BI Lhokseumawe Ajak Media Informasikan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Bank Indonesia berkomitmen memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pengelolaan bidang moneter, sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan.

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Redaktur Media Indonesia, Eko Suprihatno, saat menjadi naras sumber pada kegiatan Bank Indonesia Perwakilan Lhokseumawe menggelar Capacity Building Mitra Media KPwBI Lhokseumawe, yang dilaksanakan di Hotel Santika, Bukittinggi, Sumatera Barat, pada Selasa, (5/9) lalu. 

SERAMBINEWS.COM – Bank Indonesia Perwakilan Lhokseumawe menggelar Capacity Building Mitra Media KPwBI Lhokseumawe, yang dilaksanakan di Hotel Santika, Bukittinggi, Sumatera Barat, pada Selasa, (5/9) lalu.

Dimana BI Lhokseumawe dorong Jurnalis untuk mengangkat isu pertumbuhan ekonomi daerah. Kegiatan itu mengusung tema "Media Sebagai Mitra Strategis Bank Indonesia dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Perekonomian yang Berkualitas".

Kegiatan itu dibuka secara langsung oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Gunawan. Tampil sebagai narasumber yaitu Redaktur Media Indonesia, Eko Suprihatno, dan Kepala Divisi Relasi Media Massa dan Opinion Makers (DROM), Syachman Perdymer, melalui virtual zoom.

Kemudian diikuti puluhan jurnalis dari berbagai media massa dari Kota Lhokseumawe. Gunawan, menyampaikan, bahwa Bank Indonesia berkomitmen untuk senantiasa mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pengelolaan bidang moneter, sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan.

“Kalau di Lhokseumawe juga ada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang selalu mengawasi dan mengecek harga serta persediaan pangan di pasar," kata Gunawan. Gunawab menambahkan, semua perlu bersinergi dengan berbagai instansi atau stakeholder lain khususnya di  wilayah kerja BI Lhokseumawe, meliputi 10 kabupaten/kota di Aceh.

“Kita tersu berkoordinasi tentang kebijakan dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra strategis terus diperkuat, supaya inflasi atau kenaikan harga barang secara umum dapat teratasi secara bersama-sama dengan baik,” lanjutnya.

Disebutkannya, semua tidak terlepas peran penting dari media massa dalam hal pengawasan di lapangan berkenaan pangan atau kebutuhan pokok bagi masyarakat luas. BI juga mendorong teman-teman jurnalis agar menyampaikan informasi kepada publik terkait pertumbuhan ekonomi daerah.

“Karena di masing-masing daerah itu terdapat potensi perekonomian dari sudut berbeda sehingga bagaimana caranya dikembangkan untuk menjadi ekonomis. Dari sisi ekonomi memang banyak hal yang menarik untuk diberitakan secara positif kepada masyarakat oleh jurnalis. Salah satunya adalah memberikan pemahaman tentang pengembangan potensi sektor ekonomi secara baik dan benar, maupun berbagai hal lainnya. Untuk itu, kami juga merasa perlu membangun komunikasi yang baik dengan teman-teman media agar informasi dari BI dapat tersampaikan secara tepat kepada publik," tuturnya.

Selain itu, lanjut Gunawan, Bank Indonesia mengambil peran dalam memperkuat ketahanan digitalisasi. Pihaknya meyakini bahwa digitalisasi transaksi pembayaran mampu memperkuat resiliensi pemerintah daerah. BI juga memperkuat digitalisasi sistem pembayaran dan terus mendorong inovasi sistem pembayaran.

Sementara itu, Redaktur Media Indonesia, Eko Suprihatno, menyebutkan, pihaknya mendorong jurnalis untuk lebih menguasai di bidang skema ekonomi. Meskipun tidak banyak yang menyukai  atau membaca berita ekonomi.

“Tapi bagaimana seorang jurnalis mampu mengemasnya dengan menarik sehingga khalayak akan terpancing untuk mendalami isi narasi tersebut. Kita jangan hanya terpaku pada satu sisi saja jika ingin mengolah berita ekonomi menjadi menarik perhatian, terlebih bila kita mengangkat tentang kebutuhan pokok bagi masyarakat yang membuat mereka tersentuh kerena kepentingan masyarakat secara umum," ujar Eko.

Eko menambahkan, biasanya teman-teman jurnalis ada menerima press release (siaran pers) dari pihak Bank Indonesia terkait pertumbuhan ekonomi. Namun, perlu juga dikembangkan isu itu secara mendalam hingga publik menjadi lebih tertarik memahami tentang hal tersebut.

"Artinya, tugas kita adalah bagaimana memberikan pemahaman berkaitan data ekonomi kepada masyarakat luas dengan baik dan mudah dipahami. Dalam pemberitaan ekonomi tidak perlu banyak bahasa istilah yang membuat pembaca bingung, meskipun digunakan maka penting penjelasan secara singkat dan jelas," demikian Eko.(*)

Baca juga: Panen Buah Sawit PDKS Simeulue Diserahkan ke Pengepul, Begini Sistem Pembagian Hasilnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved