Perang Gaza

Sosok Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas yang Berani Sebut Netanyahu Cs Orang Mati Berjalan

Para pejabat Israel mengatakan Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza dan anggota politbiro sejak 2013, adalah salah satu dalang di balik serangan 7 Oktober t

Editor: Ansari Hasyim
MAHMUD HAMS/AFP
Ketua sayap politik gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza Yahya Sinwar menghadiri rapat umum untuk mendukung masjid al-Aqsa Yerusalem di Kota Gaza pada 1 Oktober 2022. Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar dikabarkan dikepung dan terisolasi di dalam bungkernya. Pengepungan itu terjadi saat tentara Israel masuk ke Gaza. 

SERAMBINEWS.COM - Sejak tanggal 7 Oktober, ketika Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan Hamas menerobos penghalang yang dibangun Israel di sekitar Gaza, menyerbu kota-kota Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang lainnya, pemerintah Israel menargetkan satu orang: Yahya Sinwar.

Para pejabat Israel mengatakan Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza dan anggota politbiro sejak 2013, adalah salah satu dalang di balik serangan 7 Oktober tersebut, bersama dengan Mohammed Deif, komandan sayap militer Hamas, Brigade Qassam, dan Marwan Issa, wakil Deif.

Namun Sinwar nampaknya mempunyai target terbesar di belakangnya, karena Netanyahu dan pejabat Israel lainnya menyebutnya sebagai “orang mati yang berjalan”.

Penjahat yang hampir mistis

Dikutip dari Al Jazeera sosok Sinwar, juga dikenal sebagai Abu Ibrahim, memiliki banyak sekali cerita seputar dirinya, sebagian besar menambah gagasan bahwa ia adalah penjahat yang hampir mistis.

Letnan Kolonel Richard Hecht, juru bicara militer Israel, menyebut Sinwar sebagai “wajah kejahatan”.

Sementara Presiden Amerika Serikat Joe Biden menggambarkan serangan yang diduga direncanakan Sinwar sebagai “kejahatan belaka”.

Baca juga: Kisah 5 Pejuang Hamas: Mohammed Deif, Kucing 9 Nyawa dan Yehya Sinwar, Si Tukang Jagal Khan Younis

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan bahwa jika Hamas tidak dikalahkan, Eropa akan menjadi sasaran berikutnya dan tidak ada yang akan aman dan telah melakukan upaya bersama untuk menyamakan Hamas dengan ISIL (ISIS).

Pria yang digambarkan sebagai “wajah kejahatan” ini lahir pada tahun 1962 di sebuah kamp pengungsi di Khan Younis, Gaza selatan, dari sebuah keluarga yang telah diusir oleh geng Zionis selama Nakba, atau “bencana” tahun 1948.

Mereka berasal dari al -Majdal, sebuah desa Palestina dihancurkan dan dibangun untuk menciptakan kota Ashkelon di Israel.

Sebelum berusia 20 tahun, pada tahun 1982, Sinwar pertama kali ditangkap oleh otoritas Israel karena “kegiatan Islam”.

Baca juga: Sosok Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas Dilaporkan Dikepung Pasukan Israel dan Terjebak di Dalam Bungker

Pada tahun 1985, dia ditangkap lagi, dan pada masa kedua di penjara inilah dia bertemu dan menjadi dekat dengan pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin.

Sinwar tertarik pada Hamas dan, pada usia 25 tahun, ia membantu mendirikan al-Majd, organisasi keamanan internal kelompok tersebut, yang membuatnya mendapatkan reputasi tanpa kompromi dalam menangani warga Palestina yang berkolaborasi dengan Israel.

Yang menambah reputasi tersebut adalah wawancara mantan petugas Shin Bet, Micha Kobi dengan Financial Times, yang menceritakan tentang Sinwar yang membual kepadanya pada akhir tahun 1980an tentang memaksa saudara laki-laki seorang informan untuk menguburkan tersangka hidup-hidup.

Pada tahun 1988, pada usia 26 tahun, Sinwar ditangkap dan didakwa merencanakan pembunuhan dua tentara Israel dan membunuh 12 warga Palestina.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved