Bincang Politik

Cerita Ketua PDIP Aceh saat DPP Khawatir sama Aceh, Malah Comeback Jadi Nomor 1 se-Sumatera

Ketua PDIP Aceh, Muslahuddin Daud cerita saat DPP partai khawatir dengan Aceh ketika pendaftaran parpol, malah comeback jadi nomor 1 se-Sumatera.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
YouTube Serambinews
Ketua PDIP Aceh, Muslahuddin Daud (kiri) cerita saat DPP partai khawatir dengan Aceh ketika pendaftaran parpol, malah comeback jadi nomor 1 se-Sumatera. Disampaikan dalam program Bincang Politik dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di Studio Serambinews.com, Selasa (26/9/2023). 

SERAMBINEWS.COM - Ketua PDIP Aceh, Muslahuddin Daud bercerita bagaimana saat DPP partai tersebut khawatir dengan Aceh ketika pendaftaran parpol, namun malah comeback jadi nomor 1 se-Sumatera.

Hal itu diceritakannya dalam program Bincang Politik dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di Studio Serambinews.com, Selasa (26/9/2023).

Ketua PDIP Aceh di awal bincang-bincang tersebut mengungkapkan, pada dasarnya partai tersebut menerapkan prinsip 5 Mantap.

Salah satunya prinsip yang diterapkan di internal PDIP yakni Mantap Organisasi.

"(Kami ingin cerita) Mantap Berorganisasi, inilah sebenarnya cara awal untuk kita menggaet siapapun. baik itu milenial maupun kelompok lain," kata Muslahuddin.

"Mantap organisasi ini terbukti membuat PDIP beberapa kali mendapat isu internasional, tentang pengelolaan partai, pengelolaan keuangan dan segala macam," tambahnya.

Baca juga: PDIP Kritik Jokowi soal Pegang Data Intelijen Partai: Parpol Punya Kedaulatan, Bukan Objek Intelijen

Baca juga: Buntut Pemukulan Kader PDIP, Joko Santoso Dipecat dari Ketua DPC Gerindra, Minta Maaf ke Prabowo

Diceritakan Ketua PDIP Aceh itu, Aceh dan Papua merupakan daerah yang dikhawatirkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) saat pendaftaran partai politik ke KPU.

"Alhamdulillah, pada saat kemarin itu pendaftaran partai politik, yang paling dikhawatirkan oleh DPP yaitu Aceh dan Papua," kata Muslahuddin.

"Dianggap tidak siap segala macam, tapi alhamdulillah kami tunjukkan kinerja bahwa Aceh dari PDI Perjuangan itu nomor satu se-Sumatera kesiapannya," tambahnya.

 

 

Dengan kata lain, secara administrasi di internal PDIP diklaimnya, Aceh berkinerja bagus dan secara nasional dibuktikan dengan PDIP mendaftar pertama ke KPU bersama beberapa partai lainnya.

"Jadi artinya memang kami jauh-jauh hari sudah dipersiapkan untuk menyiapkan struktur ini," ungkap Muslahuddin.

Baca juga: Megawati: Jawa Tengah Kandang Banteng, Harap jadi Pelopor Kemenangan PDIP dan Ganjar di Pemilu 2024

Separuh di Internal PDIP Milenial

Kemudian orang-orang yang duduk dalam struktur PDIP juga diungkapkannya sangat bervariasi, termasuk anak muda dan milenial di dalamnya.

Usia 17-39 tahun mencapai 52 persen, lebih separuh milenial dan Gen Z ada di PDIP.

"Usia 17-39 tahun sekarang adalah penentu arah kehidupan berbangsa dan bernegara ke depan," ungkap Muslahuddin.

"Jadi titik tolaknya tetap di 2024 ini. Kalau milenial dan Gen Z tidak melek dengan politik, maka sangat sungguh disayangkan, karena yang memimpin ke depan," tambahnya.

Strategi lainnya di PDIP menghadapi Pemilu 2024 yakni mempersiapkan badan dan sayap, misalnya untuk anak muda ada Banteng Muda Indonesia (BMI).

"Dalam program-program BMI itu, memang jelas sekali bagaimana strategi PDIP dalam menggaet milenial," kata Muslahuddin.

Baca juga: Putra Asal Aceh Dilantik Jadi Pj Bupati Sinjai Sulawesi Selatan, Ini Profil TR Fahsul Falah

Kemudian sayap Taruna Merah Putih, Badan Kebudayaan Nasional (BKN) dan sayap Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) yang punya spesifikasi di bidang advokasi.

Selanjutnya ada sayap Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) yang fokus di pendidikan pesantren-pesantren dan keagamaan, serta Badan Penanggulangan Bencana (Baguna).

"Malah yang terakhir itu dipersembahkan oleh ibu Megawati Kapal Apung Malahayati, itu bagian dari kegiatan Baguna," jelas Muslahuddin.

Kapal Apung Malahayati dikatakannya, sudah berkeliling Indonesia melakukan pengobatan gratis menjangkau pulau-pulau yang tidak dijangkau oleh para medis lain.

"Kemarin kita buat di Aceh dua titik di Krueng Raya dan Ulee Lheue, itu membludak masyarakat untuk pengobatan gratis," ungkap Muslahuddin.

"Disiapkan kuota ratusan ternyata yang datang ribuan," tambahnya.

Baca juga: Lama Bungkam, Siswi SD yang Dicolok Matanya Pakai Tusuk Sate Akhirnya Buka Suara: Ungkap Sosok Ini

Strategi Dapatkan Kursi dari Dapil Aceh ke Senayan

Ketua PDIP Aceh, Muslahuddin Daud mengatakan, strategi yang bakal dilakukan pada Pemilu 2024 mendatang yakni dengan memenangkan hati rakyat.

"Jadi memang strategi awal dalam perang politik yakni memenangkan hati rakyat, untuk bertarung tentu saja harus ada prajurit, maka kami mempersiapkan prajurit dulu," ungkap Muslahuddin.

"Kita siapkan lewat struktur, badan dan sayap sampai dengan satgas. Setelah itu baru kita melepas siapa panglima-panglimanya ke depan. Maksud panglima ini adalah para caleg, ketokohan dia, pengaruhnya," tambahnya.

Pihaknya juga menyadari kalau PDIP sulit mendapatkan suara di Aceh. Meski demikian, ternyata di lapangan menurutnya tak semenakutkan yang ada di media sosial.

"Kami sangat menyadari kesulitan mendapat suara di Aceh dan itu sepenuhnya disadari oleh para kader," ungkap Muslahuddin.

"Namun ternyata ketika kami turun ke lapangan, ternyata (persepsi itu) tidak sebesar yang ada di medsos," tambahnya.

Diakuinya, memang partai tersebut kerap diterpa isu miring seperti PKI, anti Islam, Megawati terkait Darurat Militer, Bung Karno mengkhianati Aceh dan segala macam.

"Tetapi ketika kita jelaskan satu per satu duduk persoalan kepada mereka, kebanyakan terima," ujar Muslahuddin.

"Katanya anti umat Islam, jangan salah lho pemilih PDIP seluruh Indonesia itu 90 persen umat muslim, kalau gak tidak mungkin kami mendapat 128 kursi di DPR RI," tambahnya.

Sementara mengenai target kursi PDIP, Pemilu 2024 ini diharapkan bertambah dari periode sebelumnya.

"Dan kami targetnya tahun ini (2024) bertambah kalau bisa 140-150 kursi," harap Muslahuddin.

"Terkait dengan Aceh, panglima-panglima yang kami siapkan ini memiliki pengaruh dengan masing-masing ketokohannya," tambahnya.

Misalnya untuk DPR RI dari Dapil 1, PDIP menurunkan tujuh orang tokoh asal Aceh yang bertarung di Pemilu 2024 mendatang.

Mereka seperti Sofyan Dawood, Jamaluddin Idham, Yuniati, Rifki Tajuddin, Ramli MS, Puspita Firda Oktyani dan Dahlan Jamaluddin.

"Kami meyakini bahwa dengan ketokohan ini yang digerakkan oleh pasukan tadi, caleg-caleg ini juga mempersiapkan pasukan mereka," ungkap Muslahuddin.

Ketua PDIP Aceh itu juga menegaskan kalau dirinya lebih kepada berbasis data, bukan berdasarkan persepsi semata dalam memetakan pemenangan di Aceh.

"Kalau di sisi saya sebagai ketua partai, saya tidak banyak mengandalkan persepsi. Kalau saya sih mengandalkan data," tegas Muslahuddin.

"Kita bergerak base on data, kemudian kita pakai strategi penyesuaian konteks berdasarkan data," tambahnya.

Menurutnya, ada wilayah yang bisa dimasuki PDIP, namun ada juga wilayahnya yang tidak bisa ditembus.

"Nggak usah (dipaksakan), fokus di mana bisa kita, kemudian fokus area yang memang wilayah rebutan," ungkap Muslahuddin.

"Jadi kita tidak terlalu memaksakan sesuatu yang sangat sulit, kemudian kita menghabiskan banyak energi di situ, sementara juga hasilnya kurang," pungkasnya.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved