Berita Kutaraja

500 Peserta dari 20 Negara Ikuti Konferensi Internasional dan AMAN Assembly di UIN Ar-Raniry

“Resolusi PBB 1325 tentang Women, Peace and Security juga akan menjadi salah satu topik pembicaraan dalam konferensi," papar Prof Kamaruzzaman.

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Konferensi Internasional dan The Asian Muslim Action (AMAN) Assembly yang digelar oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh pada 14-17 Oktober 2023. 

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 500 peserta dari 20 negara mengikuti Konferensi Internasional dan The Asian Muslim Action (AMAN) Assembly yang digelar oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh. Konferensi itu sendiri digelar sejak 14-17 Oktober 2023, yang diselenggarakan secara daring atau online.

Dekan Fakultas Hukum dan Syariah, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr Kamaruzaman, MSh mengatakan, tujuan dari konferensi itu adalah untuk mempromosikan budaya beragama yang inklusif dan memberikan kesempatan bagi pertukaran pemikiran antara muslim dan kelompok beragama lain dari berbagai negara.

Selain itu, lanjut dia, konferensi ini juga bertujuan untuk membuka pandangan yang lebih komprehensif tentang Aceh, melebihi persepsi negatif terkait dengan tsunami dan konflik.

“Juga mengungkap perkembangan positif dan tantangan yang dihadapi Aceh pasca Perdamaian Helsinki,” kata Prof Kamaruzaman.

"Di sana membahas isu-isu inklusi keagamaan, kebebasan beragama, perdamaian, kepemimpinan perempuan dan anak muda, serta berbagai persoalan kemanusiaan, migrasi, dan perlawanan Masyarakat,” urai dia.

“Resolusi PBB 1325 tentang Women, Peace and Security juga akan menjadi salah satu topik pembicaraan dalam konferensi," papar Prof Kamaruzzaman, Sabtu (14/10/2023).

Sementara itu, Direktur The Asian Muslim Action (AMAN) Indonesia, Ruby Kholifah mengatakan, konferensi tersebut akan memberikan ruang khusus bagi anak muda untuk berbicara tentang gerakan perdamaian dan teknologi.

Para anak muda akan berbagi pandangan tentang budaya beragama yang inklusif dan demokrasi dalam konteks pluralisme.

Sejumlah aktor perdamaian dunia seperti, Qutub Jahan Kidwai dari India, Rehana Majid dari Pakistan, Hamsatu Allamin dari Nigeria, dan Venerable Napan dari Thailand, juga akan hadir dalam konferensi ini.

Mereka membawa pengalaman dan inisiatif perdamaian dari berbagai belahan dunia.

"Hasil dari konferensi ini diharapkan akan dirumuskan dalam bentuk rekomendasi untuk mempromosikan inklusi keagamaan dan akan menjadi masukan penting bagi AMAN dalam merancang program lima tahun mendatang," pungkasnya.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved