Konflik Palestina vs Israel

Gencatan Senjata Berakhir, Israel Langsung Bombardir Gaza, Netanyahu Salahkan Hamas

“Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah memulai kembali serangan ke organisasi Hamas di Gaza,” bunyi pernyataan IDF seperti dilaporkan USA Today.

Editor: Faisal Zamzami
AFP
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu 

SERAMBINEWS.COM - Militer Israel mengungkapkan langsung serang Gaza setelah gencatan senjata dengan Hamas berakhir.

Serangan itu dilakukan, Jumat (1/12/2023), tak lama setelah gencatan senjata berakhir.

Dikutip dari CNBC, gencatan senjata berakhir pada Jumat pukul 7 pagi.

Di sela-sela serangan tersebut pihak Israel menempatkan Hamas jadi kambing hitam, dengan menuduh kelompok perlawanan Palestina itu melanggar gencatan senjata.

 
“Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah memulai kembali serangan ke organisasi Hamas di Gaza,” bunyi pernyataan IDF seperti dilaporkan USA Today.

Mereka juga menuduh Hamas melanggar gencatan senjata karena menembak kea rah Israel.

IDF mengatakan sejam sebelum gencatan senjata berakhir, sistem pertahanan udara mereka telah mencegat roket yang diluncurkan dari Gaza.

Hamas sendiri belum berkomentar terkait tuduhan IDF tersebut.

Radio Militer Israel melaporkan pesawat tempur Israel telah meluncurkan lusinan serangan rudal ke Gaza setelah gencatan senjata berakhir.

Dilansir dari Al-Arabiya, area di dekat Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, sebelah selatan Gaza, dan sebuah rumah di Gaza City terkena serangan pengeboman itu.

Pengeboman itu juga menargetkan Kota Abasan di Khan Yunis. 

Ratusan ribu warga Palestina telah mencari perlindungan di selatan pada area yang disebut Israel sebagai zona aman.

Saat gencatan senjata, militer Israel juga melarang warga Gaza kembali ke rumahnya di bagian utara Gaza.


Gencatan senjata antara Israel-Hamas telah dilakukan sejak Jumat (24/11/2023), dan sempat diperpanjang.

Namun, kali ini gencatan senjata tersebut akhirnya diakhiri.

Baca juga: VIDEO Cina Serius Tanggapi Masalah Politik dan Keamanan Timur Tengah Terutama Israel-Hamas

Netanyahu Salahkan Hamas

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan hamas sehingga negara zionis itu kembali menyerang Gaza.

Israel membombardir Gaza tak lama setelah gencatan senjata antara Israel-Hamas berakhir Jumat (1/12/2023).

Sebelumnya telah dilakukan gencatan senjata sejak Jumat (24/11/2023), yang di dalamnya termasuk pertukaran sandera dan tahanan.

 
Namun, gencatan senjata itu tak lagi diperpanjang dan langsung membuat Israel bereaksi dengan serangan.

Dalam pernyataannya, Netanyahu menuding Hamas telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.

“Hamas tak membebaskan sandera perempuan yang sesuai dengan kesepakatan, serta serangan roket ke wilayah Israel,” bunyi pernyataan Kantor Perdana Menteri Israel dikutip dari Anadolu.

Mereka menambahkan bahwa kelompok perlawanan Palestina itu yang menjadi penyebab serangan terbaru Israel ke Gaza.

“Kami akan meneruskan perang ini hingga kami mencapai tiga tujuan: membebaskan seluruh sandera, menghabisi Hamas sepenuhnya, dan memastikan tak ada lagi ancaman seperti ini datang dari Gaza lagi,” tambahnya.

Pesawat perang Israel dilaporkan menargetkan beberapa area di Gaza

Kementerian Dalam Negeri Gaza mencatat bahwa pesawat perang Israel mulai melayang ke atas Gaza setelah jeda kemanusiaan berakhir.

Bunyi tembakan dari senjata berat dan juga artileri di sebelah timur Gaza dilaporkan telah berlanjut.

Pertempuran antara tentara Israel dan faksi-faksi perlawanan Palestina di Gaza dilaporkan terjadi di utara dan Gaza tengah.

Baca juga: Qatar Ajak Israel dan Hamas Kembali Bicarakan Gencatan Senjata, Pemboman Gaza jadi Kendala

AS Peringatkan Israel, Minta Serangan Lebih Tepat Sasaran saat Perang Berlanjut di Gaza

 

 Amerika Serikat (AS) memperingatkan Israel untuk melakukan serangan yang tepat sasaran saat perang berlanjut di Gaza.

Peringatan AS itu demi menghindari semakin banyaknya warga Palestina yang harus mengungsi serta krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.

Menurut seorang pejabat AS, jika gelombang pengungsi yang terjadi di utara Gaza terjadi juga di wilayah selatan, akan menyebabkan krisis yang melampaui kemampuan jaringan kemanusiaan mana pun.

 
Ia pun menegaskan, implikasi dari kejadian tersebut akan sangat menganggu.

“Anda tidak dapat membuat skala pengungsian seperti yang terjadi di wilayah utara untuk dilakukan di selatan,” kata pejabat senior tersebut, seperti dilansir ABC News, Kamis (30/11/2023).

“Hal ini tidak boleh terjadi, yang berarti bahwa cara melakukan kampanye (serangan, red) harus dilakukan dengan sangat hati-hati, dipikirkan dengan matang untuk meminimalkan konsekuensi perpindahan yang lebih jauh dan signifikan ini,” tambahnya.

Pemerintah AS telah berulang kali menyatakan mendukung Israel "untuk membela dirinya", serta untuk menghancurkan Hamas dalam merespons serangan pada 7 Oktober.

Namun karena meningkatnya kritik terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza akibat serangan Israel, pemerintahan Presiden Joe Biden terus memberikan peringatan kepada pejabat Israel agar menata kembali operasi militer mereka.

Pernyataan terbaru dari para pejabat AS pun menandai beberapa peringatan paling keras yang pernah mereka berikan ke Israel.

Israel sendiri sebelumnya memerintahkan warga Gaza untuk meninggalkan wilayah utara, tempat mayoritas pertempuran terjadi, dan menuju selatan untuk meminimalkan korban warga sipil.

Meski pada kenyataannya serangan tetap dilakukan Israel terhadap warga sipil yang tengah mengungsi. Israel juga menyerang rumah sakit, sekolah, kamp pengungsi, masjid, gereja, dan tempat tinggal penduduk.

“Kami telah menekankan hal ini dengan bahasa yang sangat jelas kepada pemerintah Israel,” kata pejabat itu.

“Sangat penting bahwa tindakan kampanye Israel, ketika bergerak ke selatan harus dilakukan dengan cara yang tidak dirancang untuk menghasilkan dampak signifikan lebih lanjut akibat perpindahan orang,” tambahnya.

Pejabat itu juga mengatakan AS telah menjelaskan kepada Israel bahwa mereka telah memperkirakan peningkatan jumlah bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza akan terus berlanjut, bahkan ketika pertempuran kembali terjadi.

Ia pun menambahkan lonjakan bantuan tersebut tidak bergantung pada pembebasan tahanan.

 
Pejabat itu mengatakan kampanye militer Israel seharusnya tak berdampak pada jumlah bantuan yang masuk ke Gaza atau operasional rumah sakit , juga tempat penampungan pengungsi yang didukung PBB di wilayah selatan dan tengah Gaza.

Menurut pejabat tersebut, Israel tampaknya menerima permintaan AS itu.

Saat ini, gencatan senjata antara Hamas dan Israel masih berlaku dan telah memasuki hari ketujuh, yang terus ditandai dengan pertukaran tahanan.

Baca juga: Kepala SMA dan Penyuluh Agama Dilantik Sebagai Imum Mukim di Peusangan Bireuen, Ini Pesan Camat

Baca juga: VIDEO Cina Serius Tanggapi Masalah Politik dan Keamanan Timur Tengah Terutama Israel-Hamas

Baca juga: Pilih Ketua Umum Baru, HUDA Gelar Musyawarah Besar Ke IV, Dijadwalkan Dibuka Pj Gubernur Aceh

 

Kompastv: Israel Langsung Bombardir Gaza Begitu Gencatan Senjata Usai, Netanyahu Salahkan Hamas

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved