Bincang Politik
Cerita Ketua PDIP Aceh saat DPP Khawatir sama Aceh, Malah Comeback Jadi Nomor 1 se-Sumatera
Ketua PDIP Aceh, Muslahuddin Daud cerita saat DPP partai khawatir dengan Aceh ketika pendaftaran parpol, malah comeback jadi nomor 1 se-Sumatera.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
Pihaknya juga menyadari kalau PDIP sulit mendapatkan suara di Aceh. Meski demikian, ternyata di lapangan menurutnya tak semenakutkan yang ada di media sosial.
"Kami sangat menyadari kesulitan mendapat suara di Aceh dan itu sepenuhnya disadari oleh para kader," ungkap Muslahuddin.
"Namun ternyata ketika kami turun ke lapangan, ternyata (persepsi itu) tidak sebesar yang ada di medsos," tambahnya.
Diakuinya, memang partai tersebut kerap diterpa isu miring seperti PKI, anti Islam, Megawati terkait Darurat Militer, Bung Karno mengkhianati Aceh dan segala macam.
"Tetapi ketika kita jelaskan satu per satu duduk persoalan kepada mereka, kebanyakan terima," ujar Muslahuddin.
"Katanya anti umat Islam, jangan salah lho pemilih PDIP seluruh Indonesia itu 90 persen umat muslim, kalau gak tidak mungkin kami mendapat 128 kursi di DPR RI," tambahnya.
Sementara mengenai target kursi PDIP, Pemilu 2024 ini diharapkan bertambah dari periode sebelumnya.
"Dan kami targetnya tahun ini (2024) bertambah kalau bisa 140-150 kursi," harap Muslahuddin.
"Terkait dengan Aceh, panglima-panglima yang kami siapkan ini memiliki pengaruh dengan masing-masing ketokohannya," tambahnya.
Misalnya untuk DPR RI dari Dapil 1, PDIP menurunkan tujuh orang tokoh asal Aceh yang bertarung di Pemilu 2024 mendatang.
Mereka seperti Sofyan Dawood, Jamaluddin Idham, Yuniati, Rifki Tajuddin, Ramli MS, Puspita Firda Oktyani dan Dahlan Jamaluddin.
"Kami meyakini bahwa dengan ketokohan ini yang digerakkan oleh pasukan tadi, caleg-caleg ini juga mempersiapkan pasukan mereka," ungkap Muslahuddin.
Ketua PDIP Aceh itu juga menegaskan kalau dirinya lebih kepada berbasis data, bukan berdasarkan persepsi semata dalam memetakan pemenangan di Aceh.
"Kalau di sisi saya sebagai ketua partai, saya tidak banyak mengandalkan persepsi. Kalau saya sih mengandalkan data," tegas Muslahuddin.
"Kita bergerak base on data, kemudian kita pakai strategi penyesuaian konteks berdasarkan data," tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.