Breaking News

Kajian Islam

Cara Mengatur Ekonomi, Buya Yahya Tegaskan Istri Lakukan Hal ini, Dijamin Rumah Tangga takTerlantar

Pandai mengatur nafkah di sini ditegaskan Buya Yahya adalah yang tidak boros, tidak berlebih-lebihan dan tidak asal membeli.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
YOUTUBE/AL BAHJAH TV
Buya Yahya 

Terakhir Buya menganjurkan, mulai sekarang mari berbenah diri menjadi pasangan yang rajin dan tidak merepotkan pasangan.

"Mulai semangat menabung, beli beras, bahan-bahan masakan lainnya. Jadi tolong rumah tangga itu jangan sampai kita itu merepotkan pasangan," pungkas Buya Yahya.

Siapa Bilang Orang Tua Nggak Bisa Durhaka Sama Anaknya? Buya Yahya : Semua Berawal dari Hal Ini

Pendakwah Buya Yahya mengungkap ciri orang tua yang durhaka kepada anaknya.

Dalam sebuah ceramah yang menggugah hati oleh Buya Yahya, salah satu topik yang dibahas adalah tentang “Ibu Durhaka”.

Istilah durhaka mungkin masih asing bagi sebagian orang. Biasanya frasa ini digunakan jika ada anak yang durhaka kepada orang tuanya.

Baca juga: Buya Yahya Ungkap 4 Hal Ini Akan Ditanyakan di Akhirat, Nomor 3 Paling Berat, Badan hingga Harta 

Meski begitu, durhaka ini juga bisa berlaku sebaliknya, yakni orang tua yang durhaka kepada anaknya.

Awalnya Buya Yahya mendapat pertanyaan dari seorang jamaah terkait bagaimana yang dimaksud dari "Ibu Durhaka".

Menjawab hal tersebut, Buya mengatakan adapun ciri pertama orang tua durhaka kepada anak adalah mereka yang sejak awal menikah salah dalam memilih pasangan, sehingga kelak setelah anaknya lahir, anak tersebut terlahir dari orang tua yang salah.

Apa yang Dimaksud dengan “Ibu Durhaka”?

Dilansir dari laman Al Bahjah, ibu durhaka adalah ungkapan yang digunakan untuk merujuk kepada seorang ibu yang telah melakukan durhaka atau kesalahan kepada anak-anaknya.

Menurut Buya Yahya, durhaka ini bisa terjadi dalam beberapa cara.

Salah satunya adalah ketika seorang ibu memilih pasangan hidupnya tanpa mempertimbangkan dengan baik.

Mereka mungkin tergoda oleh faktor materi, kekayaan, atau bahkan popularitas, tanpa memperhatikan agama, akhlak, dan moralitas calon pasangan tersebut.

Hasilnya, anak-anak dari pernikahan semacam ini mungkin akan menghadapi berbagai masalah dan penderitaan di masa depan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved