Perang Gaza
Ribuan Tentara Zionis 'Sakit Jiwa dan Ingin Bunuh Diri' setelah Pulang dari Perang Gaza
Hal ini menyusul laporan lain dari jaringan berita Kan bahwa lebih dari 2.000 personel militer yang terlibat dalam perang darat di Jalur Gaza mencari
Serangan udara dan darat Israel terhadap Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober telah membuat Gaza hancur dengan setengah dari stok perumahan di wilayah pesisir tersebut rusak atau hancur, dan hampir 2 juta orang mengungsi dalam enklave yang padat penduduk, di tengah kelangkaan makanan dan air bersih.
Para tentara Israel diserang bakteri luka membahayakan.
Pasalnya, bakteri-bakteri tersebut tak mempan diobati.
Para pejabat kesehatan Israel melaporkan situasi membahayakan yang menimpa pasukan Israel yang berperang melawan milisi pembebasan Palestina, Hamas di Gaza.
Situasi yang dimaksud adalah adanya infeksi yang resistan (kebal) terhadap obat pada Tentara Israel yang terluka seusai bertempur di Gaza.
Asosiasi Penyakit Menular (AID) di Israel mengatakan, beberapa patogen yang resistan terhadap obat telah ditemukan, terutama pada cedera anggota badan, termasuk strain bakteri Klebsiella dan Escherichia coli yang sangat resisten, dan jamur Aspergillus.
“Di semua rumah sakit dilaporkan bahwa tentara telah kembali dari medan perang dengan infeksi yang resisten,” kata Prof Galia Rahav, Ketua AID dilansir The Telegraph.
“Perlu dicatat kalau sebagian besar infeksi yang didiagnosis di antara tentara yang terluka juga ditemukan di Israel dari waktu ke waktu, tetapi ditemukan pada orang yang terpapar bakteri ini, dan bukan sebelumnya,” tambah Prof Galia Rahav.
Dia menambahkan: “Kontak dengan tanah dan lumpur di sana menyebabkan paparan terhadap bakteri resisten tersebut, dan juga jamur.”
Sejak awal November, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan tentang meningkatnya risiko wabah penyakit di Gaza, seiring dengan disintegrasi layanan kesehatan, sistem air dan sanitasi.
“Mengingat kondisi kehidupan dan kurangnya layanan kesehatan, lebih banyak orang yang bisa meninggal karena penyakit dibandingkan akibat pemboman,” tulis Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus bulan lalu dalam sebuah postingan di Twitter.
Awal bulan ini, terdapat laporan mengenai wabah disentri di antara tentara Israel di Jalur Gaza, dengan meningkatnya penyakit diare dan usus yang memerlukan 18 evakuasi untuk mendapatkan perawatan medis.
Wabah ini diyakini disebabkan oleh patogen menular Shigella, sementara sanitasi yang tidak memadai dan penyimpanan makanan yang buruk, yang disumbangkan oleh Israel sejak awal pertempuran di Jalur Gaza, diduga sebagai sumber penularan.
Ini bukan pertama kalinya bakteri resisten terbentuk di zona konflik, dengan infrastruktur layanan kesehatan yang hancur dan penggunaan antibiotik yang tidak terkendali mendorong bakteri resisten keluar dari medan perang.
Contoh sebelumnya adalah bakteri super Iraqibacter yang mematikan, Acinetobacter Baumannii, yang dibawa kembali ke rumah sakit AS oleh tentara terluka yang bertugas di Irak dan Afghanistan.
Iraqibacter, yang terkenal sebagai salah satu dari enam patogen paling mematikan yang resistan terhadap obat, menginfeksi luka dan menyebar melalui aliran darah.
Hal ini dapat menyebabkan sepsis, kehilangan anggota tubuh dan bahkan bisa berakibat fatal.(*)
Netanyahu Membantai di Gaza Ternyata untuk Tujuan Misi Suci Yahudi: Israel Raya, Apa Itu? |
![]() |
---|
Madonna Minta Paus ke Gaza, Selamatkan Anak-anak yang Dibantai Israel, Saya tak Tahan Melihat |
![]() |
---|
Penembak Jitu Brigade Al-Qassam Lumpuhkan Dua Tentara Penjahat Israel di Jalur Gaza |
![]() |
---|
Ketar-ketir, Israel Tolak Keputusan Australia Akui Negara Palestina Merdeka |
![]() |
---|
Israel Murka, Sekutunya Australia Dukung Negara Palestina Merdeka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.