Opini
Mencegah Rabies, Si Pembunuh tanpa Ampun yang Perlu Diwaspadai Masyarakat
Virus rabies dapat menular melalui air liur, gigitan atau cakaran dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang telah terinfeksi rabies.
Oleh Miftahul Jannah, Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
PERTENGAHAN tahun 2023 publik kembali digemparkan dengan kasus seorang anak 4 tahun di Provinsi Nusa Tenggara Timur meninggal karena terinfeksi penyakit rabies setelah digigit seekor anjing.
Anak tersebut digigit di bagian wajah, dan anjing yang menggigitnya ditemukan mati satu hari kemudian.
Sedangkan si bocah tidak langsung dilarikan ke rumah sakit.
Sang nenek mengompresnya dengan air panas dan menggunakan minyak kelapa.
Karena penanganannya terlambat, beberapa hari kemudian pada tubuh anak tersebut muncul gejala.
Sakit pinggang, nyeri perut, demam, kejang-kejang, agresif serta keluarnya air liur terus-menerus.
Setelah sampel otaknya diperiksa oleh Balai Besar Veteriner Denpasar, ternyata hasilnya positif rabies.
Rentannya penyakit rabies di Provinsi Nusa Tenggara Timur disebabkan masih banyak hewan peliharaan seperti anjing di wilayah tersebut.
Anjing biasanya dipergunakan sebagai penjaga rumah ataupun penjaga kebun.
Satu rumah memiliki hampir empat ekor anjing dan akrab dengan keseharian masyarakat setempat.
Namun ironisnya, anjing-anjing tersebut tidak divaksin dan tanpa pengawasan sehingga rawan terjangkit rabies.
Rabies pembunuh tanpa ampun
Penyakit rabies atau penyakit anjing gila merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Lysavirus.
Virus ini dikenal sangat ganas yaitu menyerang sistem saraf.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.