Berita Banda Aceh

Masyarakat Menggamat Laporkan PT BMU ke Polda Aceh, Ekses Air Bersih Tak Layak Konsumsi

"Air di dalam kolam itu kemudian yang membuat pencemaran, dimana air itu jatuh ke sungai, sawah dan kebun warga,” kata Qodrat saat melakukan...

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ INDRA WIJAYA
Kuasa Hukum dan Sutrisno menunjukkan kondisi air yang sudah tercemar, Selasa (5/9/2023). 

Perendaman bahan kimia yang dilakukan juga sangat mengkhawatirkan. 

Bahkan beberapa warga mengalami gatal-gatal, akibat menggunakan air dari sungai. 

"Jika ini terus dibiarkan, jika perusahaan terus beroperasi, tentu akan menimbulkan banjir bandang,” kata Sutrisno.

Dikatakan Sutrisno, mereka sendiri mulai merasakan dampak dari pencemaran lingkungan oleh PT BMU itu pada 15 Juli 2023 lalu. D

imana terjadi banjir besar yang melanda desa setempat. 

Ketika hujan deras terjadi perubahan air. 

“Dimana airnya bercampur tanah dan warnanya sangat keruh dibanding kejadian-kejadian sebelumnya,” ujarnya.

Terlebih, lokasi pemukiman warga dengan jarak tambang milik PT BMU itu hanya berkisar satu kilometer. 

Apalagi lanjut dia, keberadaan PT BMU yang berada di hulu sungai, sehingga aktivitasnya langsung berdampak kepada masyarakat yang ada di hilir.

"Kita hanya ingin PT BMU dicabut total. Karena posisi tambang tersebut berada di hulu sungai. Pasalnya 90 persen masyarakat Kluet Tengah itu bertani. Jika sungai tercemar, sawah mereka juga ikut terganggu. Dampaknya juga mengalir ke DAS di Kluet Raya. Sungai Menggamat itu juga sungai adat. Akibat sungai tidak normal, adat istiadat juga sudah terganggu,” pungkasnya.(*)

Baca juga: Aksi Tolak PT BMU Berlanjut, Mahasiswa Bakar Ban, Tuntut Pj Gubernur Temui Demonstran

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved