Israel Berusaha Usir Warga Gaza, Janji Dihapuskan Utang ke Mesir Jika Terima Pengungsi

Bahkan Israel sudah menawari janji ke Mesir bahwa hutang mereka akan dihapuskan jika mau menerima warga Gaza.

Editor: Amirullah
BASHAR TALEB / AFP
Warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel malam sebelumnya di kamp Jabalia untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. 

Sehingga menyulitkan negara Afrika Utara tersebut untuk membayar utang luar negerinya dan membayar impor penting, termasuk gandum.

“Apa yang terjadi saat ini di Gaza adalah upaya untuk memaksa warganya berlindung dan berimigrasi ke Mesir – dan kami tidak akan menerimanya,” tegas Sisi.

Warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel malam sebelumnya di kamp Jabalia untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina.
Warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel malam sebelumnya di kamp Jabalia untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. (BASHAR TALEB / AFP)

Sisi mengatakan kalau jika Israel ingin menjaga warga Palestina di Gaza aman dari serangan darat besar-besaran Israel, mereka harus diizinkan untuk mengungsi ke wilayah gurun Negev di selatan Israel dan kemudian kembali setelah Hamas dikalahkan.

Dia menambahkan: “Mesir menentang segala upaya untuk menyelesaikan masalah Palestina melalui cara militer atau melalui pengusiran paksa warga Palestina dari tanah mereka – apa pun yang akan merugikan negara-negara di kawasan.”

Sisi mengatakan bahwa jika warganya diminta melakukan hal tersebut, jutaan dari mereka akan turun ke jalan dan berdemonstrasi menentang perjalanan warga Gaza ke Sinai.

Sekitar 2,4 juta warga Palestina tinggal di Jalur Gaza.

Pada awal perang, banyak dari mereka yang berbondong-bondong menuju penyeberangan Rafah yang ditutup.

Tawaran Netanyahu kepada Sisi muncul setelah Kementerian Intelijen Israel pada 13 Oktober merekomendasikan agar Israel menggunakan alasan perang dengan Hamas untuk secara paksa memindahkan 2,3 juta penduduk Gaza ke Sinai Mesir sebagai pengungsi dan mencegah mereka kembali.

Hal ini, jika benar terjadi, akan merupakan pengulangan Tragedi Nakba tahun 1948.

Ide Lama yang Dicoba Kembali demi Perluasan Permukiman Yahudi

Rencana Israel merelokasi paksa warga Gaza ke Sinai Mesir dibocorkan oleh aktivis Partai Likud untuk mengukur opini dalam negeri Israel dan dunia internasional atas rencana tersebut.

Sebagai catatan, Kementerian Intelijen Israel dipimpin oleh Gila Gamliel dari Partai Likud.

Pada 2010, Gamliel dan Netanyahu meminta presiden Mesir saat itu Hosni Mubarak untuk menerapkan rencana yang sama.

Mubarak menolak gagasan tersebut dan digulingkan pada bulan Januari 2011 menyusul protes jalanan yang diorganisir dan didukung oleh aktivis Mesir yang bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri AS.

Netanyahu mengajukan permintaan serupa kepada penerus Mubarak, Mohammad Morsi, pada tahun 2012, namun Morsi juga menolaknya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved