Kesehatan

Ahli Gizi Ungkap Efek Samping Makan Mi Campur Nasi, Mulai Sekarang Jangan Dibiasakan Lagi

Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB University Ali Khomsan mengatakan, mengonsumsi mi bersama nasi dapat menimbulkan

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Agus Ramadhan
YouTube Devina Hermawan
Ilustrasi - Efek Samping Makan Mie Campur Nasi, Ahli Gizi Ungkap Bahayanya, Jangan Dibiasakan Lagi 

SERAMBINEWS.COM - Apa bahaya makan mie campur nasi?

Simak penjelasan para ahli gizi berikut ini.

Mi merupakan salah satu makanan favorit di Indonesia.

Meski sering dianggap memiliki efek samping yang buruk, makanan ini tetap saja menjadi pilihan untuk dikonsumsi sebagai pengganjal perut ketika lapar atau sekadar camilan.

Disamping itu, ada pula kebiasaan masyarakat Indonesia yang mengonsumsi mi dicampur nasi.

Bahkan tak jarang, sebagian masyarakat ada yang mengganggap belum makan besar jika makan mie tak disertai dengan nasi.

Padahal, kebiasaan mencampur dua makanan itu juga sering dinilai buruk, karena merupakan sama-sama sumber karbohidrat.

Lantas, apa efek samping makan mi campur nasi?

Efek samping makan mi dicampur nasi

Dilansir dari Kompas.com, Jumat(19/1/2024), Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB University Ali Khomsan mengatakan, mengonsumsi mi bersama nasi dapat menimbulkan rasa kenyang berlebihan.

"Efek sampingnya kekenyangan karena keduanya sumber karbohidrat untuk energi tubuh," ujarnya.

Baca juga: Ini Penjelasan Ahli Gizi Menjawab Pertanyaan soal Mi Instan dan Bumbunya Mana yang Lebih tak Sehat

Ali menambahkan, membiasakan diri makan mi plus nasi juga dapat menimbulkan risiko kegemukan karena asupan didominasi karbohidrat.

Nasi putih
Nasi putih (freepik/@jcomp)

Belum lagi, risiko defisiensi unsur gizi mikro, seperti zat besi, seng, vitamin A, dan vitamin C, dapat menghambat pertumbuhan anak.

Kebiasaan mengonsumsi double carbo seperti ini pun dapat berimbas pada penyakit kronis.

"Bila muncul kegemukan karena dampak konsumsi karbo berlebihan, ada ancaman penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes," ungkap Ali.

Tidak sesuai gizi seimbang

Senada, dokter gizi komunitas Tan Shot Yen menjelaskan, makan mi campur nasi tidak sesuai dengan konsep "Isi Piringku" yang digagas Kementerian Kesehatan.

"Tidak sesuai gizi seimbang, apalagi konsep Isi Piringku," kata Tan masih dikutip dari sumber yang sama, Kompas.com, Kamis (19/1/2024),

Menurutnya, konsep Isi Piringku menggambarkan porsi sekali makan yang terdiri dari 50 persen buah dan sayuran serta 50 persen, sisanya makanan pokok dan lauk-pauk.

Baca juga: Makan Mi Instan dan Nasi Sekaligus, Ketahui Jumlah Kalori yang Dikonsumsi

Ilustrasi
Ilustrasi (Intisari online)

Menurut Kementerian Kesehatan yang dikutip dari laman resminya, Isi Piringku mengharuskan suatu makanan memenuhi:

  • 1/6 piring makan berupa buah berbagai jenis dan warna
  • 1/3 piring makan berupa berbagai jenis sayuran
  • 1/6 piring merupakan lauk-pauk protein, baik hewani maupun nabati
  • 1/3 piring berupa makanan pokok yang terdiri dari karbohidrat kompleks seperti biji-bijian dan beras, sebaiknya bukan karbohidrat simpleks, termasuk tepung dan gula.

Sementara mi, jelas dr. Tan, terbuat dari tepung atau karbohidrat rafinasi yang bukan merupakan bahan pangan utuh.

Berbeda dengan karbohidrat kompleks, makanan jenis ini lebih mudah dicerna tubuh menjadi gula, sehingga kadar glukosa darah lebih cepat naik.

Saat gula darah naik, tubuh akan segera bereaksi dengan "memerintahkan" pankreas untuk melepaskan insulin, yang membuat kadarnya cepat turun.

Kondisi tersebut, lanjut Tan, dapat menyebabkan kegemukan karena lonjakan kadar gula berlebihan.

Baca juga: Batasan Konsumsi Mi Instan: Maksimal 2 Bungkus per Pekan Menurut Ahli Gizi

Makan mi dan nasi justru lebih mudah lapar

Lebih lanjut Tan menjelaskan, hanya mengonsumsi karbo tanpa adanya sumber protein dan serat dari bahan pangan lain, justru akan meningkatkan rasa lapar.

"Mudah lapar dan mudah sakit. Ya karena tidak ada serat, protein dan lemak jadi dipecah, gula darah naik kecepatan. Gula yoyo (naik turun)," tuturnya.

Bukan hanya itu, meski tidak terjadi dalam jangka pendek, konsumsi dua sumber karbo secara bersamaan juga dapat memicu diabetes.

Tan menambahkan, terlalu sering makan kombinasi nasi dan mi pun secara tidak langsung meningkatkan risiko penyakit jantung.

"Masalah jantung bukan penyakit dadakan yang disebabkan pola makan saat itu juga. Tapi orang-orang yang makan nasi dan mi bisa saja masih belum paham soal gizi seimbang," kata dia.

Ilustrasi Mi Instan
Ilustrasi Mi Instan (Tribunnews.com)

Jika kebiasaan tak mengikuti asupan gizi seimbang terus berlanjut, menurutnya, akan membawa efek samping yang dapat merambat ke mana-mana.

"Diawali dengan gula darah yoyo, sindrom metabolik atau kegemukan, dan ujung-ujungnya masalah jantung dan pembuluh darah," ungkap Tan.

"Dan sekali lagi, kebiasaan. Orang yang doyan makan mi punya kebiasaan juga makan produk jadi lainnya. Bihun, kwetiau, aneka jenis mi lain," tandasnya.

(Serambinews.com/Yeni Hardika/Kompas.com)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved