Banjir Tamiang

Banjir di Aceh Tamiang Semakin Parah, Sekda Pimpin Rapat Darurat

Rapat diikuti sejumlah pejabat, di antaranya seluruh asisten yang berjumlah tiga orang, Kalak BPBD, Inspektur Kabupaten, Kadis Sosial dan Kadis PMKPPK

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Dok Humas
Sekda Aceh Tamiang, Asra berdiri di atas tanggul saat memantau banjir, Selasa (26/12/2023). Besarnya dampak kerusakan membuatnya berinisiatif memimpin rapat darurat bersama sejumlah pejabat di Sekdakab. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, Asra mendadak memimpin rapat darurat penanganan banjir, Selasa (26/12/2023).

Rapat yang dilangsungkan di ruang kerjanya itu untuk membahas dan mengevaluasi dampak banjir yang sudah merusak sejumlah fasilitas umum dan persawahan masyarakat.

Rapat diikuti sejumlah pejabat, di antaranya seluruh asisten yang berjumlah tiga orang, Kalak BPBD, Inspektur Kabupaten, Kadis Sosial dan Kadis PMKPPKB.

Baca juga: Banjir di Aceh Tamiang Meluas, Sebelas Kampung Sudah Terendam

“Rapat ini untuk menetapkan status bencana yang terjadi Aceh Tamiang, nantinya hasil rapat kami laporkan kepada Pj Bupati,” kata Asra.

Asra menjelaskan rapat darurat ini dilakukan usai dirinya meninjau langsung beberapa titik banjir di wilayah hulu.

Baca juga: SBY dan Aceh: Memori Kolektif Tentang Damai dan Tsunami - Bagian III

Di hari kedua banjir, dampak kerusakan sudah beralih dari wilayah hulu ke hilir.

Asra memastikan sejumlah kampung di daerah hilir sudah terendam dan terisolasi, khususnya di Kecamatan Seruway.

“Padanglanggis dan Pantaibalai sudah tenggelam total. Akses ke Kecamatan Seruway sudah putus kita harus memutar melalui Bendaraha,” kata Asra.

Kerusakan parah ini tidak terlepas dari kondisi tanggul di wilayah hilir yang rusak akibat banjir.

Dari amatannya langsung, tanggul di Pekan Seruway pecah dan tanggul beton di Sungaikuruk yang baru selesai dikerjakan tidak cukup ketinggiannya menahan luapan air sungai.

“Ternyata tanggul beton di Sungaikuruk itu rendah, lebih tinggi air, makanya meluap merendam permukiman,” ungkapnya.

Dampak kerusakan banjir ini bukan hanya menyebabkan kerugian material terhadap bangunan rumah dan pengungsi, tapi mengancam melumpuhkan perekonomian.

Dari data sementara, banjir kali ini sudah merusak sawah di Jamborambong seluas 89 hektare dan 19 hektare di Bandarpusaka.

Potensi kerusakan ini diyakini bertambah karena pendataan di wilayah hilir sedang dilakukan.

“Banjir ini memang harus ada penanganan serius, ini menyangkut perekonomia rakyat kita dan dampaknya tentu inflasi,” kata dia.

Asra mengingatkan Pemkab Aceh Tamiang tidak berwenang memperbaiki aliran sungai yang menjadi penyebab banjir musiman ini.

“Wewenangnya di Provinsi, kita tidak boleh, dan tahapannya panjang makanya kami harapkan ada kebijakan strategis agar masyarakat tidak selalu terimbas banjir,” ungkapnya.

Meski begitu Asra mengaku bersyukur karena tanggul beton di Marlempang yang selesai dikerjakan tahun ini efektif menahan air.

Kawasan Marlempang yang dulunya menjadi langganan banjir, kali ini tidak tersentuh banjir.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved