butuh tempat pelampiasan emosi yang lebih positif.

“Awalnya Siti gabung ke klub karate. Dapat pelatih dan pernah ikut bertanding tapi tak pernah menang. Mungkin karena tak dapat restu dari Mamak,” kata Siti dalam sebuah wawancara semasa hidupnya sebagaimana dikutip dari laman resmi Baitul Mal Aceh.

Orang tua Siti memang sempat menentang pilihan putrinya itu karena pertimbangan kurang cocok untuk anak perempuan. Tapi, melihat kegigihan Siti dan prestasi yang berhasil ia peroleh, orang tuanya pun luluh.

Siti pindah ke cabang olahraga muaythai pada tahun 2017 setelah pelatihnya melihat peluang Siti berkembang di cabang itu.

Siti juga bergabung dengan Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI) sebagai atlet binaan dari kota Banda Aceh dan rutin berlatih di sela-sela jam sekolah di Daruzzahidin.

Berkat bakatnya dia mendapat perlakuan khusus, diberikan dispensasi untuk libur sekolah jika ada karantina atau pertandingan dengan syarat harus melampirkan surat izin dari KONI.

Satu persatu prestasi di cabang muaythai berhasil ia torehkan. Siti menyabet dua kali gelar juara Pra PORA (tahun 2017 dan 2021), juara PORA  tahun 2018, juara PORWIL tahun 2019, dan tiga kali juara KEJURNAS (tahun 2017,  2018, dan 2022) terbaru, Siti mengharumkan nama Aceh dengan meraih medali emas dalam Kejurnas Liganas Muaythai 2022 di Sulawesi Selatan, Januari lalu.

Saat ini Siti tercatat sebagai mahasiswa semester 3 FKIP Penjaskrek (Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi) Universitas Serambi Mekkah.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved