Bila Jokowi Keluar PDIP, Elektabilitas Ganjar-Mahfud dan Target Menang Hattrick Menguap Begitu Saja

Analis Politik, Ahmad Khoirul Umam mengatakan, bila Jokowi keluar dari PDIP, maka berdampak pada elektabilitas paslon Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Analis Politik menilai, bila Jokowi keluar dari PDIP maka akan berdampak pada elektabilitas paslon Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. 

Analis politik itu menjelaskan, apa yang terjadi antara PDIP dan Jokowi ini bukan sesuatu yang biasa-biasa saja.

Kalau diistilahkan dalam fiqih munakahat, menurutnya sudah jatuh pada talak tiga, sulit untuk mencari titik ruang negosiasi dan ruang kompromi pada tahap selanjutnya.

Apalagi menurutnya bila dicermati, karakter konflik yang selama ini terjadi ketika bersinggungan langsung dengan ego Ketua Umum PDIP Megawati, sering kali sifatnya saling menihilkan dan menghilangkan peran satu sama lain.

"Oleh karena itu, ruang negosiasi dan kompromi rasanya menjadi agak sulit dihadirkan dalam proses konflik yang terjadi saat ini," pungkasnya.

Megawati: Kalau Ada yang Mau Bantah Saya Datang, Jangan Saya Dibully

Sementara di kesempatan berbeda, Ketua Umum PDI-P sekaligus Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri berbicara panjang lebar tentang kondisi Bangsa Indonesia akhir-akhir ini.

Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato politiknya saat acara puncak dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 PDI-Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Dalam pidato yang disiarkan langsung di Youtube Kompastv dan Tribun Network, nada pidato Megawati sempat beberapa kali meninggi.

Terutama menyinggung tentang kehidupan rakyat dan kepemimpinan yang menurutnya mulai meninggalkan kepentingan rakyat, bahkan ada intimidasi dan kekerasan terhadap rakyat.

Dalam kesempatan itu, Megawati juga bercerita panjang lebar tentang maksud cinta Tanah Air yang ditanamkan oleh ayahnya Soekarno, kepada dirinya sejak kecil.

Ia juga bercerita saat masih kecil diajak oleh Bung Karno ke Tiongkok, dan melihat langsung bagaimana anak-anak Tiongkok diajarkan berdiri tegak lurus untuk menunjukkan cinta tanah air.

“Lalu saya dibilang komunis, saya tidak mengikut komunis, saya mengikut Pancasila. Tapi kan banyak hal yang bisa, bisa, dan bisa untuk ditiru,” ujar Megawati sembari menceritakan tentang isi surat Presiden Tiongkok Xi Jinping yang antara lain menyebutkan bahwa di Tiongkok sudah tidak ada kemiskinan sampai di tingkat desa.

Suara Megawati tiba-tiba meninggi. “Pertanyaan saya, apakah (di negara kita) sampai tingkat desa tidak ada rakyat yang masih kita sebut fakir miskin?”.

“Makanya kenapa yang menjadi tagline pada rakernas ketiga PDIP “Fakir miskin musti dipelihara oleh negara’,” ungkap Mega disambut tepuk tangan hadirin.

“Bisa apa tidak... bisa,” ujar Mega menjawab sendiri pertanyaan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved