Internasional
Kisah Operasi Badai Gurun, Jet Tempur MiG-25 Irak Bakar Pesawat Tempur F/A-18 Hornet AS
MiG-25, saat itu merupakan jet Soviet paling mumpuni di jajaran Angkatan Udara Irak dalam hal kemampuan tempur udara-ke-udara
“Radar saya masih memanas, dan saya berada 90km [48,6 mil] dari formasi target ketika sebuah pesawat musuh mengunci saya dengan radar. Jadi, saya melakukan manuver keras,” kata Dawoud.
Anderson sendiri segera mendapat konfirmasi dari Pesawat Komando AWACS bahwa itu adalah jet tempur musuh.
Foxbat dan Hornet berbalik ke arah satu sama lain. Saat malam sudah gelap, hanya sisa pembakaran dari kedua pesawat yang menyala di belakang mereka yang terlihat.
Ketika keduanya mencapai sisi berlawanan dari lingkaran, Dawoud meluncur dan mematikan afterburnernya untuk menjatuhkan pesawat Amerika yang berada di ekornya.
Anderson kehilangan tanda Dawoud. Namun, saat MiG-25 berbelok ke Timur, Dawoud terbang melewati wingman Anderson yang menerbangkan “AA406”.
Ternyata Dawoud juga mengalami hal serupa, ia kehilangan kontak dengan targetnya.
Ia melaporkan hal itu ke pengawas darat, yang kemudian menyarankan dia untuk berbelok ke timur dan menyerang target lain yang berjarak sekitar 40 km.
Mengikuti saran tersebut, Dawoud membelokkan MiG-25-nya ke timur dan mengunci target pada jarak 38 km.
Sasarannya adalah jet tempur F-18 "AA403" Amerika yang terbang dalam formasi eselon lebar yang dikemudikan oleh Letnan Cdr Scott “Spike” Speicher.
Scott ketika itu mendekati titik peluncurannya dan melepaskan mode autopilotnya.
Baca juga: Ranjau Hamas Tewaskan Belasan Tentara Zionis, 71 Tank Hancur Diledakkan Rudal Al Yassin 105
Dia menempatkan pesawatnya dalam penyelaman dangkal dan mengaktifkan afterburner untuk mempercepat peluncuran rudal HARM (Rudal Anti-Radiasi Berkecepatan Tinggi) pertamanya untuk menghancurkan batrei pertahanan udara atau radar darat Irak.
“Saya mengunci target pada jarak 38 km (dan pada jarak 29 km, saya menembakkan rudal R-40RD dari bawah sayap kanan saya. Saya mengunci target dengan radar saya (tidak) sampai saya menyaksikan ledakan besar di depan saya.
Saya terus mencari pesawat yang jatuh secara spiral ke tanah dengan api melalapnya,” Dawoud menceritakan pembunuhan tersebut.
Setelah dihantam rudal, pesawat F-18 Hornet langsung miring 50–60 derajat ke kanan akibat ledakan hulu ledak tinggi.
Setelah melontarkan diri, sang pilot, Speicher, meninggal dunia.
Berjarak 48 mil di selatan Qadessiya, jet tempur F-18 Hornet Amerika Serikat, jatuh.
Jet tempur andalan US Navy itu jatuh pada pagi hari tanggal 17 Januari 1991—malam pertama Operasi Badai Gurun—itu adalah korban pertama yang diderita Angkatan Laut AS dalam Perang Teluk pertama.
Baca juga: VIDEO - Sosok Mohammed Deif, Komandan Militer Hamas Tinggal di Bawah Tanah, Pimpin Badai Al Aqsa
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Duel Jet Tempur F-18 Amerika Vs MiG 25 AU Irak pada Operasi Badai Gurun, Sengatan Rudal Jadi Penentu,
Operasi Badai Gurun
jet tempur
MiG-25
F/A-18 Hornet
pesawat tempur
Irak
Amerika Serikat
Zuhair Dawoud
Rusia
Satria Kumbara Meringis Kesakitan, TNI Tegaskan Tak Lagi Bertanggung Jawab Kepada Pengkhianat Negara |
![]() |
---|
The Fed Siap Tekan Suku Bunga, Wall Street Bergairah, Trump Ngamuk Lagi? |
![]() |
---|
Korea Selatan Hujani Peluru Peringatan, Tentara Korut Kabur dari Perbatasan! |
![]() |
---|
Misteri Kematian Zara Qairina: Sidang Penentuan Pemeriksaan Digelar Hari Ini, 195 Saksi Diperiksa! |
![]() |
---|
Viral Video Zara Qairina Dimasukkan ke Mesin Cuci, Benarkah? Pengacara Bongkar Fakta Sebenarnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.