Perang Gaza Hari Ini: 4400 Anak Terjebak di Reruntuhan, Israel Bunuh Warga Lebanon Termasuk Jurnalis

Rangkuman seputar perang di Gaza Palestina hari ini, sebanyak 4400 anak lebih terjebak di bawah reruntuhan hingga Israel mulai bunuh warga Lebanon.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
BASHAR TALEB / AFP
Rangkuman seputar perang di Gaza Palestina hari ini, sebanyak 4400 anak lebih terjebak di bawah reruntuhan hingga Israel mulai bunuh warga Lebanon. 

SERAMBINEWS.COM - Rangkuman seputar perang di Gaza Palestina hari ini, sebanyak 4400 anak lebih terjebak di bawah reruntuhan hingga Israel mulai bunuh warga Lebanon.

Laporan The National pada Selasa (21/11/2023), Hamas merilis sebanyak 6.500 orang masih terjebak di bawah reruntuhan di Gaza.

Dari jumlah tersebut di antaranya sebanyak 4.400 anak-anak masih terjebak di sana.

Dan setidaknya 13.300 orang telah dipastikan meninggal dunia atas serangan Israel ke Gaza, Palestina.

Sebanyak 75 persen di antaranya adalah perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia sebagaimana laporan kantor media Hamas, Selasa sore.

Total sebanyak 5.600 korban serangan udara dan gempuran Israel merupakan anak-anak.

Baca juga: Menaruh Harapan pada Tiongkok Hentikan Penjajah Israel Tembaki Warga di Gaza

Baca juga: 13 Orang Meninggal, Penjajah Israel Tembak Pasien di Rumah Sakit Indonesia-Gaza

Serangan Israel, 3 Warga Sipil Meninggal di Lebanon

Sementara sebanyak tiga warga sipil di antaranya meninggal dalam serangan udara Israel di wilayah Tair Harfa al-Jebin, Selasa.

Dua korban meninggal di antaranya merupakan jurnalis yang bekerja untuk saluran Lebanon Al Mayadeen.

 

 

Sehingga total jumlah warga sipil yang meninggal dalam serangan Israel di Lebanon selatan meningkat menjadi empat orang sebagaimana laporan kantor berita negara setempat.

Saluran Al Mayadeen mengidentifikasi, jurnalis yang meninggal tersebut adalah koresponden Farah Omar dan juru kamera Rabih al Mamaari.

Ini merupakan jumlah terbesar warga sipil yang terbunuh dalam satu hari sejak konflik perbatasan meletus pada 8 Oktober sebagaimana eskalasi terbesar antara Israel dan Hizbullah.

Baca juga: Berstatus Tersangka, Benny K Harman Usir Wamenkumham dari Rapat DPR RI: Minta Eddy Keluar Ruangan

Baca juga: Alat Negara Diduga Terlibat dalam Pemilu, Pengamat: Perlu Pembentukan Panja Netralitas TNI-Polri

Hizbullah, bersama kelompok-kelompok bersenjata sekutunya, memimpin serangan dalam perang gesekan di sepanjang perbatasan selatannya.

Mereka berupaya mengalihkan Israel dari serangannya yang terus-terusan terpusat di Jalur Gaza.

Menaruh Harapan pada Tiongkok

Menaruh harapan pada Tiongkok menghentikan penjajahan Israel dan tembaki serta bunuh warga Gaza di Palestina.

Laporan The National, Mesir mengharapkan Tiongkok berbuat lebih banyak untuk menghentikan pemboman di Gaza.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Sameh Shoukry bertemu dengan para pejabat tinggi Tiongkok di Beijing dan beberapa negara Muslim termasuk Palestina, Arab Saudi, Yordania dan Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut Menlu Shoukry menyampaikan kepada Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi kalau Mesir menaruh harapan besar kepada Negeri Tirai Bambu itu untuk menghentikan serangan ke warga sipil di Palestina.

"(Menanti) peran yang lebih besar dari pihak internasional seperti Tiongkok untuk menghentikan serangan terhadap warga Palestina di Gaza", kata Shoukry.

Baca juga: Lagi Nunggu Pembeli, Pengedar Sabu Diringkus Polisi, Begini Kronologisnya

Menlu Shoukry mengatakan, posisi Mesir dan Arab yang kuat telah mencegah Israel melakukan kebijakan mengusir warga Palestina dari Gaza.

Namun negara-negara lain menuduh pihaknya sedang melindungi serangan Israel saat ini.

"Sayangnya, beberapa pihak tidak menganggap pelanggaran dan kejahatan perang Israel sebagai gambaran sebenarnya," kata Shoukry.

"Dewan Keamanan mempunyai tanggung jawab untuk melindungi legitimasi internasional, dan itulah posisi Tiongkok yang kami ketahui dan harapkan," tambahnya.

Menurutnya, Kairo juga sudah melakukan segala upaya untuk memberikan bantuan ke Gaza.

Meski demikian Israel secara sistematis menghalangi bantuan ke daerah kantong tersebut dalam upaya untuk menggusur paksa warga Palestina.

Penjajah Israel Tembak Pasien di Rumah Sakit Indonesia

Penjajah Israel menembaki sejumlah pasien di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Sebanyak 13 orang meninggal dunia pada Senin (20/11/2023).

Laporan The National, korban meninggal bertambah menjadi 13 orang di tengah serangan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia.

"Sebanyak 12 pasien dan satu kerabat tewas dalam serangan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al Qudra, Senin.

Selain itu, seorang dokter terluka dalam pemboman di lokasi di Beit Lahia, tempat di mana tank dan penembak jitu Israel ditempatkan di sekitar kompleks tersebut.

Laporan kantor berita resmi Palestina Wafa, tentara Israel menembak apa saja yang bergerak di dekat pintu masuk rumah sakit.

"Sekitar 5.000 warga sipil berlindung di rumah sakit," kata para pejabat.

Penjajah Israel Masuki Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Sebelumnya, penjajah Israel memasuki Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, Palestina serta menembaki beberapa pada Rabu Rabu (15/11/2023).

Militer Israel mengatakan pasukannya melakukan operasi pada melawan Hamas di kompleks rumah sakit terbesar di Gaza itu.

Pihaknya menuding Hamas memanfaatkan ruang bawah tanah Rumah Sakit Al Shifa untuk melakukan serangan.

Mereka meminta semua anggota Hamas di rumah sakit tersebut untuk menyerah.

"Pasukan Israel sedang menggeledah ruang bawah tanah Al Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza," demikian kata seorang pejabat dikutip dari Thenationalnews.com, Rabu.

Direktur Jenderal Rumah Sakit Gaza, Dr Muhammad Zaqout mengatakan kepada Al Jazeera, tentara Israel juga memasuki gedung bedah dan darurat di kompleks rumah sakit.

"Beberapa orang ditembaki ketika mencoba meninggalkan daerah tersebut meskipun diberitahu bahwa mereka aman," ungkapnya.

Israel mengatakan pihaknya melakukan operasi di bagian tertentu rumah sakit tersebut dan menuding Hamas memiliki pusat komando di sana.

Israel Bom Kantor Pusat Bantuan Qatar di Gaza Palestina

Makin berani, Zionis Israel membombardir Kantor Pusat Bantuan Qatar di Gaza Palestina, Senin (13/11/2023) malam waktu setempat.

Laporan Thenationalnews.com, Selasa (14/11/2023) Kementerian Luar Negeri Qatar mengecam pemboman Israel sebagai tindakan agresi terang-terangan itu.

“Kepada pendudukan Israel untuk berhenti memberikan pembenaran (argumen) yang lemah dalam menargetkan objek sipil, fasilitas kesehatan, dan warga sipil serta menggunakan informasi yang menyesatkan,” demikian seruan Kementerian Luar Negeri Qatar.

Diketahui, Qatar menyalurkan hibah bulanan untuk mendukung 100.000 keluarga di Jalur Gaza.

Bantuan tersebut disalurkan dengan jumlah 100 USD untuk setiap keluarga melalui kantor pusat bantuan kemanusiannya di Gaza.

Komite rekonstruksi Gaza dibentuk oleh Kementerian Luar Negeri Qatar untuk mengelola hibah sebesar $407 juta dari Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani.

Dana hibah tersebut dengan tujuan membangun kembali infrastruktur Gaza yang hancur pada tahun 2012 lalu.

Foto-foto pasca-pemboman kantor pusat bantuan Qatar di Gaza beredar di unggahan X (Twitter).

Gambar bintang david terlihat di dinding kantor tersebut yang diduga dicat oleh tentara Zionis Israel.

Arab Saudi, UEA, Kuwait, Oman, Mesir dan Yordania bersama dengan Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Kawasan Teluk (GCC) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengutuk keras atas serangan tersebut.

“Mengecam serangan udara Israel ke kantor organisasi yang telah memainkan peran penting dalam rekonstruksi Gaza selama lebih dari satu dekade tersebut,” demikian pernyataannya.

Negara Teluk, yang telah merencanakan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas, mengatakan serangan tersebut adalah lanjutan perilaku Israel yang menargetkan warga sipil.

Sementara Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga mengutuk agresi terang-terangan yang dilakukan pasukan pendudukan di markas besar komite Qatar.

Kerajaan Arab Saudi mendesak masyarakat internasional untuk segera mengakhiri pelanggaran yang dilakukan oleh otoritas pendudukan.

Uni Emirat Arab (UEA) juga mengutuk keras serangan Israel terhadap markas besar komite Qatar.

Pihaknya menekankan perlunya gencatan senjata segera untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

Kementerian luar negeri Kuwait, Oman dan Mesir juga mengecam pemboman tersebut, dan menggambarkannya sebagai kejahatan dan tindakan keji.

Kuwait meminta komunitas internasional untuk mengakhiri pelanggaran Israel yang dilakukan dengan dalih transparan dan kebohongan yang diungkapkan kepada dunia.

Sementara Pemerintah Yordania mengatakan, pemboman Israel terhadap fasilitas Qatar di Gaza adalah kejahatan perang tercela yang harus ditambahkan ke catatan kriminal Israel.

Berdasarkan data resmi kedua belah pihak, perang yang terus berlanjut ini telah menewaskan 11.240 warga Palestina di Gaza dan sekitar 1.200 orang di Israel.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved