Perang Gaza

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Muncul di Tengah Publik untuk Pertama Kali, Ini Isi Pidatonya

Dengan dimulainya kembali permusuhan di Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata sementara, Yahya Sinwar, yang sangat dicari oleh pasukan Israel seja

Editor: Ansari Hasyim
MAHMUD HAMS/AFP
Ketua sayap politik gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza Yahya Sinwar menghadiri rapat umum untuk mendukung masjid al-Aqsa Yerusalem di Kota Gaza pada 1 Oktober 2022. Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar dikabarkan dikepung dan terisolasi di dalam bungkernya. Pengepungan itu terjadi saat tentara Israel masuk ke Gaza. 

SERAMBINEWS.COM - Dalam kejadian yang mengejutkan Yahya Sinwar, pemimpin Hamas yang tengah diburu Israel dan agen intelijen Mossad muncul dengan penuh kejutan di depan publik sejak serangan dimulainya serangan Banjir Al Aqsa pada 7 Okotober 2023 lalu.

Dalam pesan publiknya, Sinwar menyatakan bahwa Hamas terlibat dalam pertempuran sengit dan belum pernah terjadi sebelumnya melawan Israel.

Dengan penuh percaya diri dia menegaskan tekad mereka untuk melawan dan tidak menyerah pada kondisi pendudukan.

Baca juga: Sosok Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar Pemimpin, Selalu Lolos dari Penangkapan,Dijuluki The Walking Dead

Dengan dimulainya kembali permusuhan di Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata sementara, Yahya Sinwar, yang sangat dicari oleh pasukan Israel sejak pecahnya konflik pada tanggal 7 Oktober, telah memilih untuk membuat pernyataan publik pertamanya.

Dalam pesan yang ditujukan kepada anggota biro politik Hamas, Sinwar menekankan intensitas perjuangan yang sedang berlangsung, menyoroti kerugian besar yang dihadapi pasukan Israel.

Berikut ini poin-poin penting dari pesan Yahya Sinwar:

Perang yang Belum Pernah Ada Sebelumnya: Sinwar menggarisbawahi bahwa Hamas saat ini melancarkan perang yang ketat dan tak tertandingi melawan militer Israel.

Tidak Ada Tunduk pada Pendudukan: Dengan nada tegas, Sinwar mengumumkan bahwa Hamas sama sekali tidak akan tunduk pada kondisi pendudukan yang diberlakukan oleh Israel.

Pertimbangan Israel: Di tengah konflik, laporan di media Israel menunjukkan bahwa pemerintah Israel, yang menghadapi tantangan dalam menjamin pembebasan sandera, sedang mempertimbangkan untuk menawarkan suatu bentuk kekebalan kepada para pemimpin terkemuka Hamas, termasuk Sinwar dan Muhammad Deif.

Potensi Negosiasi: Negosiasi mungkin melibatkan relokasi para pemimpin Hamas ke negara-negara seperti Qatar dengan imbalan pembebasan sandera, menurut sumber.

Pembebasan dan Pembebasan Tahanan Secara Kemanusiaan:
Jeda kemanusiaan sementara menyebabkan pembebasan 81 warga Israel dan 240 tahanan Palestina.

Namun, Israel terus menahan ribuan warga Palestina. Konflik terus terjadi di Tepi Barat dan Yerusalem, dan ketegangan di perbatasan antara tentara Israel dan Hizbullah telah mengakibatkan korban jiwa di kedua belah pihak.

Di Gaza, 1,9 juta pengungsi Palestina menghadapi tantangan berat, kekurangan tempat tinggal, makanan, air bersih, obat-obatan, dan layanan kesehatan yang memadai.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved