Opini

Perjuangan Santri untuk NKRI

Eksistensi kaum santri di negeri ini mempunyai catatan historis yang sangat Panjang, bahkan melebehi dari usia masa dan penjangnya sejarah kemerdekaan

Editor: Ansari Hasyim
Tangkap Layar Youtube SERAMBINEWS
pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) dan Dosen STIS NU Aceh dan PAI Kecamatan Kuta Malaka. 

Oleh: Tgk Aria Sandra SHI MAg, pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) dan Dosen STIS NU Aceh dan PAI Kecamatan Kuta Malaka

TUJUH puluh delapan tahun sudah Indonesi merdeka, bebas dari penjjahan Belanda dan jepang dan dari seluruh penjajah yang lain, sehingga Indonesia hari ini sudah maju dan jaya, kemajuan dan kejayaan ini sangat terlihat sekali dari sagala aspek kehidupan di negara ini, pembangunan yang semakin merata, Pendidikan yang semakin berkembang dan bahkan teknologi yang sudah sangat luar biasa canggihnya yang dapat rasakan oleh bangsa Indonesia.

Berbicara tentang kemerdekaan Indonesia, ada hal yang perlu diingat oleh segenap warga negara, bahwa sanya, apapun kebahagiaan yang telah dirasakan hari ini akibat merdekanya Indonesia dari penjajah, itu tidak terlepas dari perjuangan para santri yang ada ditanah air tercinta ini, karena mereka ikut terlibat dalam perjuangan mempertahankan negara Indonesia dari para penjajah yang ingin berkuasa di negeri ini.

Eksistensi kaum santri di negeri ini mempunyai catatan historis yang sangat Panjang, bahkan melebehi dari usia masa dan penjangnya sejarah kemerdekaan Indonesia ketika belum menjadi negara yang berdaulat dan merdeka, bahkan sampai hari ini ketika Indonesia sudah menjadi sebuah negara yang besar santri tetap menjadi pemeran utama dalam menjaga dan merawat keutuhan NKRI.

Semangat perjuangan kaum santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa mereka merupakan garda terdepan dalam membentengi Indonesia dari berbagai ancama selama berabad-abad, seperti serangan para kolonial, agresi militer hingga ancaman terhadap idiologi Pancasila sebagai pemersatu bangsa.  

Ruh Bagi Negara

Hubungan santri dengan kemerdekaan Indonesia adalah ibarat air dengan sungai, yakni merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Santri bagaikan air di dalam sungai yang mengalir untuk merdeka menuju Samudra. Pada hakikatnya santri merupakan ruh dari negara Indonesia, hal ini dapat dibuktikan dengan peristiwa resolusi jihat yang terjadi pada 10 November 1945 yang diprakarsai oleh kaum santri. Dari fakta sejarah inilah membuktikan bahwa kaum santri mempunyai peran penting dalam mewujudkan Indonesia meredeka dan telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat.

Sejarah menctat latar belakang adanya Resolusi Jihad diawali oleh pertempuran antara pasukan Inggris dengan arek-arek Suroboyo pada 10 November 1945. Dalam peperangan tersebut Bung Tomo menyampaikan pidatonya yang sangat melegenda, sebelum melontarkan pidato tersebut Bung Tomo terlebih dahulu menghadap KH. Hasyim Asy’ari beliau meminta izin untuk membacakan isi pidatonya yang merupakan resolusi jihad yang sebelumnya telah disepakati oleh Ulama’ NU.

Setelah dikumandangkannya Resolusi jihad pada tanggal 10 November 1945 ribuan Kiai dan Santri berjuang untuk melawan tentara sekutu di bawah Komando Inggris yang diboncengi Netherlands Indies Civil Administration (NICA) Belanda. Tentara sekutu dilengkapi dengan senjata modern kala itu dan para kiai serta para santri hanya bersenjata bambu runcing, anehnya mereka tidak merasa takut atau gentar sedikitpun untuk melawan sekutu. Pertempuran berlangsung selama 3 minggu yang dimenangkan oleh para pejuang.

Perjuangan santri untuk NKRI tidak berhenti sejak selesainya penjajahan di tanah air, akan tetapi perjuangan itu terus bejalan hingga sudah Tujuh Puluh Delapan Tahun Indonesia ini merdeka. Adapun perjuangan santri setelah selesainya masa penjajahan adalah menjaga dan menghidupkan negara ini dengan ilmu pengetahuan agama dengan mengaji dipondok-pondok pesantren.

Perjuangan besar yang sedang dijalani oleh kaum santri hari ini adalah, melawan radikalisme yang sedang marak terjadi di negeri ini, fatwa untuk melawan pemerintah sudah menyebar hampir kesemua lini kehidupan dengan mengatas namakan jihad dan dengan menuduh Indonesia sebagai nera toghut, sehingga ada yang menjadi korban akibat fatwa tersebut dengan nekat melakukan bom bunuh diri.

Selain itu, santri juga sedang berjuang menyelamatkan umat dari kelompok-kelompok intoleran dalam beragama, seperti kelompok yang dengan mudah mensyirikkan sebahagian amaliah orang muslim dan menuduh sesat orang lain yang tidak sependapat dengan mereka melalui program moderasi beragama  atau dalam kata lain moderat dalam beragama atau juga disebut dengan pengamalan Islam washathiyah.

Menyelamatkan NKRI

Tidak kalah penting dan hebatnya lagi adalah, dengan menjadi santri maka seseorang itu telah menyelamatkan NKRI dari keterpurukan dan kehancuran, terutama adalah keterpurukan moral. Disaat warga negara yang lain lebih memilih dengan gaya hidup bebas seakan tidak ada aturan dalam kehidupan maka kaum santri lebih memilih untuk berada di pondok-pondok pesantren.

Tidak dapat dipungkiri lagi, disaat warga negara yang lain sedang mengalami dekadensi moral yang luar biasa, kajahatan terjadi hampir disetiap pelosok tanah air, tauran seakan sudah menjadi gaya hidup para remaja, kajahatan narkoba tidak lagi memandang usia, pergaulan bebas, hamil di luar nikah seolah sudah menjadi cara hidup, korupsi yang merupakan panjajahan tersadis abad ini semakin menjadi-jadi dan berbagai macam kejahatan lainnya yang sedang terjadi di Negeri ini yang merupakan faktor utama hancurnya negara ini, maka santrilah yang dapat menyelamat negeri ini dari keterpurukan itu semua.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved