Konflik Palestina vs Israel

Israel Luncurkan Serangan Udara Besar-besaran ke Gaza, Tuduh Hamas yang Langgar Gencatan Senjata

Menurut laporan Al Jazeera, serangan Israel menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk 46 anak-anak, hanya dalam waktu 24 jam.

Editor: Amirullah
X @netanyahu
NETANYAHU - Foto ini diambil dari publikasi X Netanyahu pada Jumat (21/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Netanyahu berpidato terkait perpanjangan gencatan senjata. Benjamin Netanyahu memerintahkan militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Jalur Gaza pada Rabu (29/10/2025). 

SERAMBINEWS.COM – Gencatan senjata antara Israel dan Hamas kembali terguncang setelah pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu memerintahkan militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Jalur Gaza pada Rabu (29/10/2025).

Menurut laporan Al Jazeera, serangan tersebut menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk 46 anak-anak, hanya dalam waktu 24 jam.

Serangan udara itu menghantam berbagai wilayah di Gaza, dengan tingkat kehancuran yang digambarkan sebagai salah satu yang terparah dalam beberapa bulan terakhir.

Wilayah Rafah dan Gaza Tengah menjadi sasaran utama, di mana puluhan rumah dilaporkan rata dengan tanah akibat gempuran bom.

Tim Pertahanan Sipil Palestina berjuang mengevakuasi korban dari reruntuhan bangunan menggunakan peralatan seadanya, sementara ambulans terus berdatangan membawa korban luka ke rumah sakit yang sudah penuh sesak.

Beberapa tenda pengungsi juga turut menjadi sasaran serangan, menambah panjang daftar korban dari kalangan warga sipil yang sebelumnya sudah kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: Viral! Suci Silaban Bongkar Suami Orang Aceh Selingkuh dengan Mahasiswi Kedokteran di Medan

Baca juga: Hati-hati! Gelombang di Laut Aceh Singkil Capai 1,8 Meter, Potensi Jadi 2,1

Pembenaran Israel

Militer Israel menyatakan operasi itu dilakukan setelah mereka menuduh Hamas melanggar gencatan senjata dengan menyerahkan jenazah sandera yang salah kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

Analis forensik Israel mengidentifikasi jenazah tersebut sebagai Ofir Tzarfati, tentara yang tewas pada serangan Hamas 7 Oktober 2023.

Insiden ini memicu kemarahan sejumlah menteri sayap kanan di pemerintahan Benjamin Netanyahu, yang menolak penghentian perang.

Netanyahu kemudian memerintahkan “serangan dahsyat” ke Gaza.

Hamas membantah tuduhan itu.

Kelompok militan Gaza itu menuduh Israel “mencari-cari alasan palsu” untuk melanjutkan agresi.

Brigade Qassam, sayap militer Hamas, menyebut bahwa mereka justru telah menemukan dua jenazah sandera lain yang siap diserahkan.

Baca juga: 8 Perbedaan Anak Gen Z & Gen Alfa, dr Aisah Dahlan: Sama-Sama Melek Gawai tapi Pola Asuh Berubah

Isi Gencatan Senjata

Perjanjian gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar mulai berlaku sejak 10 Oktober 2025 kemarin.

Dalam kesepakatan itu, Hamas menyerahkan 20 sandera hidup dan 15 jenazah, sementara Israel membuka sebagian akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved