Mihrab

Ajaran Tasawuf Dalam Menghadapi Tahun Politik: Rakyat Harus Bijak Tentukan Pilihannya

"Para calon semestinya menjadikan perpolitikannya sebagai pengamalan tentang Fiqh As-Siyyasah yang menjadi jembatan untuk beribadah kepada Allah,"

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Contoh surat suara dengan desain yang disederhanakan saat simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa (22/3/2022). 

Dikatakannya, para calon yang menang harus haqqul yakin bahwa hasil pemilu tersebut bukanlah semata karena kerja keras para calon dan tim suksesnya, melainkan sudah menjadi takdir dan ketentuan dari Allah.

“Begitu pula calon yang kalah tentu bukanlah semata karena lemahnya kampaye, promosi dan tim sukse, melaikan sudah kehendak Allah untuk tidak meloloskannya,” sambungnya.

Tasawwuf juga menitik beratkan umat agar tidak mempunyai sifat sombong, begitu halnya kepada para calon yang memenangkan pemilu nanti agar tidak merasa di atas angin dengan kursi panas yang sudah ia peroleh.

Sifat sombong yang dimaksud disini bukan hanya membuang wajahnya saat bertemu dengan orang, tetapi juga meliputi kesombongan dalam berbicara dan suka memuji diri,

kesombongan dalam mengambil tindakan tanpa menerima kritik dan saran, dan kesombongan dengan suka memunculkan ego sendiri agar ia dipandang hebat.

Para calon yang menjadi peserta pemilu harus sadar bahwa dengan mendeklarasikan diri untuk maju agar dipilih sebagai pemimpin dan wakil rakyat sama dengan mereka sudah bersaksi kepada Allah bahwa mereka siap untuk memperjuangkan semua aspirasi dan harapan rakyat baik yang kelas atas, menengah, maupun bawah.

Sehingga nanti di hari akhirat seluruh janji-janji yang pernah ia lantunkan dengan indah ke telinga rakyat pada masa kampaye akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT.

“Maka kepada para calon peserta pemilu berjanjilah sewajarnya dan jika terpilih nanti seyogianya  tunaikanlah semua janji-janji manis itu agar tidak ada rakyat yang kecewa karena merasa dikhianati, sebab semua perbuatan itu akan mendapat ganjaran yang setimpal di hari akhir nanti,” pungkasnya. (ar)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved