Breaking News

Media Asing: Jumlah Pengungsi Rohingya yang Melarikan Diri dari Bangladesh Tertinggi Tahun Ini

Jumlah pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Bangladesh pada tahun ini jumlahnya tertinggi dan telah melampau dari jumlah tahun 2022.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
For Serambinews.com
Seratusan pengungsi Rohingya terdampar di pPantai Batu Hitam Jurong Keuramat Gampong Ie Meulee, Sabtu (2/12/2023) 

Sebagian besar dari mereka lari dari Myanmar pada tahun 2017 karena terjadi, apa yang disebut PBB sebagai, genosida oleh militer Myanmar.

Sebagian besar dari mereka yang melarikan diri dari kamp dengan perahu mencoba menyeberangi Andaman menuju Malaysia atau Indonesia, keduanya merupakan negara mayoritas Muslim. 

Baca juga: Media Singapura Soroti Pengungsi Rohingya Terdampar di Aceh, Sebut Masih Ada 2 Kapal Lagi di Lautan

Beberapa ratus orang tewas saat mencoba berlayar dengan kapal yang penuh sesak dan tidak layak. 

“Saya yakin akan ada lebih banyak orang dalam perjalanan, tapi (jumlah) angka pastinya tidak tahu berapa,” kata Chris Lewa dari Arakan Project, sebuah kelompok yang memantau dengan cermat kapal-kapal tersebut, mengatakan kepada VOA.

“Saya memperkirakan akan ada lebih banyak lagi yang akan datang,” ujar Usman Hamid, direktur Amnesty International untuk Indonesia.

Kelompok bantuan dan advokasi, serta para pengungsi itu sendiri, menganggap peningkatan jumlah tersebut disebabkan oleh kondisi yang semakin memburuk di kamp-kamp Bangladesh.

Sehingga memudarnya harapan bahwa warga Rohingya akan dapat kembali dengan selamat ke Myanmar dalam waktu dekat.

Myanmar pada umumnya menolak kewarganegaraan Rohingya dan memicu perang saudara di seluruh negeri akibat kudeta militer pada tahun 2021. 

Sementara itu, di kamp-kamp yang tertutup di wilayah timur Bangladesh, para pengungsi mengeluhkan meningkatnya kekerasan geng, kurangnya lapangan pekerjaan dan sekolah, serta terbatasnya jatah makanan. 

Ratusan warga Rohingya kembali terdampar di tepi pantai di Kecamatan Muara Tiga (Laweung), Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, Selasa (14/11/2023) sekitar pukul 11.30 WIB.
Ratusan warga Rohingya kembali terdampar di tepi pantai di Kecamatan Muara Tiga (Laweung), Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, Selasa (14/11/2023) sekitar pukul 11.30 WIB. (FOR SERAMBINEWS.COM)

Baca juga: Alasan Pengungsi Rohingya Datang ke Indonesia, Bayar Arungi Laut, Ungkap Penjahat di Coxs Bazar

Program Pangan Dunia PBB, sumber utama bantuan pangan bagi para pengungsi, memotong nilai uang bulanan di kamp-kamp pada Juni 2023, untuk kedua kalinya tahun ini, menjadi rata-rata USD 8 per orang. 

Badan itu telah menyalahkan kurangnya dukungan para donatur.

“Semua hal ini mendorong orang-orang Rohingya untuk melakukan perjalanan laut yang berbahaya,” kata Mohammed Rezuwan Khan, seorang pengungsi Rohingya dan advokat yang tinggal di kamp-kamp.

Dia mengatakan bahwa saudara perempuan dan keponakannya melarikan diri dari kamp dengan perahu tahun lalu, menuju Indonesia, dan mereka semua tahu risikonya.

“Tetapi ketika orang-orang tidak punya pilihan lain, ketika orang tidak dapat melakukan perjalanan dengan paspor seperti orang-orang lain di dunia,”

“ketika orang-orang tidak memiliki harapan untuk kembali ke Myanmar dalam waktu dekat dalam beberapa tahun mendatang,

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved