Berita Aceh Besar
Kadinsos Aceh Inspeksi RSBM Ladong, Terharu Mendengar Bacaan Alquran Braille Anak Disabilitas
Kepala Dinas Sosial Aceh, Dr. Muslem Yacob, S.Ag, M.Pd terharu menyaksian seorang anak penyandang tunanetra melafalkan ayat-ayat suci Alquran.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Suasana haru menyergap para pejabat Dinas Sosial Aceh, saat melakukan inspeksi panti asuhan UPTD Rumah Sejahtera Beujroeh Meukarya (RSBM) di Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Selasa (9/1/2024).
Kepala Dinas Sosial Aceh, Dr. Muslem Yacob, S.Ag, M.Pd yang memimpin inspeksi, bahkan tak mampu menyembunyikan keharuannya.
Terutama saat melihat dan mendengar seorang anak penyandang tunanetra melafalkan ayat-ayat suci Alquran. Suaranya yang merdu seakan menghipnotis seisi ruangan.
Jemarinya dengan cekatan meraba-raba huruf demi huruf Alquran braille di tangannya. Penampilan remaja pria berpeci aceh ini berhasil membuat suasana inspeksi pejabat Dinsos Aceh ke UPTD RSBM di Ladong, menjadi sesuatu yang membahagiakan.
"Saya melihat kebahagiaan pada anak-anak di asrama, ini menandakan pembinaan yang diberikan oleh UPTD dan para pengasuh berjalan dengan baik. Ketika saya meminta salah satu anak untuk membaca Al-Quran Braille, saya sangat terharu mendengarnya," ucap Dr. Muslem.
Untuk diketahui, di Panti Asuhan UPTD Rumoh Sejahtera Beujroh Meukarya (RSBM) milik Dinas Sosial Aceh, terdapat puluhan anak tunanetra dari berbagai kabupaten/kota di Aceh.
Mereka mendapatkan pendidikan, pembinaan, dan diajarkan langkah-langkah beradaptasi, serta bekal keterampilan hidup mandiri saat mereka nanti dikembalikan lagi ke tengah-tengah masyarakat.
UPTD ini beralamat di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar. Selain disabilitas netra, UPTD RSBM juga menangani urusan tuna sosial.
Baca juga: Dinsos Aceh Selatan Salur Bantuan Usaha Ekonomi Produktif Untuk Perempuan Keluarga Miskin Ekstrem
Baca juga: Lansia Pembakar Kantor Dinkes dan Dinsos Aceh Timur Mengaku Korban Konflik
Para tuna sosial diberikan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas sehingga kembali mandiri setelah mengikuti pelatihan di UPTD RSBM Tuna Sosial.
Muslem Yacob mengatakan, pembinaan yang diterima anak-anak sejak tinggal di asrama RSBM terus berlanjut hingga tingkat pendidikan menengah atas.
Hal ini merupakan komitmen Pemerintah dalam memberikan pembinaan dan pendidikan yang komprehensif bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Selain pendidikan formal, peserta binaan disabilitas juga menerima pelatihan keterampilan, seperti pelatihan memijat, menyulam, dan pengembangan bakat dalam bidang musik.
"Mereka juga mahir memainkan alat musik drum dan keyboard serta ikut menyanyi meski dengan keterbatasannya. Suasana ini luar biasa dan saya yakin akan menginspirasi banyak orang jika ditampilkan di publik," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kadinsos Aceh melakukan bersilaturahmi sambil melihat berbagai fasilitas dan pelayanan yang diberikan pada anak-anak disabilitas di RSBM Ladong.
Dr. Muslem juga mengamati kualitas layanan di Gedung Liposos yang fokus pada PPKS tuna sosial. Ia tampak senang melihat hasil karya dari para peserta binaan yang dipamerkan di sana.
"Hasil jahitan baju dan mukena para peserta pelatihan bagus-bagus, serta karya yang dibuat peserta perbengkelan, termasuk rak yang terbuat dari besi juga menarik, semoga model pembelajaran ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan, agar mereka punya bekal kemandirian saat kembali ke masyarakat nanti," tutur Muslem Yacob.
Baca juga: Dinsos Bireuen Kewalahan Jelaskan Informasi Miring Menyangkut PKH, Ini Masalahannya
Ia menambahkan, kunjungan ini merupakan komitmen Dinsos Aceh untuk memastikan bahwa setiap fasilitas dan pelayanan yang disediakan sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan, serta dapat memenuhi kebutuhan para pemerlu layanan dengan baik.
Unit Pelaksana Tugas Daerah Rumoh Sejahtera Beujroeh Merukarya telah menjadi salah satu titik fokus unit pembantu Daerah milik Pemerintah Aceh dalam upaya memberikan layanan kesejahteraan sosial kepada masyarakat Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dari kalangan disabilitas, tuna susila, gelandangan dan pengemis serta permasalahan sosial lainnya di Aceh.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.