Berita Banda Aceh

Jelang Pemilu, Cek Midi Tekankan Pentingnya Menjaga Kultur Aceh Guna Cegah Konflik

Terlebih menjelang pemilu, masyarakat dan para caleg, timses dan sebagainya agar mengedepankan kultur sosial budaya, khususnya adat Aceh.

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ INDRA WIJAYA
Pegiat Budaya yang juga Kolektor Manuskrip Aceh, Tarmizi A Hamid atau akrab disapa Cek Midi. 

Terlebih menjelang pemilu, masyarakat dan para caleg, timses dan sebagainya agar mengedepankan kultur sosial budaya, khususnya adat Aceh. Hal itu berguna untuk mengantisipasi terjadi kerusuhan akibat beda pilihan.

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pegiat Budaya yang juga Kolektor Manuskrip Aceh, Tarmizi A Hamid atau akrab disapa Cek Midi menyebutkan, kultur sosial budaya di Aceh harus berpedoman dengan syariat.

Terlebih menjelang pemilu, masyarakat dan para caleg, timses dan sebagainya agar mengedepankan kultur sosial budaya, khususnya adat Aceh. 

Hal itu berguna untuk mengantisipasi terjadi kerusuhan akibat beda pilihan.

“Karena kalau sampai ribut itu bukan karakter orang Aceh. Karakter Aceh itu orang yang sangat mulia, santun dan ketika berkomunikasi tidak menjatuhkan orang lain,” kata Cek Midi kepada Serambi usai FGD Penguatan Sosial Budaya Berbasis Kearifan Lokal yang diadakan Kesbangpol Aceh di Morden Coffee, Rabu (29/11/2023).

Menurutnya, budaya Aceh dapat dijadikan pondasi pertama baik saat kampanye pemilu, konflik dan sebagainya. 

Pasalnya, budaya dan adat Aceh menjadi perekat bagi sesama dan luar Aceh.

Jika terdapat orang luar maupun orang Aceh itu sendiri, dengan tidak mengedepankan norma yang ada, berarti ia belum mengetahui bagaimana konteks budaya Aceh itu sendiri. 

“Kalau di orang Aceh dan paham budaya, dia tidak akan melontarkan kata-kata yang menyakitkan dan merugikan orang lain,” ungkapnya.

Baca juga: Warga Malaysia Kunjungi Stan Rumoh Manuskrip Aceh Milik Cek Midi

Ia berharap bagi siapa saja yang menjadi peserta pemilu, agar sama-sama menjaga hubungan harmonis di Aceh melalui budaya dan adat.

Ia mengajak mari sama-sama menjaga marwah dan harkat martabat orang Aceh.

“Mari jaga kemegahan Aceh dengan syariat Islamnya. Kalau itu dirusak, maka penyakit lain akan merusak Aceh itu sendiri,” jelasnya.

Pasalnya, ciri khas orang Aceh adalah menjaga harkat dan martabat ke-Acehannya.

Dirinya melihat, budaya Aceh mulai tergerus akibat masyarakat mulai terjerumus dengan teknologi digital dan dampak globalisasi.

"Kemudian, keberadaan orang tua yang saat ini kurang mengajari anaknya tentang adat dan budaya, serta kearifan lokal. Sosialisasi dari pemerintah tentang budaya juga masih cukup kurang,” pungkasnya.(*)

Baca juga: Rumoh Manuskrip Aceh Dikunjungi Ribuan Orang Selama PKA 8, Ketua MPU Aceh Puji Cek Midi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved