Luar Negeri
Israel Terus Bombardir Gaza, 14 Faskes Rusak dan Tewaskan 10 Nakes, 1.448 Orang Palestina Terbunuh
Gelombang serangan udara Israel sejak akhir pekan lalu turut mengenai fasilitas-fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di Jalur Gaza.
SERAMBINEWS.COM, GAZA - Gelombang serangan udara Israel sejak akhir pekan lalu turut mengenai fasilitas-fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di Jalur Gaza.
Sistem kesehatan Palestina turut menjadi korban bombardir Israel yang ditujukan untuk membalas serangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023) lalu.
Per Kamis (12/10), otoritas Palestina melaporkan terdapat 14 fasilitas kesehatan yang rusak dan 10 tenaga kesehatan yang terbunuh akibat serangan udara Israel.
Sistem kesehatan Gaza juga terancam kolaps akibat blokade total Israel.
Hingga berita ini diturunkan, jumlah korban bombardir Israel di Jalur Gaza adalah 1.417 orang Palestina terbunuh dan lebih dari 6.868 terluka.
Kantor berita WAFA melaporkan, sebanyak 1.448 orang Palestina terbunuh di Jalur Gaza dan Tepi Barat sejak perang Israel vs Hamas meletus.
Di antara korban jiwa, sebanyak 447 korban adalah anak-anak dan 248 perempuan.
Baca juga: Vladimir Putin Tegaskan Israel Tidak Bisa Usir Penduduk Gaza: Ini Tanah Bersejarah Palestina
Sementara itu, di pihak Israel, korban jiwa akibat serangan Hamas pada Sabtu (7/10) lalu dilaporkan mencapai 1.200 orang.
Pada Kamis (12/10), otoritas Israel mengumumkan telah mengidentifikasi total 222 tentara Israel yang terbunuh dalam serangan Hamas.
Di lain sisi, Israel dilaporkan menyiapkan 300.000 pasukan untuk meluncurkan serangan darat ke Jalur Gaza.
Militer Israel sendiri telah membombardir enklav berpenduduk 2,3 juta jiwa itu sejak akhir pekan lalu.
Warga Palestina di Beyt Lahiya, Gaza menyebut pesawat-pesawat Israel menebarkan selebaran berisi perintah menyelamatkan diri bagi sipil.
Selebaran ini ditebar saat kawasan Beyt Lahiya beberapa kali dibombardir Israel.
"Setiap orang di dekat teroris Hamas akan membahayakan nyawa mereka sendiri. Menaati instruksi IDF (militer Israel) akan menghindarkanmu dari bahaya," demikian isi selebaran Israel tersebut sebagaimana dikutip Associated Press.
Warga Palestina di Gaza menyebut Israel kerap menyerang tanpa pemberitahuan terlebih dulu, sehingga menimbulkan korban sipil.
Sedangkan otoritas Israel mengaku berusaha memperingatkan sipil Palestina lebih dulu sebelum mengirim serangan udara.
Penduduk Gaza saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan seiring blokade total Israel.
Sekitar 2,3 juta penduduk di enklav tersebut tidak memiliki listrik atau akses air bersih.
Otoritas Israel mengaku tidak akan membiarkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza sebelum Hamas membebaskan para sandera.
Berbagai pihak mengecam blokade total Israel sebagai "hukuman kolektif" yang setara kejahatan perang.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Mesir membantah kabar bahwa pihaknya menutup Gerbang Rafah yang menjadi pintu keluar Gaza ke Mesir.
Kairo menyebut titik penyeberangan tersebut tidak bisa beroperasi karena serangan udara Israel.
Pemerintah Mesir pun meminta negara-negara dan organisasi internasional yang hendak mengirim bantuan ke Gaza mengirim suplai ke Bandara Internasional Al-Arish di Mesir.
Belum diketahui bagaimana bantuan kemanusiaan akan dikirimkan di tengah blokade Israel.
Baca juga: Presiden AS Ancam Iran usai Hamas Serang Israel, Biden Peringatkan Hati-hati! Mulai Takut?
Israel Tolak Izinkan Bantuan Kemanusiaan hingga Sandera Dibebaskan Hamas, Kondisi Gaza Mengerikan
Menteri Energi Israel Israel Katz menyatakan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan bantuan kemanusiaan dan kebutuhan esensial masuk ke Jalur Gaza hingga Hamas membebaskan para sandera.
Sistem kesehatan di Gaza sendiri terancam kolaps di tengah bombardir Israel usai Tel Aviv memberlakukan blokade total ke enklav tersebut.
"Bantuan kemanusiaan ke Gaza? Tidak ada saklar listrik dinyalakan, tidak ada saluran air dibuka, tidak ada truk bahan bakar yang masuk (ke Gaza) hingga orang-orang Israel yang diculik dipulangkan," kata Israel Katz dikutip Al Jazeera, Kamis (12/10/2023).
Kelompok Hamas diyakini menangkap puluhan orang Israel dan warga negara asing ketika meluncurkan serangan pada Sabtu (7/10) lalu. Operasi Hamas ini merupakan serangan terbesar ke Israel dalam kurun berdekade-dekade.
Pada Rabu (11/10) malam waktu setempat, sayap militer Hamas, Brigada Al-Qassam merilis video pembebasan sandera seorang perempuan dan dua anak-anak. Namun, pemerintah Israel menuduh pembebasan sandera oleh Hamas sebatas "aksi teatrikal."
Militer Israel pun dilaporkan bersiap meluncurkan invasi darat ke Gaza dengan sekitar 300.000 tentara. Sebelumnya, Tel Aviv telah berikrar untuk memusnahkan Hamas.
Israel juga memberlakukan blokade penuh dan memutus akses air ke sekitar 2,3 juta penduduk Gaza.
Sejumlah pihak menyebut blokade total Israel merupakan bentuk "hukuman kolektif" yang setara kejahatan perang.
Akibat blokade Israel, satu-satunya pembangkit listrik di Gaza berhenti beroperasi karena tidak punya stok bahan bakar.
Rumah sakit-rumah sakit Gaza yang mengalami overkapasitas pun mulai kehabisan bahan bakar untuk menghidupkan generator.
Direktur Regional Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Fabrizio Carboni menyebut sistem kesehatan Gaza bisa kolaps akibat blokade Israel.
Carboni menyatakan bahwa rumah sakit-rumah sakit di Gaza berpotensi berubah menjadi "rumah mayat."
"Penderitaan manusia karena eskalasi ini benar-benar mengerikan. Saya mendesak para pihak untuk mengurangi penderitaan warga sipil," kata Carboni, Kamis (12/10).
"Seiring Gaza kehilangan listrik, rumah sakit kehilangan listrik, merawat bayi baru lahir di inkubator dan pasien lansia dengan bantuan oksigen terancam tidak bisa. Dialisis ginjal berhenti dan sinar-X tidak bisa dilakukan. Tanpa listrik, rumah sakit-rumah sakit terancam menjadi rumah mayat," lanjutnya.
Baca juga: Jadwal Kapal Cepat Rute Sabang-Banda Aceh Pulang Pergi Edisi Jumat 13 Oktober 2023
Baca juga: Alasan KPK Tangkap Syahrul Yasin Limpo hingga Tangan Diborgol, Takut Melarikan Diri
Baca juga: Aulia Salma Karyawan Toko Gelato Tilap Uang Rp45 Juta Pakai QRIS Palsu, Ngaku Buat Berobat Orangtua
Sudah tayang di Kompas.tv: Bombardir Israel di Gaza Rusak 14 Faskes dan Tewaskan 10 Nakes, 1.448 Orang Palestina Terbunuh
| Sosok Emman Atienza, TikToker yang Meninggal Dunia dalam Usia 19 Tahun |
|
|---|
| Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Jalan, Kejahatan Geng Makin Ngeri |
|
|---|
| Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy Dijebloskan ke Penjara, Dituduh Didanai Muammar Gaddafi |
|
|---|
| Demo Peru Tewaskan Satu Orang, Pemicunya Rakyat Muak Setor Uang Keamanan ke Geng Kriminal |
|
|---|
| Demo Peru Berujung Kerusuhan, Seorang Tewas dan Ratusan Terluka, Pemerintah Umumkan Keadaan Darurat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.