Bincang Politik
Cerita Ketua PDIP Aceh saat DPP Khawatir sama Aceh, Malah Comeback Jadi Nomor 1 se-Sumatera
Ketua PDIP Aceh, Muslahuddin Daud cerita saat DPP partai khawatir dengan Aceh ketika pendaftaran parpol, malah comeback jadi nomor 1 se-Sumatera.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
Usia 17-39 tahun mencapai 52 persen, lebih separuh milenial dan Gen Z ada di PDIP.
"Usia 17-39 tahun sekarang adalah penentu arah kehidupan berbangsa dan bernegara ke depan," ungkap Muslahuddin.
"Jadi titik tolaknya tetap di 2024 ini. Kalau milenial dan Gen Z tidak melek dengan politik, maka sangat sungguh disayangkan, karena yang memimpin ke depan," tambahnya.
Strategi lainnya di PDIP menghadapi Pemilu 2024 yakni mempersiapkan badan dan sayap, misalnya untuk anak muda ada Banteng Muda Indonesia (BMI).
"Dalam program-program BMI itu, memang jelas sekali bagaimana strategi PDIP dalam menggaet milenial," kata Muslahuddin.
Baca juga: Putra Asal Aceh Dilantik Jadi Pj Bupati Sinjai Sulawesi Selatan, Ini Profil TR Fahsul Falah
Kemudian sayap Taruna Merah Putih, Badan Kebudayaan Nasional (BKN) dan sayap Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) yang punya spesifikasi di bidang advokasi.
Selanjutnya ada sayap Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) yang fokus di pendidikan pesantren-pesantren dan keagamaan, serta Badan Penanggulangan Bencana (Baguna).
"Malah yang terakhir itu dipersembahkan oleh ibu Megawati Kapal Apung Malahayati, itu bagian dari kegiatan Baguna," jelas Muslahuddin.
Kapal Apung Malahayati dikatakannya, sudah berkeliling Indonesia melakukan pengobatan gratis menjangkau pulau-pulau yang tidak dijangkau oleh para medis lain.
"Kemarin kita buat di Aceh dua titik di Krueng Raya dan Ulee Lheue, itu membludak masyarakat untuk pengobatan gratis," ungkap Muslahuddin.
"Disiapkan kuota ratusan ternyata yang datang ribuan," tambahnya.
Baca juga: Lama Bungkam, Siswi SD yang Dicolok Matanya Pakai Tusuk Sate Akhirnya Buka Suara: Ungkap Sosok Ini
Strategi Dapatkan Kursi dari Dapil Aceh ke Senayan
Ketua PDIP Aceh, Muslahuddin Daud mengatakan, strategi yang bakal dilakukan pada Pemilu 2024 mendatang yakni dengan memenangkan hati rakyat.
"Jadi memang strategi awal dalam perang politik yakni memenangkan hati rakyat, untuk bertarung tentu saja harus ada prajurit, maka kami mempersiapkan prajurit dulu," ungkap Muslahuddin.
"Kita siapkan lewat struktur, badan dan sayap sampai dengan satgas. Setelah itu baru kita melepas siapa panglima-panglimanya ke depan. Maksud panglima ini adalah para caleg, ketokohan dia, pengaruhnya," tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.