Berita Aceh Utara

BNN Deklarasi Aceh Utara Tolak Tanaman Terlarang untuk Selamatkan Generasi

Kepala BNN Kota Lhokseumawe Saiful Fadhli, SSTP, MSi, para Staf Ahli Bupati, Asisten Setdakab, Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Penulis: Jafaruddin | Editor: Nur Nihayati
Dok Aceh Utara
Kepala BNN Provinsi Aceh Brigjen Pol Rudy Ahmad Sudrajat, SIK, MH menyerahkan penghargaan kepada Penjabat Bupati Aceh Utara Dr Mahyuzar MSi, atas peran aktif dan partisipasinya dalam pelaksanaan program pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika (P4GN) di wilayahnya Aceh Utara. Foto DOk Pemkab Aceh Utara 

Kepala BNN Kota Lhokseumawe Saiful Fadhli, SSTP, MSi, para Staf Ahli Bupati, Asisten Setdakab, Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara 

SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON – Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Aceh yang mengadakan aksi Grand Design Alternative Development (GDAD) dan Deklarasi Aceh Utara Tolak Tanaman Terlarang, Kamis (23/11/2023). 

Kegiatan itu berlangsung di aula Kantor Bupati Aceh Utara di Landing Kecamatan Lhoksukon, Kamis(23/11/2023) yang dihadiri Pj Bupati Mahyuzar.

Penjabat Bupati Aceh Utara menyambut positif dan menyampaikan apresiasi

Acara itu turut dihadiri oleh Kepala BNN Provinsi Aceh Brigjen Pol Rudy Ahmad Sudrajat, SIK, MH. 

Kepala BNN Kota Lhokseumawe Saiful Fadhli, SSTP, MSi, para Staf Ahli Bupati, Asisten Setdakab, Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Drs Saiful Basri, para Kepala SKPK terkait, dan para Camat.

Baca juga: Daftar Besaran UMP 2024 di 31 Provinsi di Indonesia, Daerah Mana yang Tertinggi?

Juga hadir Komandan Kodim 0103/Aceh Utara Letkol Kav Makhyar, ST, MHI, Kepala Kejari Aceh Utara Teuku Muzafar, SH, MH. 

Pejabat dari Polres Aceh Utara, Polres Lhokseumawe, dari Lanal Lhokseumawe, dan sejumlah stakeholder terkait lainnya.

“Pemerintah Daerah sangat mengharapkan segera dibentuk BNN di Aceh Utara,” ujar Pj Bupati Mahyuzar saat menyampaikan sambutannya. 

Selain pertimbangan wilayah yang sangat luas, juga tingginya intensitas kasus narkotika di daerah ini sehingga dibutuhkan kehadiran lembaga BNN untuk pengawasan yang lebih intens. 

Mahyuzar juga menyebutkan pentingnya program pemulihan atau rehabilitasi terhadap korban Narkoba. 

Untuk itu, Mahyuzar menawarkan metoda pemulihan melalui pendekatan keagamaan.

“Mungkin di Aceh bisa juga dilakukan melalui pendekatan keagamaan untuk rehabilitasi atau pemulihan para korban atau pecandu Narkoba,” ujar Mahyuzar.

Hal ini sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal di Aceh. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved