Hamas dan Israel Sepakat Jeda Pertempuran 4 Hari, Pertukaran Tawanan dan Akses Bantuan Warga Gaza

Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata selama empat hari yang akan membuat kelompok Palestina tersebut membebaskan puluhan sandera.

Editor: Faisal Zamzami
MAHMUD HAMS/AFP
Seorang pria berjalan di antara mayat-mayat yang terbungkus kafan dari mereka yang tewas dalam pemboman Israel di Deir Balah di Jalur Gaza tengah, di rumah sakit Shuhada Al-Aqsa di kota yang sama pada 6 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. 

Dalam pertemuan itu, Netanyahu sempat mengatakan kepada para menterinya yang hadir bahwa ini adalah keputusan yang sulit namun merupakan keputusan yang tepat.

Seorang juru bicara pemerintah mengatakan kepada Kantor berita AFP, bahwa di bawah perjanjian tersebut setidaknya 50 sandera perempuan dan anak-anak asal Israel maupun warga negara asing akan dibebaskan, sebagai imbalan atas "jeda" selama empat hari dalam operasi militer.

Disebutkan, untuk setiap 10 sandera tambahan yang dibebaskan, akan ada satu hari gencatan senjata tambahan.

Hamas merilis sebuah pernyataan yang menyambut baik "gencatan senjata kemanusiaan", yang dikatakan juga akan membebaskan 150 warga Palestina dari penjara Israel.

Gencatan senjata ini memberikan penduduk Gaza sebuah kesempatan yang sangat mereka inginkan, meskipun hanya sebentar, setelah hampir tujuh minggu berperang.

Sumber-sumber dari Hamas dan Jihad Islam, kelompok militan lainnya, sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa gencatan senjata tersebut akan mencakup gencatan senjata di darat dan jeda dalam operasi udara Israel di Gaza selatan.

Persetujuan kabinet Israel merupakan salah satu batu sandungan terakhir untuk memberlakukan perjanjian tersebut.

Qatar telah membantu menengahi perundingan tersebut.

Hamas sampai saat ini terhitung telah membebaskan empat tawanan, di antaranya yakni warga negara AS Judith Raanan (59), dan putrinya, Natalie Raanan (17) pada 20 Oktober, dengan alasan kemanusiaan, serta perempuan Israel Nurit Cooper (79) dan Yocheved Lifshitz (85) pada 23 Oktober.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan di awal pertemuan Kabinet hari Selasa, (21/11/2023) bahwa perang akan terus berlanjut setelah jeda kesepakatan tawanan "sampai Hamas dihancurkan, semua tawanan dibebaskan, dan tidak ada yang bisa mengancam Israel di Gaza."

 
Netanyahu menekankan kepada kabinetnya, "Kita berada dalam kondisi perang, dan kami akan melanjutkan perang," kata Netanyahu, "Kita akan melanjutkan sampai kita mencapai semua tujuan kita."

Dia menambahkan telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam beberapa hari terakhir dan memintanya untuk membantu memperbaiki kesepakatan, "Ia membantu dan saya berterima kasih padanya."

Dalam 24 jam berikutnya, nama-nama tahanan Palestina yang akan dibebaskan akan diumumkan agar warga Israel dapat mengajukan banding ke pengadilan terhadap pembebasan mereka, menurut pejabat Israel yang memberikan keterangan kepada wartawan hari Selasa, (21/11/2023).

Israel bersumpah untuk melanjutkan perang sampai menghancurkan kemampuan militer Hamas dan mengembalikan semua tawanan.

Netanyahu mengatakan bahwa selama jeda, upaya intelijen akan dipertahankan, memungkinkan tentara untuk mempersiapkan langkah-langkah pertempuran berikutnya. Dia mengatakan pertempuran akan terus berlanjut sampai "Gaza tidak akan mengancam Israel."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved