Berita Banda Aceh
Mahasiswa USK Berhasil Ciptakan Alat Deteksi Luka di Mulut Sebagai Tanda Awal Efek Merokok di Paru
Mahasiswa USK Berhasil Ciptakan Alat Deteksi Luka di Mulut Sebagai Tanda Awal dari Efek Merokok di Paru
Mahasiswa USK Berhasil Ciptakan Alat Deteksi Luka di Mulut Sebagai Tanda Awal dari Efek Merokok di Paru
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - 4 Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) yang tergabung dari 3 Fakultas yang berbeda berhasil membuat alat untuk mendeteksi luka di mulut pasien yang diakibatkan oleh merokok.
Keempat mahasiswa tersebut adalah Zarfan Fawwaz Muhammad (ketua tim) dari Fakultas Kedokteran, Teuku Fais Duta dari Fakultas Kedokteran, Muhammad Iqbal Maulana dan Irmayani dari Fakultas Teknik Elektro dan Program Komputer, dan Sherina dari Fakultas Kedokteran Gigi.
Kerusakan saluran napas efek dari merokok umumnya dikenal dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang terjadi karena paparan asap rokok sehingga menimbulkan radang kronis di saluran napas dan kerusakan jaringan paru (Celli et al. 2022).
Sementara merokok selain karena dapat menyebabkan radang kronis juga paling sering menimbulkan luka di mukosa mulut yang umumnya dikenal dengan jenis luka seperti leukoplakia, smoker's melanosis, frictional hiperkeratosis, nicotinic stomatitis, black hairy tongue, dan squamous cell carcinoma.
Baca juga: Meninggal di Jakarta Akibat Tumor Paru, Haji Uma dan BPPA Fasilitas Pemulangan Warga Pidie Ke Aceh
Hubungan antara rokok dan PPOK memiliki hubungan yang bergantung pada dosis merokok, yaitu semakin banyak dan semakin lama batang rokok yang dihisap maka risiko PPOK yang ditimbulkan semakin besar.
Merokok memiliki risiko 5 hingga 20 kali terjadinya PPOK dan penyakit pada gigi dan mulut.

Pada perokok dapat ditemukan status kesehatan mulut yang buruk seperti jumlah gigi yang hilang dan akar gigi yang rapuh lebih banyak ditemukan pada perokok daripada bukan perokok.
Badan Kesehatan dunia menyebutkan bahwa PPOK menjadi penyebab kematian ketiga di dunia.
Di Indonesia, diperkirakan terdapat 4,8 juta pasien PPOK, angka ini dapat terus meningkat dengan semakin banyaknya perokok karena 90 persen pasien PPOK adalah perokok.
Baca juga: FAKTA Mahasiswi Kedokteran Tewas di Semarang, Ditemukan Rokok di Kamar Kosnya, Keluarga Tolak Otopsi
Jumlah perokok yang berisiko menderita PPOK berkisar antara 20 – 25 % .
Prevalensi tertinggi PPOK di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara Timur (10,0 % ), Sulawesi Tengah (8,0 % ), Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan (6,7 % ), dan Aceh 3,1 % (Tim Riskesdas 2019).
"Oleh karena itu kami mahasiswa USK berinisiasi untuk menciptakan alat yang bisa mendeteksi luka (lesi) di mukosa rongga mulut perokok sebagi tanda awal telah terjadi kerusakan di saluran napas yang umum ditemukan pada PPOK," ujar Zarfan Fawwaz Muhammad.
Alat pendeteksi ini diciptakan bersama dosen pembimbing, yaitu Dr.dr.Budi Yanti Sp.P(K), FAPSR.
"Kami sepakat memberi nama dengan EMERALD atau Endoscope Oral Mucosal Recognition smoker Lung Damage," ujarnya.
Luncurkan Rumah Qur'an, Wagub Aceh Fadhlullah Apresiasi BSI |
![]() |
---|
Wagub Fadhlullah Dukung Aceh Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari HAM Sedunia |
![]() |
---|
KKM Mahasiswa Unida di Gampong Acheh Yan Kedah Malaysia Diakhiri Menikmati Sajian Kuah Beulangong |
![]() |
---|
Kadisdik Aceh dan Kakanwil Kemenag Perkuat Kebiasaan Membaca Qur’an di MAN Model & SMAN 3 Banda Aceh |
![]() |
---|
Perjuangan Terhenti, Jenazah Cahaya, Balita Bocor Jantung Diantar ke Meulaboh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.